Memutar Waktu Masa Lalu

  " Bagaimana dengan latihan mu tadi siang?" tanya Lilis pada Agnes yang sekedar bertanya tentang hal itu.

  " Semua lancar saja,malahan aku dapat teman baru di sana sekaligus pelatihku juga mendukung aku." jawab santai Agnes sembari menikmati teh hangat miliknya.

  " Inilah yang aku takutkan jika kamu terlalu dekat dengan geng mereka , sampai Nia melakukan sesuatu pada kamu." ucap Lilis demi ekspresi sedih.

  " Untuk apa kamu sedih,aku pun tak terlalu memperdulikan dia mau apa. Malahan dia menguji aku pun tak masalah selama bisa aku atasi." jawab Agnes yang tak kaget akan terjadi hal seperti itu.

  "Apa mungkin dia marah saat kamu menegur dia di gerbang sekolah itu?" tanya Lilis yang mulai mencurigai apa yang selama ini dia duga.

  " Mungkin saja,tapi aku tak akan mempermasalahkannya.Kamu tenang saja,akan aku atasi dia." jawab santai Agnes yang masih saja santai.

  " Kamu itu ya,dari tadi bilang santai terus.Baru kamu yang berani menghadapi Nia,Orangnya seperti itu apa-apa cemburu dan maunya menang sendiri." jawab Lilis yang diam-diam memendam rasa itu.

  Agnes pun hanya membalas senyuman,mereka berdua pun masuk kedalam situasi makin malam waktunya mereka istirahat.

  Pagi hari

  Agnes terlihat sudah siap akan berangkat ke sekolah pagi ini, dibelakang ada Nita dan Ria sudah siap.

  " Ayo kita berangkat sekarang." ajak Ria pada Agnes.

  " Bagaimana Nina dan Lilis ?" tanya Agnes yang menoleh kearah ke belakang.

  " Nanti mereka menyusul kita." ucap Ria yang menarik tangan Agnes, Agnes pun hanya bisa mengikuti apa perintah Ria.

  Setelah mereka berjalan didepan gerbang sekolah,didepan gerbang sekolah ada Nia dan teman-temannya yang baru juga sampai disekolah.

  "Waduh gawat,didepan sudah ada Nia." bisik Ria yang kaget didepan gerbang sudah ada Nia dan teman-temannya.

  " Ngapain takut juga sih,ayo kita maju." jawab Agnes dengan santai.

  Tapi tetap saja Ria menarik tangan Agnes." Jangan dulu,biarkan mereka pergi .Nanti kamu dapat masalah lagi." ucap Ria yang ketakutan berhadapan dengan mereka.

  " Sudahlah tenang saja,aku yang akan menghadapi mereka." jawab Agnes yang tetap saja berjalan melewati mereka.

  " Wah,tamu kita sudah datang." ucap salah satu teman Nia yang menghadang jalan Agnes.

  Agnes pun membalas dengan senyuman." Masih kurang ya, dengan apa yang kalian lakukan?" tanya Agnes yang secara berani menantang mereka.

  " Apa maksud kamu?" tanya Nia pada Agnes.

  " Tidak perlu bersandiwara kalian,aku tahu kok kalau kalian yang sengaja mendaftarkan ku untuk ikut turnamen bela diri.Tapi justru aku terimakasih pada kalian, akhirnya aku memiliki teman baru dan guru pelatihanku begitu puas dengan usaha yang aku capai." jawab Agnes yang nampak begitu bahagia, berbeda dengan mereka yang nampak menahan emosinya.

  " Jangan asal bicara kamu." ucap Nia dengan nada membentak.

  " Agnes." sapa salah satu teman Agnes yang merupakan teman latihan bela diri.

  " Eh kalian,Apa yang kalian bawa itu?" tanya Agnes yang merespon kedatangan temannya.

" Ini aku bawa beberapa barang yang diminta pak pelatih.Ingat nanti latihan lagi." ucap laki-laki itu pada Agnes mengenai latihan bela diri.

  " Oke ,nanti siang kita bertemu lagi." jawab Agnes dengan senyuman.

  Akhirnya laki-laki itu pergi meninggalkan Agnes,Agnes melirik kearah Nia dan teman-temannya.

  " Bagaimana nanti siang kita latihan bersama,mumpung hari ini ada jadwal latihan.Kalian yang mendaftarkan ku kalian juga harus ikut." jawab Agnes dengan senyuman sinis.

  Mereka nampak gelisah,bahkan mereka saling bertatapan." Bagaimana ini ." bisik Teman Nia pada Nia yang juga kebingungan.

  " Kalau kalian tak mau ikut berarti kalian penakut, seenaknya mendaftar orang lain tanpa izin . Sekarang aku tantang balik kalian,apa kalian sanggup?" tanya Agnes yang langsung saja reaksi mereka langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah kata.

  Ria yang melihat hanya bisa tertawa terbahak-bahak."Kamu lihat kan wajah mereka langsung pucat seperti orang kebingungan." ucap Ria yang begitu senangnya melihat ekspresi mereka yang ketakutan.

  " Jadi orang makanya jangan usil, jadinya kena malu sendiri kan." jawab Ria yang masih tertawa mengingat kejadian tadi.

  " Sudah biarkan saja, akhirnya dia tak mau mengakui sendirian jika dirinya sendiri yang melakukan itu.Lebih baik kita pergi sekarang." ajak Agnes yang langsung menarik tangan Ria.

  Dari belakang ada Nita yang ikutan mendorong Ria." Ayo kita masuk kedalam keburu telat nanti." ucap Nita yang juga ingin masuk ke kelas,apalagi Nita orangnya lebih banyak diam dan hanya sekedar melihat saja.

  " Ayo." ajak Agnes yang akhirnya mereka masuk ke kelas mereka masing-masing.

  Sedangkan ditempat lain

  Nino dan teman-temannya berkumpul membicarakan hal penting yang sedang mereka bicarakan.

  " Sudah keterlaluan mereka,bisanya main keroyokan." jawab Adi yang merasa kesal dengan kabar Robi dihajar oleh musuh mereka.

  " Aku tak tahu jika diam-diam mereka mengikuti dari belakang, sampai seperti ini." jawab Robi yang memperlihatkan bekas luka lebam diwajahnya.

  " Tapi apa benar saat itu kamu ditemukan oleh Agnes dan kamu diantar pulang oleh dia?" tanya Adi yang penasaran dengan kabar itu.

  " Iya, bahkan aku sudah menolak.Tapi tetap saja dia memaksa ." jawab Robi yang malas membicarakan hal itu.

  " Lama-lama kalian berdua bisa jadi pasangan juga." mendengar itu bahu Adi dipukul keras oleh Robi.

  " Jangan bicara sembarangan kamu." ucap Robi yang terlihat begitu marah dengan apa yang Adi katakan.

  " Parah kamu, menjodohkan dia sama Agnes." ucap Riko pada Adi.

  "Kan hanya dia yang dekat dengan Agnes , mereka pun satu kelas Tidak salah juga mereka dekat. Tapi lumayan juga dia cantik " jawab Adi yang bicara apa adanya.

  " Apa kamu yang diam-diam suka dengan dia?" tanya Yudi pada Adi yang malah mengakui kecantikan dari Agnes.

  " Aku masih laki-laki normal,wajar kalau aku mengakui kecantikannya.Apalagi wajah dia begitu mirip dengan Nino, bahkan banyak orang mengira mereka berdua bersaudara." jawab Adi yang apa adanya dia bicara tentang kabar di luar sana.

  "Aku harus bilang berapa kali, aku tidak punya hubungan apapun dengan wanita itu." jawab Nino yang nampak marah.

  "Selalu begitu jawabanmu, terserah kamu mau bilang apa yang terpenting dia mirip denganmu." jawab Adi yang selalu mendengar jawaban yang sama yang sering Nino katakan.

  Akhir mereka bubar dan langsung masuk kedalam kelas mereka masing-mading.Pelajaran hari ini dimulai dengan mata pelajaran matematika dan selanjutnya pelajaran kesenian,Mereka pun fokus menyimak pelajaran hari.

  Tanpa Agnes sadari,sesekali Robi melirik kearah Agnes,entah apa yang membuat dia melirik.