Untuk menyembunyikan aib kakaknya. Alora terjebak hubungan dengan cowok misterius yang dijuluki si buruk rupa di sekolahnya
Siapa sangka dari hubungan tidak terduga itu timbul benih cinta, yakin cowok tersebut buruk rupa? Tetapi kenapa Alora sampai menyukainya, bahkan memberi cinta utuh untuknya, atau ada alasan dibalik julukan buruk rupa itu?
Cerita ini mengandung adegan sedikit kelewatan ya? haha.. menceritakan kenakalan remaja yang pernah hidup di negara luar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alora Cegil
Alora mengambil bekal yang tadi diberikan Sean untuknya sarapan, sudut bibirnya tertarik ke atas melihat makanan yang terlihat enak. Ia jadi teringat jika sekarang sudah berteman dengan Nila. Mungkin Nila memberikan nya sebagai tanda pertemanan mereka.
"Ra, kantin yuk," ajak Jesi.
Entah kenapa Alora melihat Jesi hari ini sedikit berbeda, tidak seperti kemarin-kemarin dimana Jesi tidak begitu semangat karena kandasnya hubungan dengan James.
"Lo bawa bekal?" tanya Jesi melihat bekal yang sudah dikeluarkan Alora.
Gadis itu tersenyum tipis. "Gue dikasih kak Nila," balas Alora. Kening Jesi berkerut, ia tidak tahu siapa Nila, setahunya Alora tidak punya saudara jauh yang bernama Nila.
"Nila?" tanya nya.
Alora mengangguk masih dengan senyumnya. "Temen baru gue," balas Alora sekenanya.
Jesi hanya mengangguk saja. Mungkin tetangga baru Alora yang kini sudah menjadi teman nya.
"Ya udah kita ke kantin ya Ra? Kalau lo berubah pikiran, lo nyusul aja," jelas Karina yang baru muncul.
Sedari tadi gadis itu sibuk di bangkunya. Membalas pesan Haikal yang menyuruhnya menghampiri di kelas. Haikal masih mengerjakan tugas yang harus dikumpulkan setelah istirahat, tinggal beberapa lagi memang selesai, tetapi cowok lemah gemulai itu tetap ingin menyelesaikan nya sekarang juga.
Setelah kepergian teman-teman nya. Alora mulai bersiap untuk memakan nya. Ia semakin tersenyum saat tahu jika Nila tidak hanya memberinya bekal makanan, tetapi juga minuman untuknya.
"Ahhh... Pengertian banget sih kak Nila, pantes aja Sean maunya diurus kakak," gumam Alora mulai menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
Satu suapan pertama berhasil membuatnya ingin terus memakan nya. Nila sangat pintar memasak, dan Alora suka, bahkan bisa dikatakan masakan Nila dan Aluna sedikit berbeda dalam segi rasa, mungkin juga karena bahan yang digunakan untuk masak berbeda. Sudah pasti meski jenis makanan sama-sama daging, bisa saja Nila membeli daging terbaik, menginga ia memasak untuk tuan muda Sean.
Alora jadi teringat dengan kejadian tadi pagi. Dimana Sean tiba-tiba muncul di rumahnya, Alora menggeleng, ia kembali menyuapkan makanan itu ke dalam mulutnya. Menikmati setiap gigitan yang terasa nikmat.
"Lo nggak sarapan tadi?"
Alora mendongak, matanya melebar melihat orang yang tiba-tiba muncul di hadapan nya.
Dengan mulut penuh makanan, Alora mencoba untuk tetap mengunyah dan menelan nya, hingga makanan sudah habis Alora baru bisa berkata.
"Sean," panggilnya.
"Ck," decak Sean melihat wajah kaget Alora.
"Ngapain ke sini?" tanya Alora bingung.
"Temui lo," balas Sean enteng.
Alora mendesah. Sudah pasti jawaban Sean selalu saja membuatnya kehilangan kesabaran, entah kenapa semakin Alora mengenal Sean semakin ia paham jika cowok itu ternyata sedikit menyebalkan.
"Maksud gue ngapain lo temui gue?"
"Kangen maybe."
Lagi-lagi jawaban Sean selalu diluar dugaan, Alora menghela napas kasar. Pipinya semakin merah, beruntung ia tidak tersedak makanan nya tadi.
Tiba-tiba saja Sean duduk di sebelahnya. Alora seketika mendelik, namun ia juga tidak berniat mengusir, karena pasti akan percuma saja. Jadi lebih baik Alora biarkan.
Sudah dikatakan bukan jika apa yang Sean lakukan itu selalu dadakan atau secara tiba-tiba, Alora masih kaget namun ia akan terbiasa mungkin seiring berjalan nya waktu. Asal jangan tiba-tiba Sean masuk ke kamarnya saja tengah malam. Alora tidak akan sanggup, ia malu karena ketika ia sedang tidur, wajahnya seakan berkurang kecantikan nya. Bukan berati Alora merasa cantik, tapi lebih tidak enak dipandang ketika sedang dalam keadaan tidur. Entah itu kutukan apa semua wanita memang mengalaminya. Tetapi Jesi atau pun Karina tidak. Wajah mereka tetap cantik meski dalam keadaan tidur.
"Lo nggak makan?" tanya Alora tidak berniat menawari makanan miliknya.
"Gue kenyang dengan liat lo," balas Sean singkat.
Tetapi efeknya tidak main-main, pipi Alora semakin merona dengan sendirinya, jawaban-jawaban sederhana Sean yang berhasil membuat jantungnya berdegup dengan tidak normal.
Alora mengangguk. Lalu kembali memasukan makanan nya. Biarkan saja apa yang ingin Sean lakukan, toh, ia tidak meminta cowok itu untuk datang bukan. Meski sebenarnya ada perasaan aneh ketika Sean terus menatapnya dengan jarak cukup dekat seperti sekarang.
"Lo bisa ngga? Jangan liatin gue gitu?"
"Why? lo malu? Atau grogi?" tanya Sean telak.
Alora menelan ludahnya kasar. Dua-duanya memang benar, selain malu dan grogi Alora juga merasa gugup bukan main. Mana ada cewek biasa saja ketika sedang makan terus dilihat oleh cowok tampan. Apa lagi setampan Sean.
Sial, pikiran Alora mulai kemana-mana, bau parfum Sean selalu berhasil membuatnya ling-lung.
"Geseran dikit dong," protes Alora.
Sean menurut, ia geser untuk memberi ruang Alora, namun setelahnya kembali bergeser mendekat, membuat Alora mendelik kesal ke arahnya.
Melihat wajah galak Alora membuat Sean terkekeh. Ia sangat suka menjahili Alora yang mudah sekali berubah mood nya. Bahkan mungkin jika Sean bersikap romantis wajah galak Alora seketika akan berubah menjadi jinak.
"Lo tahu kakak lo bilang apa ke gue tadi?" ujar Sean seketika membuat Alora menggeleng dengan rasa penasaran.
Namun Alora mencoba bersikap biasa dan tenang. Meski jiwa penasaran nya mulai menggrogoti.
"Bilang apa memangnya?" tanya Alora melirik Sean.
"Gue cowok terganteng yang pernah kakak lo lihat," ujar Sean berhasil membuat Alora ternganga.
Tidak menyangka saja Sean akan mengatakan itu secara gamblang. Tetapi lebih tidak menyangka lagi Aluna mengatakan itu untuk cowok di sampingnya ini. Meski itu kenyataan juga untuk Alora, tetapi bukan berati harus diungkapkan bukan? Bisa besar kepala nanti Sean. Lihat saja sekarang senyum di wajahnya, terlihat sangat menyebalkan, namun juga terlihat sangat tampan. Sial, Alora sendiri tidak menampik wajah rupawan di samping nya sekarang yang membuat Aluna terlalu jujur.
"Dan gue yakin, apa yang dikatakan kakak lo berlaku juga buat lo," ujar Sean dengan senyum menyebalkan nya. Tetapi sekali lagi, selalu tampan dan sangat tampan malah.
Mampus, Alora tidak bisa berkata-kata. Ia memandangi wajah Sean dengan perasaan yang tidak bisa diungkapkan. Kata-kata Sean memang sangat menyebalkan dan patut untuk dibalas. Tetapi disuguhkan senyuman itu juga membuat Alora tidak bisa protes. Alih-alih protes untuk membela diri Alora justru terpana.
Sialan memang, matanya tahu saja cowok tampan sampai tidak mau berkedip, membuat hatinya terasa diobrak-abrik. Yang harusnya ia menyangkal untuk membela diri kini malah memasang wajah terpikat akan pesona Sean. Sama halnya dengan gadis-gadis lain nya ketika melihat Sean.
"Lain kali kita ketemu di atap saja. Di sana lebih sepi," bisik Sean sengaja menggoda Alora.
Entah untuk keberapa kalinya pipi Alora kembali bersemu, namun semua tidak berlangsung lama, Alora tersadar dan terkejut melihat beberapa murid ternyata sudah berdiri di ambang pintu menatap ke arahnya dan ke arah Sean yang sudah akan keluar.
Alora sampai tidak sadar jika ternyata sudah masuk. Waktunya terasa singkat ketika ia bersama dengan Sean.
"Cie-cie," goda beberapa murid sekelasnya.
Tentunya setelah Sean benar-benar sudah pergi dan tidak terlihat lagi. Tetapi ada beberapa yang menatap Alora tidak suka. Meski begitu Alora tidak peduli, ia dengan sengaja malah mengibaskan rambutnya dengan wajah yang terlihat sangat menyebalkan di mata beberapa murid yang tidak menyukainya, tetapi peduli apa, ia dengan sengaja melakukan nya. Kesal saja melihat tatapan tidak suka dari mereka. Toh, Alora tidak pernah mencari masalah dengan mereka.
'Anjir, udah kek cegil gue' ujarnya dalam hati.
Jika Sean melihat aksi Alora baru saja, sudah pasti ia akan bertambah gemas. Wajah menyebalkan Alora dan aksinya di mata Sean bisa saja menggoda. Cowok itu selalu melihat Alora dengan caranya, cara yang berbeda.
up up kk
Cuss biar bs lgsg halal biar ga nakal trs😁😁🤣🤣