Gania Anjasmara, ialah putri tunggal dari pasangan Arya Anjasmara dan Miranda. Di usianya yang baru menginjak usia 3 tahun, Gania harus kehilangan sang Mama untuk selama-lamanya. Kini 15 tahun telah berlalu, Gania telah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik dan tangguh pastinya karena sejak kecil ia hanya hidup berdua bersama Papanya. Terkadang ia juga dititipkan dirumah Neneknya karena Papanya sibuk bekerja. Bagaimanakah kelanjutan ceritanya? Penasaran? Simak terus ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delatama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gania Lulus, tapi ...
1 minggu kemudian
Pagi ini Gania bangun lebih pagi dari biasanya, udara pagi ini pun juga terasa lebih dingin dari hari hari sebelumnya.
Gania mengucek-ngucek matanya dan melihat jam ternyata masih menunjukkan pukul 4 pagi.
"dingin banget sih, mau ngapain ya" ia bangun dan duduk di tepi ranjang
"oh olahraga aja ah"
Kemudian Gania cuci muka dan segera bersiap untuk olahraga di taman belakang rumah. Sebelum itu ia membuka ponselnya, terdapat satu notifikasi e-mail penting yang harus ia buka.
"hah kenapa nih sekolah ngirim e-mail ke gue sih"
Setelah ia membuka isi pesan tersebut ....
"YAYY GUE LULUS!!!" teriak Gania yang tiba-tiba loncat dan menari-nari di ranjang empuknya
"gue harus bilang ke Papa dan gue harus cepet-cepet konsultasi ke Papa nih tentang kuliah gue" ia segera meninggalkan kamarnya lalu turun menuju kamar Papa Arya.
Setelah tiba di depan kamar Papa,
"kok pintunya kebuka sih?" ucap Gania, lalu ia mengintip Papanya yang berada didalam kamar
"kok Papa ngga ada di ranjang ya" ia perlahan mulai masuk
Setelah masuk, Gania berteriak
"Astagfirullah Papa! Tolong! Tolong!"
Gania mendapati Papa yang sesak nafas dan tergeletak lemas di lantai, tak lama kemudian Bi Asih dan Pak Dono (satpam) segera menghampiri Gania.
"Bi, tolong suruh pak sopir siapin mobil ya. Kita bawa Papa ke Rumah Sakit. Pak Dono bantu saya angkat Papa ke ranjang"
"siap Non"
"Papa, Papa sabar ya sebentar lagi kita berangkat"
Papa Arya hanya menangis melihat putrinya yang sangat mengkhawatirkannya.
Setelah mobil siap, pak sopir segera masuk ke dalam kamar Papa dan ikut untuk mengangkat Papa Arya masuk kedalam mobil.
Di dalam mobil
"Hallo Nek, Nenek bisa ke Rumah Sakit Mitra sekarang?" Gania menelpon Nenek
"loh? Ada apa ini Ga? Apa Papamu kambuh?"
"iya Nek, kalau bisa Nenek harus secepetnya menyusul kami" lalu Gania mematikan telponnya.
***
Rumah Sakit Mitra
Pak Sopir menghentikan mobil di depan UGD Rumah Sakit, Beberapa Perawat sudah stand by untuk menangani pasien yang datang.
"Kami akan segera melakukan tindakan, untuk keluarga pasien silakan mengisi data data terkait pasien terlebih dahulu"
Gania hanya menangis melihat Papanya yang kini terbaring lemah di brankar. Tak lama kemudian Nenek datang
"Gania, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Nenek yang ikut memangis saat melihat cucunya menangis
"Pagi tadi Gania menemukan Papa yang tergeletak di lantai Nek" jawab Gania sesenggukan
"astagfirullahaladzim. Sebentar ya Nenek akan mengurus data dan administrasinya"
Lalu Nenek mengurus semuanya.
***
1 Jam Kemudian
"Dok bagaimana kondisi Papa saya?" tanya Gania yang melihat Dokter telah selesai melakukan tindakan
"Tekanan darahnya tinggi, hal itu memicu jantungnya semakin membengkak. Selama beberapa hari ini pasien harus dirawat disini dulu sampai kondisinya membaik"
"baik Dok terimakasih"
Kemudian Dokter itu kembali menjalankan tugas.
Gania dan Neneknya menghampiri Papa yang saat ini terbaring di bed UGD dengan terpasang oksigen. Papa Arya sadar namun susah untuk berbicara karena ia sangat sesak.
"Papa, Papa udah janji sama Gania katanya mau sehat terus"
Gania menangis memeluk Papanya, Papa juga ikut menangis, begitu juga Nenek.
"Ga, mungkin usia Papa ngga akan lama lagi. Dulu hanya satu hal yang Papa takutkan, yaitu kamu" ucap Papa dengan lirih
"maksud Papa?"
"Dulu Papa sangat takut kalau Papa tiba-tiba tiada tidak ada lagi yang menjaga Gania"
"Papa ngga boleh ngomong gitu, Papa harus sembuh"
"Tapi sekarang Papa tahu siapa yang akan menggantikan posisi Papa"
Gania diam menatap Papa Arya
*tok tok*
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawab semua
Pak Surya datang dengan Gibran, mereka ikut bersedih atas kondisi Papa Arya yang semakin memburuk.
"Gania, Papa percaya kamu akan lebih bahagia jika kamu hidup bersamanya" ucap Papa sambil melihati Gibran
"ma..maksud Papa?"
"Sebelum Papa tiada, Papa ingin Gania menikah dengan Kak Gibran. Tidak ada lagi orang yang Papa percaya kecuali dia Ga"
Entah apa yang akan dilakukan Gania, di satu sisi ia merasa sedih dengan kondisi Papanya, tapi di sisi lain ia marah karena Papa Arya memaksanya hidup bersama Gibran.
"Pa, Gania bisa tinggal sama Nenek. Gania udah gede. Gania bisa jaga diri Pa" Gania memberontak
"menjaga diri tidak hanya seperti yang kamu tahu Gania. Papa sayang sama Gania, Papa yakin Kak Gibran bisa menjadi penjaga yang baik buat Gania"
Air bening yang keluar dari mata Gania terus mengalir membasahi pipinya. Ia kecewa, ia memilih pergi meninggalkan semua untuk menenangkan dirinya.
Lebih real dalam penyampaian bagaimana pasutri menyikapi suatu pernikahan dan perkembangan anak
semoga novel selanjutnya tetap menarik ya Thor..tidak terjebak dg gaya novel lainnya yg terlalu ekstrim, banyak pelakor, mertua jahat, suami kejam dsb😘😘
go...semangat