Nadira, gadis yang harus menerima perjodohan dari kedua orang tuanya. Ia harus menerima perjodohan ini, karena perjanjian kedua orang tuanya dulu sewaktu mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah. Bagaimna nasib pernikahan tanpa cinta yang akan di jalani Nadira?? Apakah akan ada benih cinta hadir? Atau Nadira memilih mundur dari pernikahan karena perjodohan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 19
Pukul 3 sore, seperti biasa, Nadira pulang ke rumah Alby. Setelah sampai di rumah, seperti biasa, Nadira membersihkan rumah, lalu memasak dan menata hidangan di atas meja. Saat sedang menata makanan di atas meja, Alby datang. Dengan raut wajah yang sangat kacau begitu juga dengan keadaan dirinya. Nadira yang melihatnya, langsung menghampiri.
" Mas, kamu kenapa? Apa ada masalah?"
Alby hanya melihat, dan menghela nafasnya. Lalu berpamitan pada Nadira untuk masuk ke kamar nya. Walau sudah enam bulan menikah, tapi Alby dan Nadira masih berpisah kamar. Dan Nadira pun kembali ke dapur.
Pukul tujuh malam, Nadira mengetuk pintu kamar Alby. Namun tak ada jawaban, dan Nadira pun kembali, mengetuk beberapa menit kemudian. Tapi setelah menunggu hampir tiga puluh menit, dan Alby tak kunjung keluar kamar, Nadira pun memberanikan diri membuka pintu kamar Alby.
Nadira sangat terkejut, karena kamar Alby berantakan. Begitu banyak kertas berserakan dimana-mana. Begitu pun foto seorang wanita. Dia melihat Alby yang meringkuk di tempat tidur. Dahinya berkeringat. Nadira langsung memeriksa keadaan Alby. Benar saja, Alby demam tinggi. Bahkan sampai memanggil nama Syifa di dalam tidurnya. Nadira tertegun. Ada secuil rasa berdenyut di dasar hatinya.
Nadira segera kembali ke dapur, dan mengambil wadah untuk tempat air. Lalu kembali ke kamar Alby, dan mengompres dahi Alby. Sambil menunggu, Nadira pun membersihkan kamar Alby. Kertas yang ternyata rangkaian kata puisi yang di tulis Alby untuk Syifa. Begitu juga sebaliknya. Nadira memperhatikan dengan seksama, wajah dari wanita itu. Sangat cantik. Bathin Nadira.
Setelah hampir dua jam mengompres. Akhirnya Alby membuka matanya. Dirinya melihat sekeliling, Alby ingat betul, bagaimana berantakannya kamarnya saat ini. Saat Alby kebingungan, melihat kamarnya yang sudah rapi kembali, pintu kamar Alby pun terbuka. Nadira datang membawa nampan berisi bubur dan segelas air. Alby mengikuti gerak Nadira melalui pandangan matanya.
" Kamu makan dulu, Mas. "
Nadira duduk di tepi ranjang, dan menyerahkan mangkuk bubur ke Alby. Namun Alby menolak, dan menggelengkan kepalanya.
" Aku suapin ya?"
Alby melihat Nadira, dan diam. Nadira pun menyodorkan sendok berisi bubur ke arah Alby. Namun Alby lagi-lagi menolak. Nadira dengan sabar terus menyodorkan sendok yang berisi bubur. Alby yang terus menolak, akhirnya membuka mulut, dan memakan setiap suapan yang di sodorkan oleh Nadira. Tanpa terasa bubur yang ada di mangkuk pun habis. Nadira pun bergegas membawa mangkuk serta gelas untuk di cuci di dapur.
" Terima kasih. "
Alby berkata ketika Nadira akan keluar dari kamarnya. Dan Nadira pun hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Di dapur Nadira membersihkan peralatan dan piring yang di gunakan saat dirinya membuatkan bubur Alby. Sekejap saja, dapur kembali rapi dan Nadira pun kembali ke kamar Alby, sambil membawa obat untuk menurunkan demam mendera Alby.
Tapi Nadira terkejut, saat membuka pintu kamar Alby. Alby sedang bersiap-siap untuk pergi. Alby sedang memakai jaket dan tergesa-gesa menyambar kunci mobilnya.
" Mas, kamu mau kemana? "
" Aku harus menemukan Syifa. Orang kepercayaan ku menemukan keberadaannya. "
Degh...hati Nadira berdenyut, saat Alby akan mencari Syifa. Tapi Nadira kembali sadar, bahwasannya di hati Alby hanya ada Syifa.
" Kamu hati-hati ya, Mas."
Nadira berkata dengan mata yang berkaca-kaca. Dan untuk pertama kali, Alby tersenyum menatap Nadira. Alby merasa bahwa Nadira mendukung keinginannya.
salam kenal yah 🙏 🌹