Embun adalah gadis yang baik dan juga penurut, saking penurutnya embun harus rela menjadi penebus hutang.
Embun tidak bisa menolak karena embun tidak memiliki pilihan lain selain menerima pernikahan tanpa dasar cinta ini.
Setelah menikah Afkar selalu bersikap dingin, acuh dan bahkan tidak pernah menganggap embun sebagai istrinya.
Walaupun begitu embun selalu berusaha untuk tetap bersikap baik dan sopan, embun tidak ingin menjadi seorang istri yang durhaka.
Bagaimana kelanjutan kisah embun? yuk simak ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 MOLL
Di moll Embun sudah tidak seceria tadi. Embun terus kepikiran dengan apa yang di katakan oleh Karin tadi.
Pikiran ibu hamil muda itu sudah tidak karuan, hatinya sudah tidak setenang tadi. Sesekali embun melirik suaminya yang sedang menggandeng Jasmin.
" Apa benar yang di katakan oleh Karian tadi? Ingin sekali ku bertanya tapi aku tidak kuasa untuk mendengarkan jawaban dari mas afkar. aku harus bagaimana ya Allah " Gumam hati embun.
" Kak embun, ayok kita masuk kesana " Ajak Jasmin yang di balas anggukan oleh embun.
Embun dan Jasmin langsung masuk ke toko yang di tunjuk oleh Jasmin sedangkan afkar mengekor di belakang kedua wanita berbeda usia itu.
Afkar tersenyum. Baru kali ini dirinya menemani wanita ke moll padahal sebelumnya afkar paling anti masuk mol kecuali soal kerjaan.
" Seperti aku sudah gila. Bisa-bisanya aku mengantar istriku ke moll yang seharusnya tidak perlu aku lakukan " Gumam afkar
Afkar membiarkan embun dan Jasmin membeli apa saja yang mereka suka. Sesekali afkar ingin membahagiakan adik dan istrinya itu.
" Afkar. Kamu di sini " Seru Karin yang sedang bersama teman-temannya
" Hmm.. " Jawab afkar yang masih melihat kearah embun.
" Gaiss.. Kalian kenal dengan suami gue kan? Jadi tidak perlu kenalkan lagi sama kalian " Karin bergelayut manja di lengan afkar.
Afkar sudah memberikan tatapan tajam namun di abaikan oleh Karin.
" Beb.. Teman-temanku mengajak nonton. Kamu ikut ya, tidak enak jika kita menolak " Ajak Karin
" Aku sedang bersama embun dan jasmin. Kamu pergi saja sama teman-teman kamu " Ucap afkar
Karin langsung membisikkan sesuatu di telinga afkar " Aku akan mempermalukan embun di sini jika sampai kamu tidak ikut denganku " Bisik Karin.
Afkar tersenyum tipis sambil melepaskan rangkulan tangan Karin " Silahkan. jika sampai itu semua terjadi maka siap-siap angkat kaki dari rumah " Ancam afkar yang langsung meninggalkan Karin dan juga teman-temannya.
Karin membulatkan kedua matanya dengan sempurna. Karin tidak menyangka jika afkar tidak menggubris ancaman yang dia berikan.
Tidak terima di abaikan Karin langsung mendekat kearah embun dan langsung menampar pipi mulus embun.
Plak...
" Dasar wanita murahan!! Berani sekali Lo merebut suamiku gue hah!!! " Bentak Karin
Sontak saja semua para pengunjung termasuk teman-teman Karin langsung melihat kearah Karin dan embun.
Afkar langsung menarik tangan Karin dengan kasar namun di tepis oleh Karin.
" Lepas!!! jadi kamu lebih membela selingkuhan kamu di bandingkan aku? " Tanya Karin. Karin langsung melihat kearah embun dengan tatapan tajam " Ternyata di balik jilbab indah mu itu menyimpan kebusukan "
" Stop Karin!! " Tegur Afkar.
Jasmin yang melihat kakak iparnya sedang menahan tangis pun merasa tidak tega. Jasmin berjalan kearah Karin dengan tatapan dingin.
" Jangan mencela wanita lain sebelum dirimu mengaca!! Atau di rumahmu tidak memiliki kaca? " Ucap Jasmin dingin
Jasmin membawa Karin ke kaca yang cukup besar " Lihatlah dirimu! Kamu tidak jauh beda dengan wanita yang tidak memiliki hati " Ucap Jasmin " Aku sebagai adik dari kak afkar, merasa malu karena memiliki kakak ipar yang tidak punya hati sepertimu "
" Auh.. " Embun yang sedari tadi diam. Tiba-tiba merintis kesakitan" Mas.. " Lirih embun.
Kedua mata afkar langsung membulat melihat embun yang terlihat kesakitan " Embun " Panik afkar.
" Kak, bawa kak embun ke rumah sakit cepat " Titah Karin yang ikut panik.
Dengan sigap afkar memangku embun dan mengabaikan Karin.