NovelToon NovelToon
Dmyth: Kembalinya Hantu Dari Hutan Terlarang.

Dmyth: Kembalinya Hantu Dari Hutan Terlarang.

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Menjadi NPC / Hari Kiamat / Evolusi dan Mutasi
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: orpmy

Jo Wira, pemuda yang dikenal karena perburuan darahnya terhadap mereka yang bertanggung jawab atas kematian orang tuanya, kini hidup terisolasi di hutan ini, jauh dari dunia yang mengenalnya sebagai buronan internasional. Namun, kedamaian yang ia cari di tempat terpencil ini mulai goyah ketika ancaman baru datang dari kegelapan.

{Peringatan! Novel dewasa, pembaca di bawah umur disarankan untuk menjauh}

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon orpmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penaklukan

{Perhatian! terdapat adegan dewasa di chapter ini, mohon sikapi dengan bijak}

_____________________________________________

Harpy itu berpikir sejenak, mencari tempat yang pantas untuk perundingan. Sarang mereka tak lebih dari goa kelelawar yang dipenuhi kotoran dan bau menyengat. Hanya ada satu tempat yang layak, kamar sang ratu.

“Tuan manusia...” suaranya ragu.

“Panggil aku Wira,” potong Wira.

“Baik, Tuan Wira. Tolong ikuti saya. Kita akan berbicara di kamar ratu.”

Sebelum beranjak, Wira mengambil kristal dari jantung Ratu Harpy dan menyerahkannya pada Malika, macan kumbang berwajah Orc itu terlihat senang melihat kristal ratu Harpy lalu memakannya tanpa ragu, Malika kemudian berbaring untuk memulai proses evolusi.

“Kinta, Sumba,” perintah Wira pada dua temannya, “jaga Malika.” Kinta menggonggong singkat, sementara Sumba ikut tiduran di samping Malika.

Wira lalu menoleh pada Konjing, Kobold tua yang datang datang bersamanya untuk mencari putranya. “Konjing, cari putramu dengan bantuan para Harpy.”

Konjing berteriak karena terkejut, dia masih ketakutan karena mengalami World of Terror sebelumnya. Namu dia segera mengangguk dan segera mencari putranya dibantu oleh Harpy yang sedang merencanakan sesuatu.

Setelah memastikan semuanya terkendali, Wira melangkah mengikuti Harpy berbulu oranye menuju bagian goa yang lebih dalam.

***

Ketika Wira sampai di kamar Ratu Harpy, dia segera mengatakan rencananya yang ingin membawa semua Harpy bersamanya ke Dungeon dan membuat sarang baru di sana.

Tujuan Wira yang ingin menjadikan koloni Harpy sebagai penduduk baru Dungeon sudah jelas, yaitu untuk menambah jumlah populasi Dungeon agar meningkatkan jumlah Dungeon poin.

"Aku akan membantu kalian membuat sarang baru di dana." Ucapnya, namun permintaan itu tentunya ditolak oleh Harpy oranye karena merasa sarang mereka saat ini sudah sangat nyaman dan aman.

Wira tertawa terbahak-bahak mendengar penolakan itu. Dia biasa saja memberikan beragam alasan seperti persediaan makanan yang lebih melimpah dan persediaan pejantan yang selalu tercukupi untuk para Harpy.

Tetapi Wira sadar jika percuma menjelaskan semua itu pada wanita burung di depannya.

"Kalian hanya paatuh pada yang lebih kuat bukan?" Tanya Wira mendekati Harpy oranye.

"I... iya... Itu benar." Harpy merasa gugup saat Wira semakin mendekat.

"Jadi menurut mu, dominasi yang aku lakukan dengan membunuh ratu Harpy, dan kekuatan World of Terror masih belum cukup membuatmu takut padaku?" Wira berhenti di depan Harpy, keduanya begitu dekat hingga hidung keduanya bersentuhan.

"Bu... Bukan itu yang saya maksud... Tapi..." Wanita burung yang panik segera memalingkan wajahnya. Tanpa basa-basi Wira segera memeluk pinggul Harpy,, memapahnya menuju tempat tidur.

"Huaaah... Apa yang anda lakukan," panik berteriak panik.

Wira melempar senyuman, "Aku hanya ingin menunjukkan padamu kekuatanku yang lain." Wira melepaskan bajunya, memperlihatkan tubuh berotot yang sangat mengagumkan.

Harpy terkesima melihat betapa sempurnanya tubuh manusia di depannya, dan yang lebih menarik perhatiannya adalah senjata yang akan Wira gunakan untuk menghukumnya.

Harpy telah merasakan senjata milik banyak ras lain, namun dia tidak pernah melihat yang seperti ini. 'Aku menginginkannya' batin Harpy yang hanya diam saja saat Wira sudah ada ada atasnya.

Wira menyentuh pipi Harpy dengan lembut, "Aku akan menunjukkan padamu, kekuatan yang sesungguhnya." Ucapnya seraya membuka lebar kaki Harpy.

Wajah Harpy melengkung, matanya terus terbuka lalu tertutup bergantian. Dia berusaha keras untuk tidak berteriak saat sesuatu yang besar mulai masuk ke dalam dirinya. Namun pada akhirnya suaranya pecah begitu Wira dengan tanpa ampun menyudutkannya.

Itu adalah sebuah dominasi yang nyata, Harpy tidak memiliki kesempatan sedikitpun untuk memberikan perlawanan. Dia terus menari-nari di atas telapak Wira, hingga akhirnya Harpy mencapai batasnya dan melampauinya. Tetapi bahkan ketika dalam proses evolusi, Wira masih mendorongnya tanpa ampun.

Dari belakang Wira berbisik, "Tahlira, itu nama yang aku berikan padamu. Nama yang berarti 'Suara kegembiraan yang indah'." Mata Harpy terbuka lebar, senyum kepuasan merekah di bibirnya. Keduanya berciuman dan melanjutkan demonstrasi kekuatan selalu beberapa jam ke depan.

***

Setelah beberapa jam berlalu, suasana kamar Ratu Harpy terasa lebih tenang. Cahaya redup dari kristal yang tertanam di dinding goa memantulkan siluet dua tubuh yang terbaring lelah. Tahlira berbaring di sisi Wira, napasnya mulai stabil meski sisa-sisa kelelahan masih jelas terlihat di wajahnya.

Wira menatap langit-langit goa, pikirannya melayang. 'Sudah berapa lama sejak aku bisa menikmati momen seperti ini? Sejak tinggal di Hutan Semaraksa, aku hidup seorang diri bersama peliharaanku. Aku sudah terlalu lama membuang waktuku dalam pengasingan, sehingga tidak bisa menikmati hidup seperti yang seharusnya' Wira begitu dalam memikirkan tahun-tahun yang dia lalu di dalam hutan.

"Tapi, itu tidak sepenuhnya buruk." Gumamnya.

Dia menoleh ke samping, memandangi Tahlira yang tertidur di sisinya. 'Tapi begitu aku melakukannya lagi, pasanganku justru seekor monster', pikirnya sambil tersenyum tipis. Wira duduk dan mulai mengenakan kembali pakaiannya. Suara pergerakannya membuat Tahlira perlahan membuka mata.

“Mmmh... Master?” panggilnya dengan suara manja, matanya masih setengah terpejam.

Wira menoleh dan tersenyum. “Lira, aku akan keluar untuk melihat temanku yang sedang berevolusi dan mencari makanan. Kau beristirahatlah dulu. Aku yakin kau masih lelah setelah berevolusi di tengah... permainan kita.”

Wajah Tahlira seketika memerah. “B-baik, Master. Aku akan beristirahat agar bisa mempersiapkan pemindahan sarang.” Wira mengangguk dan berjalan menuju pintu. Namun, sebelum ia pergi, suara lembut Tahlira kembali memanggilnya.

“Master...” Ia menggigit bibirnya malu-malu. “Terima kasih untuk tadi malam. Berkat Master, aku bisa berevolusi.” Pipi Tahlira memerah semakin dalam. Wira hanya tersenyum kecil dan mengangguk sebagai jawaban sebelum akhirnya meninggalkan kamar.

Tahlira menatap pintu tempat Wira menghilang dari pandangannya. Senyum puas merekah di wajahnya saat ia kembali membaringkan tubuhnya di kasur jerami yang masih basah. “Ini adalah malam terbaik yang pernah aku rasakan,” bisiknya pelan sebelum menutup mata dan membiarkan dirinya terlelap kembali.

Saat Wira kembali ke tempat di mana Malika berevolusi, dia dikejutkan dengan cahaya terang memenuhi seluruh sudut goa, menyilaukan mata siapa pun yang melihatnya.

“Sepertinya aku tiba tepat waktu,” gumamnya menyadari bahwa cahaya itu adalah bagian dari proses transformasi yang menandai evolusi Malika telah berakhir.

Sekelompok Harpy dan para penambang berkumpul di sekitar, menahan napas seakan menunggu momen yang dinantikan. Perlahan, cahaya itu mulai meredup, dan semua mata tertuju pada sosok yang muncul dari tengah sinar.

Ketika siluet itu akhirnya terlihat jelas, semua orang, termasuk Wira, tertegun. Malika telah berevolusi menjadi bentuk yang jauh lebih kuat dan elegan.

Sesosok humanoid berbadan macan dengan kulit merah muda bercahaya, sepasang sayap kuat membentang di punggungnya, dan wajah yang memancarkan kecantikan sekaligus keanggunan predator.

“Malika, selamat atas evolusimu, kawan,” ucap Wira sambil melangkah mendekat.

Malika, meski dengan penampilan barunya yang memukau, tetap menunjukkan kesetiaannya. Ia menundukkan kepala, meminta Wira mengelus kepalanya seperti biasa.

Wira tersenyum dan mengusap kepalan Malika dengan penuh perhatian. Namun, ketika jari-jarinya menyentuh bulu lembut yang menyelimuti wajah barun Malika, bayangan tentang semalam bersama Tahlira melintas di benaknya.

Untuk mengalihkan pikiran, Wira berseru lantang, “Kita akan mengadakan pesta untuk kemenangan, penyatuan dan evolusi!”

Sorakan meriah langsung memenuhi goa. Kegembiraan menyebar secepat api, Harpy para penambang bersiul penuh semangat sedangkan Harpy tampak kebingungan. Suasana tegang yang tadi mendominasi kini berganti dengan euforia kemenangan.

Namun, di tengah keriuhan itu, Wira teringat sesuatu. Dia memandang sekeliling, mencari sosok Konjing. Namun dia tidak menemukannya.

“Di mana Konjing?” tanyanya pada seorang penambang bersenjata.

Wajah penambang itu serius membuat Wira merasa ada sesuatu yang aneh. “Konjing dan putranya, Konlot, terjebak di dalam sel bawah tanah. Mereka sedang diperas oleh para Harpy.”

"Oh..." Balas Wira datar, seakan tahu apa yang sebenarnya terjadi. Wira pun membiarkan hal itu, tapi tetap memberikan batas agar kenikmatan tidak membunuh siapapun.

1
Dwi Iraa
aku suka kalau wira udah serius. d tunggu bantai²nya👍👍 lanjut thor
Dwi Iraa
wah apakah ini akan ada adegan ranjang ama bibinya kok aku nyesal baca nya ya🤭
Dwi Iraa
ini baru wira tidak naif dan gampang rendah hati pada musuh apalagi orang yang tidak tau siapa tuannya
Dwi Iraa
bersih² di perusahaan kayaknya ini. ayo wira bantai aja yang ga bisa liat kedudukan seorang penguasa
Dwi Iraa
ingat itu sepupu bukan budak atau selirmu di dungeon😂😂😂
Dwi Iraa
lanjut thor gantung amat
Dwi Iraa
lagi thor aku makin suka novel ini. jangan tamat dulu belum kelar kayakya
Dwi Iraa
mantap hadiahnya langsung dengan panduannya
Dwi Iraa
siapakah dia? wanita yang katanya baru masuk. lanjut thor semangat
Dwi Iraa
nice bantai² aja
Dwi Iraa
wah minta jatah nihh🤭😂😂
Dwi Iraa
nice👍👍
Dwi Iraa
ciptaan baru
Orpmy
Welcome all
Dwi Iraa
lanjut thor.. makin kesini makin bantai²
Dwi Iraa
ok lanjut thor semangat
Dwi Iraa
bantai aja hahaha. sayang sekali wira ga ikutan padahal bisa jadi ramai pembantaian ini
Orpmy: Tugas Wira menjaga para betina yang ditinggal di Dungeon, /CoolGuy/
total 1 replies
Dwi Iraa
meski hanya satu chapter perhari asal ada updatenya. semangat thor untuk tahun barunya.
Dwi Iraa
akhirnya bisa baca lagi.. tetap semangat thor. tetap jaga kesehatan
Dwi Iraa: aku jarang koment thor. tapi tetap baca plus like.
Orpmy: akhirnya ada yang komen /Sob/
total 2 replies
Dwi Iraa
kebayang kan makan koki sendiri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!