Istri Yang Dingin
"Besok, ikut Daddy. Kamu harus bisa menarik perhatian Tuan Digan. Jadilah istrinya, itu akan sangat menguntungkan perusahaan kita." Seorang lelaki paruh baya menatap gadis cantik yang masih menunduk lesu. Saat ini mereka berada di ruang tamu. Tengah membahas beberapa hal penting.
"Kamu dengar?"
Gadis itu mengangkat kepalanya, menatap lelaki yang akrab ia sapa dengan sebutan Daddy.
"Dad...." gadis itu hendak protes, namun langsung dibantah oleh sang Daddy.
"Jangan bersikap bodoh, Sweet. Daddy tidak mau mendengar alasan apa pun! Buktikan jika kamu benar-benar anak Daddy," sergah lelaki paruh baya itu penuh penekanan.
Setelah menyangkal penolakan anak gadisnya, lelaki itu pun langsung pergi. Membiarkan anak gadisnya terdiam membisu. Merenungkan semua perkataannya.
"Apa yang harus aku lakukan?" Gadis itu memijat keningnya dengan lembut. Ia benar-benar tidak sanggup jika mengikuti segala keinginan sang Daddy. Sejak kecil, ia tidak pernah mendapatkan kebebasan. Seolah sebuah rantai terus membelenggu dirinya. Menekan hidupnya hingga ke dasar jurang.
Sweet Alexsandra, namanya tak semanis kehidupannya. Seorang gadis manis yang selalu mendapatkan kehidupan yang pahit sejak kecil. Gadis berdarah kental sunda itu dibesarkan di sebuah Negara maju, yaitu Jerman. Sejak usia 8 tahun, Ia diadopsi oleh pasangan turis. Jeremy Santonio dan Charlote Santonio. Bahkan nama Sweet sendiri adalah pemberian dari orang tua angkatnya.
Sweet hanya tahu jika kehidupan orang tua kandungnya sangat memprihatinkan. Bahkan untuk menyantap sesuap nasi saja begitu sukar. Bahkan tidak jarang ia merasakan puasa sejak dini. Oleh karena itu, ia tidak menyalahkan orang tuanya, yang merelakan anak perempuan satu-satunya diambil orang luar. Karena ia selalu berpikir, semua itu untuk kebaikan dirinya. Meski perasaan tak rela terus menyelimuti hatinya. Harus meninggalkan tempat kelahiran dan dibesarkan oleh orang asing.
Kehidupan Sweet di Negara asing terbilang mewah. Bahkan tidak pernah lagi ia rasakan hidup susah. Semua kebutuhannya terpenuhi dengan baik. Namun, dibalik itu semua. Ia tidak pernah mendapatkan sebuah kebebasan dan rasa kasih sayang. Hidupnya ada di bawah kendali sang Ayah angkat. Lelaki yang penuh dengan ambisi. Semua yang lelaki itu inginkan, maka harus selalu terpenuhi. Dan Sweet lah yang selalu menjadi korban sifat ambisi Ayahnya.
Setiap hari, Sweet selalu kesepian. Kedua orang tuanya terlalu sibuk dalam urusan dunia. Ia mengakui, jika kekayaan tidak akan bisa membeli sebuah kasih sayang dan kebahagiaan. Tidak heran, jika gadis itu tumbuh dewasa dan selalu bersikap dingin. Akan tetapi, dibalik semua itu terdapat sifat hangat dan manja dalam dirinya. Sifat itu hanya ia tunjukkan kepada seseorang yang dekat dengannya. Yaitu suster Lyla. Seorang wanita paruh baya yang menjaga Sweet sejak kecil.
Kini usianya hampir menginjak 23 tahun. Namun, tubuhnya yang mungil membuat orang selalu salah paham padanya. Banyak yang mengira, bahwa dirinya adalah seorang pelajar. Padahal, Sweet sendiri sudah menyelesaikan pendidikan magister dalam jangka waktu yang singkat.
"Sweet, waktunya untuk salat." Sweet sangat terkejut saat seseorang memegang pundaknya. Ia menoleh dan mendapatkan sosok peneduh, dikala hatinya gundah. Perasaannya menghangat seketika.
"Terima kasih, Lyla." Ucap Sweet berterima kasih karena wanita paruh baya itu mengingatkannya. Sejak kecil, wanita itu memang sudah terbiasa menjadi jam pengingat untuk Sweet.
Sejak awal Sweet memutuskan untuk tetap memeluk Agama Islam. Agama yang dititipkan oleh orang tua kandungnya. Sweet tidak ingin mengubah keyakinan itu. Ia terlahir dari pasangan muslim, itu artinya agama yang ia miliki adalah yang paling benar. Begitulah yang tertanam dalam benak Sweet. Namun, ia sangat menghormati agama kedua orang tua angkatnya. Termasuk suster Lyla.
Setelah menata hatinya. Sweet langsung bergegas menuju kamar. Untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslimah.
Lima belas menit lamanya, ia bersimpuh mesra pada Sang Maha Kuasa. Mengadu dan meminta solusi pada-Nya. Berharap semua penderitaan ini cepat usai, lalu berganti dengan kebahagiaan.
Setelah itu, Sweet duduk dibibir ranjang. Tangan mungil itu meraih sebuah album masa kecilnya. Menatap foto kedua orang tuanya begitu dalam.
"Buk, Pak, Ana rindu kalian?" gumamnya seraya mengusap foto itu dengan lembut. Lalu membawanya dalam pelukan.
"Tapi, aku sangat takut. Takut jika kita tidak akan pernah bertemu lagi. Ana berharap, semoga Ibu dan Bapak sehat selalu."
Sweet menangis dalam kesunyian. Lima belas tahun, ia tidak pernah lagi bertemu orang tua kandungnya secara langsung. Bohong jika Sweet tidak merindukan tanah kelahirannya. Namun, ia tidak bisa berbuat apa pun. Di sisi lain, orang tua angkatnya juga sangat berjasa. Ia sangat berhutang budi pada mereka. Bagaimana pun mereka membesarkan Sweet hingga menjadi gadis cantik dan berpendidikan seperti sekarang. Jadi tidak memungkinkan dirinya pergi. Begitu banyak yang belum ia lakukan untuk membalas semua itu.
***
Munich International Airport
Announcement memenuhi setiap penjuru bandara. Pesawat dari Indonesia kini sudah mendarat degan sempurna dan tanpa kendala.
Dari pintu keluar, terlihat seorang lelaki berpakaian kasual berjalan dengan penuh karisma. Ditemani oleh dua wanita cantik yang berjalan di belakangnya.
"Kalian duluan, ada sesuatu yang harus aku urus. Di depan sudah ada mobil jemputan," ujar lelaki itu yang langsung bergegas pergi. Kedua wanita itu seakan mengerti dan langsung memilih jalan yang bersebrangan dengan arah langkah lelaki itu.
Alexander Digantara. Seorang lelaki berparas tampan, meski kini usianya sudah memasuki kepala empat. Jiwa muda dalam dirinya masih bergelora. Sehingga begitu banyak orang yang segan padanya.
Lelaki yang kerap di sapa Alex itu berjalan menuju suatu tempat. Dengan kacamata hitam yang bertengger indah di hidung bangirnya, membuat pesonanya semakin terpancar. Lelaki itu memiliki darah campuran, Indonesia dan Jerman. Seorang pimpinan perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif dan perhotelan.
Brak!
Alex sangat terkejut, saat seorang wanita tidak sengaja menyenggol dirinya. Dan menyebabkan wanita itu terjatuh di lantai. Alex sedikit berjongkok untuk menolong sang wanita. Namun, saat wanita itu mengangkat wajahnya. Alex tehipnotis, tatapan mata coklat yang menusuk tajam itu berhasil menembus jantungnya.
Tersadar, Alex pun langsung membantu wanita itu berdiri. "Kau tidak apa-apa?" tanya Alex. Wanita itu langsung menggeleng. Ia terlihat ketakutan saat melihat wajah Alex.
"Sorry," ucap wanita itu yang langsung bergegas pergi. Alex sangat terkejut dan merasa aneh dengan sikap wanita itu. Ia hanya mampu menatap punggung sang wanita yang mulai menjauh.
"Aneh," ujarnya. Lalu ia pun langsung beranjak pergi. Karena harus segera menemui seseorang, untuk menyelesaikan masalah bisnis yang tengah ia geluti.
"Tuan, silakan masuk." Seorang lelaki berpakaian formal mempersilahkan Alex untuk masuk ke sebuah ruangan khusus. Sebuah ruangan yang disediakan bandara untuk pertemuan penting.
Saat memasuki ruangan, dua orang lelaki paruh baya menyambutnya dengan hormat. Alex menarik kursi, duduk di sana sambil menatap keduanya secara bergantian.
Alex bisa membaca, jika kedua lelaki itu penuh dengan muslihat yang terselubung. Namun, ia bersikap seolah tak mengetahui apa pun.
"Tuan Digan, bagaimana kabar Anda?"
"Seperti yang anda lihat, Tuan Santonio." Sahut Alex tersenyum samar.
"Langsung saja pada intinya," tegas Alex seraya menatap kedua lelaki dihadapannya. Senyuman tadi pun berubah menjadi tatapan serius. Membuat kedua lelaki itu merasa waswas.
"Baiklah, saya tidak akan bertele-tele. Saya akan langsung mengutarakan maksud pertemuan kita kali ini. Bahawa saya ingin mengajukan kembali kerja sama antara perusahaan kita yang sempat tertunda. Juga memperkenalkan Anda dengan putri saya, Sweet Alexsandra."
Alex tampak mengerutkan dahi. Memajukan tubuhnya sambil menopang dagu. Memberikan tatapan intimidasi pada lelaki yang merupakan calon rekan kerjanya.
"Ingin menjual putri Anda, huh?" tanya Alex dengan santai. Lelaki paruh baya itu sedikit tersentak. Namun, dengan cepat menormalkan ekspresinya. Alex yang melihat itu tersenyum penuh arti.
"Bukan itu maksud saya, tapi hubungan kerja sama kita akan lebih baik jika di antara kita memiliki ikatan yang lebih dekat. Bagaimana, Tuan Digan?"
Cih, dasar orang tua serakah. Umpat Alex dalam hati. Alex kembali bersandar di kepala kursi.
"Anda sudah memastikan putri anda layak untuk saya? Bukankah anak gadis sekarang begitu bebas dalam bergaul?" Alex menaikkan sebelah alisnya. Menunggu sebuah jawaban.
"Ah, saya pastikan putri saya layak untuk Anda. Dia sangat jarang keluar malam dan bergaul secara bebas. Saya selalu membatasi semua gerak geriknya. Dia juga tidak pernah berkencan dengan lelaki mana pun. Jika anda tertarik, saya akan memanggil dia kemari," ujar Jeremy. Salah satu pemilik perusahaan yang menggeluti bidang perhotelan di Jerman.
"Dia ada di sini?" tanya Alex seakan tak percaya dengan perkataan Jeremy.
"Ya, dia anak yang sangat manja. Tidak jarang dia ikut kemana saya pergi," jawab Jeremy dengan begitu santai. Ia tidak ingin Alex mengetahui jika semua ini sudah direncanakan olehnya.
"Panggilkan dia," titah Alex. Tiba-tiba perasaan ingin tahunya muncul. Ia penasaran bagaimana rupa gadis itu.
"Bob, panggilkan Sweet. Suruh dia untuk masuk," perintah Jeremy pada asistennya. Lelaki berpakaian formal itu langsung bergegas keluar.
Tidak butuh waktu lama, lelaki itu sudah kembali bersama seorang wanita.
Alex menoleh dan betapa kagetnya ia saat melihat wanita yang kini tangah berjalan menghampirinya.
"Selamat pagi, Tuan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, searchnya pakek tanda kurung biar gak melenceng yaa
2022-11-22
0
moemoe
Maniisss
2022-06-08
0
Dhita Ariyaza
ok
2022-02-01
0