Seorang Gadis manja bernama Alena baru saja di usir oleh orang tuanya, mereka meminta agar anaknya bisa hidup mandiri dalam waktu tiga bulan. Namun tidak disangka semua ini sudah direncanakan oleh seorang CEO muda, yang ternyata sudah menyukai Alena sedari kecil namun tidak diketahuinya.
Bagaimana rencana selanjutnya sang CEO untuk mendapatkan hati gadis manja ini? ikutin terus up terbaru novel ini ya💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Lastari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alena Dihukum?
...Cinta selalu memenangkan keadaan, di situasi tertekan apapun. Cinta selalu jadi pemenang untuk siapapun yang kalah dalam egonya. ...
...🍒...
•"Karena gelang tasbih itu adalah gelang palsu." Suara raya menggema di seluruh ruangan itu membuat Irene dan Alena mati kutu.
"Tuan seokjin, dua orang ini terus memaksa masuk untuk mengatakan hal penting pada anda, mereka tidak bisa dihalangi." Ucap pelayan yang membuntut di belakang leo dan raya.
"Baik, pergilah." Balas seokjin dingin.
"Raya, apasih urusanmu kesini? Tiba tiba banget datang kerumah om seokjin." Tegur Irene kesal.
"Tenang saja, aku nggak bakal lama disini. Tunggu aku menyelesaikan masalah ini dulu, setelah itu kamu tidak perlu mengusirku karena aku akan pergi sendiri." Balas raya santai.
Irene hanya memutar bola matanya malas menanggapi wanita ular itu, sedangkan Alena terlihat makin khawatir.
"Kamu bilang, gelang tasbih ini palsu?." Tanya seokjin
"Benar tuan seokjin, aku punya bukti yang kuat untuk menunjukan kalau itu memang gelang tasbih palsu." Jawab raya
Leo lalu mengambil manik manik yang tadi dia curi di toko tempat Alena membenarkan gelangnya, dengan percaya diri mereka menunjukkannya di depan seokjin.
"Ini tuan seokjin." Leo membungkuk dan menaruh plastik berisi manik manik itu di meja tepat di depan seokjin duduk.
Karena kesal, Alena langsung menaruh tas nya dan berdiri mendekati raya.
"Kamu membuntuti ku?." Tanya Alena dengan emosinya.
"Huh, jangan mengucapkan kata kata yang tidak enak di dengar seperti itu. Aku hanya kebetulan melihat kalian memperbaiki gelang tasbih milik tuan seokjin. Lalu setelah itu aku lihat kalian beli yang baru, aku juga khawatir tuan seokjin akan dikelabui oleh kalian. Jadi aku cuma datang untuk sekedar mengingatkan.", ungkap raya sambil tersenyum licik
Raya mendekati Alena dengan berani juga.
"Gelang tasbih itu sangat berharga bagi tuan seokjin, meski seandainya kamu beruntung. Kali ini kamu tidak akan bisa lolos." Ancam salsa
"Kamu gak usah ikut campur." Bentak Alena sampai dia sedikit kaget dan hampir terjatuh, untung Leo menangkapnya.
Raya hanya tersenyum bangga, Alena lalu membalik tubuhnya untuk menjelaskan kepada seokjin yang masih terduduk dengan tatapan tajam.
"Sayang, dengarkan penjelasan ku dulu." Alena berbicara lembut sambil meremas gaunnya karena gugup
"Katakanlah." Balas seokjin dingin.
"Gelang tasbihmu itu akulah yang merusaknya, lalu aku berfikir untuk membelikanmu gelang yang baru, maafkan aku. " Alena menunduk takut
Seokjin lalu berdiri, dia perlahan mendekati Alena yang masih ketakutan. Dan pria itu masih dengan aura kejam dan dinginnya.
"Benar, memang harusnya kaya gini. Tuan seokjin tidak boleh memberi ampun pada wanita j*Lang ini." Batin raya
"Om seokjin gak akan memukul Alena hanya karena masalah ini kan?." Batin Irene yang juga ketakutan
"Ini kalo dia nanti pukul aku, apa aku harus melawan balik?." Batin Alena
"Kalau kamu mau pukul aku yaudah pukul aja, kamu terus saja diam dan menatapku tajam membuatku sangat tertekan. Kenapa kamu gak langsung bunuh aku saja?." Teriak Alena sambil memberanikan diri menatap mata tajam pria itu.
Lalu seokjin mulai mengangkat tangan seperti akan memukul Alena, yang membuatnya langsung menutup mata dan menunduk karena ketakutan, Irene juga langsung menutup matanya.
Tapi semuanya terdiam ketika tangan seokjin berada tepat diatas kepala Alena, tapi bukannya menampar, tangan pria itu malah mengelus lembut kepala Alena dengan sayang.
"Apa aku semenyeramkan itu dimatamu?." Tanya seokjin lembut .
Alena lalu membuka matanya dan sedikit kaget dengan perlakuan yang dia dapatkan sekarang, bukankah harusnya seokjin menghukumnya?
Atau bahkan membunuhnya lalu membuangnya ke laut. Tapi ini tidak, laki laki ini benar tidak bisa ditebak.
Leo dan raya juga terkaget melihat situasi ini, bukankah seokjin terkenal dengan hukumannya yang keji jika seseorang melakukan kesalahan fatal? Tapi apa ini?
"Jadi kamu nggak marah sama aku? Kamu juga nggak jadi hukum aku?." Tanya Alena
"Ini hanya sebuah gelang tasbih, lagipula kamu sudah beliin yang baru kan? Anggap saja kamu sudah menebus kesalahanmu." Jawab seokjin sambil tersenyum
"Hehehe." Irene tersenyum lalu menarik Alena untuk berdiri juga bersamanya di belakang.
"Sudah aku bilang, om seokjin itu bukan orang yang perhitungan." Bisik Irene.
"Mana mungkin bisa seperti ini? Tuan seokjin, bukankah kamu sangat menyayangi gelang tasbih itu?." Raya mulai tidak terima.
"Kenapa kamu nggak menghukum Alena? Kenapa hah?." Teriak raya kesal.
"Raya, sudah kita pulang saja ya." Ajak Leo sambil menahan tangan wanita itu
"Nggak mau!" Tolaknya
"Sekarang beri tahu aku alasannya." Raya meminta penjelasan pada seokjin
"Kamu sedang mengguruiku?." Tanya seokjin dengan nada penuh penekanan.
"Bukankah kamu memang harusnya menghukum Alena dengan hukuman yang sangat berat?" Tanya raya
Leo buru buru membekap mulut raya dari belakang, takut dia akan semakin menyinggung seokjin.
"Tuan seokjin maaf, tiba tiba saja raya tidak bisa menerima keadaan ini. Dia sebenarnya tidak berani berbuat seperti ini." Leo mencoba membela raya
Akhirnya raya berhasil melepaskan tangan Leo dari mulutnya, dia lalu menampar Leo dengan keras
Plakkkkkkkkkk
"Kamu kira siapa dirimu hah, beraninya kamu membungkam mulutku saat aku sedang bicara!" Teriak raya
"Raya, ini semua demi kebaikanmu." Leo berusaha menjelaskan
"Diam, pergilah! Kamu tidak perlu mengguruiku soal ini. " Balas raya
Sedangkan di belakang seokjin, Alena dan Irene sedang menikmati Snack yang dikeluarkan Irene saat mereka mulai berdebat.
Mereka menonton adegan drama ini dengan santai, seperti menonton di bioskop.
"Tamparan tadi kayaknya sakit banget tuh." Bisik Alena, sedangkan Irene hanya mengangguk membenarkan.
"Setengah dari kekuatanmu itu kayaknya." Balas Irene berbisik.
"Tuan seokjin, sebenarnya apa sih yang baik dari Alena? Latar belakang keluarganya buruk, dia juga nggak punya pendidikan. Kenapa kamu nggak mau memandangku dan menerimaku, apa sebenarnya kekuranganku jika dibandingkan dengan dia?." Tanya raya
Alena yang kesal lalu mulai menanggapi omongan raya yang sudah diluar batas itu, ini termasuk penghinaan untuknya.
"Kamu mau merebut suamiku di depanku hah?." Teriak Alena kesal, tapi Irene buru buru menariknya kembali ke posisi awal.
"Huss, dengarkan dulu bagaimana tanggapan om ku atas kata katanya." Irene menenangkan temannya itu.
Mereka semua lalu kompak melihat kearah seokjin yang masih terdiam.
"Meski mungkin dia memiliki banyak kekurangan, tapi dihatiku dia adalah yang terbaik." Jawab seokjin singkat sambil menatap Alena
"Meskipun kamu pandai dalam berbagai hal, tapi dihatiku kamu sama saja seperti wanita j*Lang diluaran sana." Seokjin mulai membalas hinaan raya pada istrinya
"Sudah kubilang, cuma ada kamu dihatinya omku Tante Alena." Irene tersenyum sambil berbisik.
Karena sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi, raya nekat mengambil sebuah pisau di dalam tasnya yang selalu dia bawa.
"Dasar j*Lang sial*n. Matilah kamu." Raya hampir menik*m Alena
"Ada pisau.", salah satu pelayan berteriak
Seokjin langsung sigap melindungi Alena, tapi rupanya tangan raya tidak berhenti meski seokjin sudah menghalanginya, dan....
Sreetttttttt...
Hallo
Siapa yang terluka kira kira hayohh?