Mystery Of Love In The Shadow City

Sudah 1 bulan Byan mencoba meluluh kan Aruna, namun ia masih belum bisa untuk melangkah lebih jauh. Siapa sangka pria tampan yang memiliki sifat dingin dan cuek juga gengsian itu, rela nurunin ego hanya demi gadis Barista yang ia temui di malam hujan deras itu.

Ini pertama kali nya Byan mati-matian ngejar seorang gadis, padahal sebelum nya ia bahkan tak pernah mengejar siapa pun, tapi para gadis lah mengejar diri nya.

"Lo bener-bener aneh, Na. Tapi lo berhasil buat gue tertarik sama keanehan lo itu." Batin nya , yang tengah melamun menatap langit-langit kamar nya. "Ck gue bener-bener gila karna mikirin lo, Na ... Bisa-bisa nya lo ga ada ketertarikan gitu sama gue? Apa gue kalah jauh dari standar lo? Entah lah ... Gue udah kehabisan cara buat bisa deketin lo ... Setidak nya kasih gue tanda sedikit aja, setelah itu biar gue yang handle semua ..." Lanjut Byan berbicara pada diri nya sendiri.

"Yo ..." Suara seseorang terdengar baru saja masuk dalam kamar Byan. " lo kenapa, Yan?" kata Dipta sambil mengambil kursi dan duduk di sebelah ranjang Byan.

"Bisa ga lo kalau masuk kamar orang ketuk dulu pintunya, maen masuk gitu aja."

"Aelah biasanya juga gue gitu, ga masalah sama lo. Kenapa sekarang jadi masalah?"

"Hmm, bahkan masuk kamar mandi saat lo sedang mandi juga gapapa tuh sama lo. Ini lo cuman tiduran di kamar , ga ngapa-ngapain, malah marah gajelas." Sambung langit, yang saat itu juga masuk barengan dengan Dipta.

"Ya situasi nya beda ..."

"Beda nya di mana kocak!!" sama aja ga ada beda nya."

"Terserah kalian lah,"

"Lo itu kenapa sih, ha? Putus cinta?" tanya Dipta smirk meledek teman nya itu.

"Gue bahkan belum pacaran, lo bilang gue putus cinta. Yang bener aja lo ... Seorang Arkabyan ga akan pernah galau karna putus cinta! Hahah bukan tipe gue." Kata Byan dengan nada sedikit sombong.

"Ck ... Yakin lo, Yan?" Ucap Dipta tidak percaya. "Gimana dengan Aruna?? Lanjut nya smirk, menatap Langit kemudian lanjut menatap Byan dengan tatapan penuh tanya. "Lo udah bisa luluh in Aruna, hmm?? Sambung nya tersenyum licik.

Byan menggeleng kan kepala tanpa menyangkal.

"Hhhh ... Gue bilang juga apa, lo ga bakal semudah itu dapetin tuh cewek ... Apalagi dengan sifat nya yang lo liat. Dia bukan cewek sembarangan, Yan. Jadi kalau lo ngejar dia hanya karna rasa penasaran, baik lo berhenti sekarang. Karna gue pasti orang pertama yang bakal nge hajar lo kalau sampai lo jadiin dia mainan lo."

"Apa lo bilang, Dip??" Tanya Byan menatap Dipta dengan tidak percaya, apa yang barusan teman nya itu bilang. Kenapa Dipta bicara seperti itu dengan nya, bicara seakan ia tidak percaya dengan ketulusan Byan dalam mengejar Aruna.

"I-iya maksud gue ... G-gue ga ga bakal setuju kalau lo sampai jadiin Aruna sebagai pelampiasan lo aja. Gue ga mau lo manfaatin orang sebaik dia, yan ..." Ucap Dipta bicara tenang menjelaskan pada Byan apa maksud perkataan nya tadi.

"Lo yakin, Dip??" kata Byan dengan nada tidak percaya.

"Jangan bilang lo juga suka sama Aruna, Dip??" Perkataan Langit memecah suasana yang ada di sana.

Mata Dipta langsung membesar saat mendengar perkataan dari Langit, ia merasa terkejut saat Langit bicara langsung ke inti nya. Ya memang benar, Dipta juga menyukai Aruna. Bisa di bilang Dipta menyukai Aruna sebelum Byan memberi tahu dia dan juga Langit bahwa ia menyukai Aruna.

Waktu Byan menceritakan bahwa ia menyukai Aruna, memang Dipta agak kecewa. Tapi karna itu adalah Byan, jadi dia memutuskan untuk mendukung Byan mengejar Aruna.

Dia tau Aruna pasti akan memilih Byan dari pada diri nya. Karna dari kedekatan mereka Dipta selalu melihat Aruna yang curi-curi pandang dengan Byan. Karna itulah ia memutus kan untuk mundur dan memilih untuk menganggap Aruna sebagai adik nya.

Dipta juga tidak mau, jika hubungan pertemanan nya dengan Byan rusak hanya karna menyukai perempuan yang sama.

Byan menatap Dipta dengan ekspresi bertanya-tanya. Apa benar teman nya itu juga menyukai perempuan yang ia sukai juga. Namun Byan tetap bertanya dengan tenang kepada Dipta.

Byan langsung bangkit dari kasur dan duduk menghadap Dipta ."Lo beneran, juga suka sama Aruna, Dip??"

"Y-ya ga mungkin lah, Yan. Gue ga mungkin suka sama orang yang disukain temen gue." kata Dipta mengelak.

"Percaya deh, Yan ... Dipta pasti juga suka sama Aruna, gue yakin!!" ucap langit smirk berusaha menjadi minyak tanah yang siap untuk memancing api dari dalam diri Byan.

Ya, Langit adalah orang yang selalu jadi racun dalam pertemanan Byan dan juga Dipta. Langit hanya memanfaatkan Byan demi keperluan diri nya. Jika tidak, Langit tidak akan mau berteman dengan Byan.

Dipta sudah sering bilang pada Byan, tapi Byan tidak menggap perkataan Dipta serius. Karna itulah mereka tetap berteman dengan Langit, meski sudah mengetahui sifat nya.

"Diam lo, Lang. Gausah membesar-besar kan masalah. Gue kenal Dipta jauh dari pada lo." ucap Byan, dengan suara keras membentak Langit. Seketika membuat Dipta dan Langit terdiam, kemudian saling menatap dan kembali menundukkan kepala di hadapan Byan.

"Gue minta lo jujur sama gue, Dip! Gue bukan orang lain yang bisa lo bohongin ... Jadi tolong jawab jujur pertanyaan gue!! Gue ga peduli, mau lo suka atau nggak ... Tapi tolong jujur sama gue!!" jelas Byan dengan tenang.

Dipta mengangguk tanpa menyangkal sedikit pun perkataan Byan.

Byan tersenyum lega dan mendorong kepala Dipta hingga tertunduk di hadapan nya. "Kenapa lo ga bilang sama gue, kocak." ucap nya tertawa kembali berbaring di kasur nya yang empuk.

"Gue ga mau lo tau karna, karna lo teman satu-satu nya yang bisa gue andalin. Makanya gue diam, kalau gue kasih tau ... Yang ada nanti lo marah sama gue dan benci sama gue ..." ucap nya dengan nada lembut.

"Ck bukan gue juga yang bakal marah hanya karna hal sepele, Dip! Iya kalau memang lo suka, kejar lah. kenapa lo malah bantu gue buat deket sama dia."

"Ga mau gue, Dia emang cocok nya sama lo, bukan sama gue ..."

"Aelah kita kejar sama-sama! Siapa yang di pilih itu urusan belakangan. Yang penting kita bersaing secara adil."

"Perasaan gue ke dia ga sekuat perasaan lo buat dia, Yan. Gue ngerasa ini bukan cinta, tapi hanya rasa mengagumi saja. Bukti nya gue gapapa saat lo deket sama dia. Dulu iya emang gue ngerasa cemburu, tapi sekarang udah biasa aja. Perasaan gue ke dia ga lebih dari hanya sekedar seorang kakak yang berusaha buat nge lindung in adik nya, itu aja." jelas Dipta.

"Hmm lo yakin?" smirk Byan.

"hmm," mengangguk tanpa bicara.

"Lo yakin mau mundur? Lo ga mau coba sekali lagi?"

"Gue rela in dia buat lo, jadi lanjutkan jalan gue untuk dapatin dia!"

Byan hanya mengangguk sambil tersenyum smirk kepada Dipta.

"Uuuu manis nya," ledek Langit yang dari tadi hanya diam mendengar kan Byan dan juga Dipta bicara. Karna ia tidak berani bicara setelah Byan membentak diri nya terakhir kali. Makanya dia bicara diakhir saja, ketika suasana cerah terlihat di wajah Byan dan juga Dipta.