NovelToon NovelToon
Dendam Dibalik Cinta Mu

Dendam Dibalik Cinta Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Selingkuh / Pernikahan Kilat
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Miutami Rindu

Kepercayaan adalah tonggak dari sebuah hubungan. Mempercayai seseorang bukanlah kesalahan, namun mempercayai seseorang yang baru kita kenal itulah yang bisa menjadi sebuah kesalahan. Dan.. Inilah yang terjadi pada Nadien, hidupnya yang damai seketika berubah menjadi penuh tekanan dan rasa sakit. Jiwa dan raganya disakiti terus menerus oleh pria yang ia cintai, pria yang mulut nya berkata Cinta. Namun, terdapat dendam di balik itu semua.

Akankah Nadien mampu melewati ujian hidupnya dan membuat pria tersebut mencintainya? Ataukah, memilih menyerah dan pergi meninggalkan pria yang selama ini telah menyakitinya?

Penasaran..? Cuss langsung baca ceritanya, di cerita baru Author Dendam Dibalik Cinta Mu by. Miutami Rindu🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miutami Rindu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menunjukan Perubahan

Setibanya di depan pintu kamar, Bi Sari pamit setelah mengantar Nadien. Nadien membuka pintu kamar nya menggunakan Cardlock yang sempat Gavin berikan padanya.

Nadien masuk, seketika pandangan nya tertuju pada ruangan luas yang sudah di hias dengan hiasan lampu berbentuk lilin di setiap penjuru. Nadien melangkah semakin dalam, pandangan nya tak lepas dari setiap sudut ruangan yang sudah di hias dengan bunga-bunga dalam vas.

Senyumnya terbit, kala ia melihat pada tempat tidur berukuran king size yang juga telah di hias begitu cantik. Nadien duduk di tepi kasur, memainkan kelopak mawar di atas tempat tidurnya.

"Apa Gavin juga yang menyiapkan semua ini?" Batin nya tersenyum bahagia.

Nadien diam sesaat menikmati kenyamanan dan kebahagian yang ia rasakan saat ini. Pikiran nya melayang jauh, memikirkan bagaimana setiap harinya Nadien akan selalu di penuhi oleh kejutan-kejutan yang Gavin berikan, Nadien pasti akan menjadi wanita yang paling bahagia di dunia.

Dengan antusias Nadien beranjak bangun, ia ingin sekali membersihkan dirinya. Tubuhnya sudah terasa lengket dan Nadien merasa sangat tidak nyaman. Nadien masuk ke dalam walk in closet, membuka gaun yang ia kenakan hingga gaun pengantin itu luruh di lantai marmer yang mengkilap, lalu Nadien melangkah masuk kedalam kamar mandi.

Hari mulai semakin gelap, teman-teman Gavin mulai berpamitan pulang. Kini tersisa Gavin, Jesslyn dan Kendrick.

"Aku ingin bicara dengan mu Gavin ! " Jesslyn menatap Gavin tajam.

"Bicaralah." Ucap Gavin tenang.

"Empat mata. Aku ingin bicara empat mata dengan mu," tekan Jesslyn tanpa mengalihkan pandangan nya.

Gavin memasang wajah datarnya, melirik Kendrick. Kendrick yang mengerti berlalu pergi meninggalkan dua orang tersebut.

Jesslyn menarik Gavin ke sudut ruangan yang lebih aman, "Apa ini semua?" Tanya Jesslyn dengan nada meninggi.

"Maksud kamu?" Sahutnya setenang mungkin.

"Gavin please.. Gak usah pura-pura di depan aku, apa semua ini? Kenapa kamu menikahinya?" Bentak Jesslyn keras, matanya terlihat berkaca-kaca.

"Ini urusan aku, kamu gak usah ikut campur ! " Menatap Jesslyn menekan kata-katanya.

"Apa kamu bilang? Aku gak usah ikut campur? GAVIN..?!" Sentak Jesslyn geram menaikan nada suaranya.

"DIAM!! Jangan berteriak. Kamu udah liat semuanya dan sepertinya aku gak perlu ngejelasin apapun lagi sama kamu." Ucap Gavin tak kalah keras.

"Enggak Gavin. Aku gak terima semua ini, kamu menikahinya tanpa bicara dengan ku. Kenapa? Aku gak bisa, kamu gak boleh mencampakkan aku seperti ini, Gavin. Enggak !! " Semakin histeris, air matanya membanjiri pipinya.

"Aku gak pernah mencampakkan kamu. Jadi lebih baik kamu diam, bersikap baik, dan tutup mulut mu. Biarkan aku menyelesaikan semuanya," sahut pria itu dengan tenang.

"Enggak. Mana mungkin aku diam? Aku gak rela kamu nikah sama dia, aku gak bisa ! " Menangis menatap Gavin pilu, "A-apa jangan-jangan kamu beneran jatuh cinta sama perempuan itu, IYA?" Dada Jesslyn terlihat naik turun.

"Hentikan omong kosong mu! Sampai kapan pun aku gak akan pernah mencintai wanita seperti dia. Aku melakukan semua ini hanya sandiwara, aku tidak bisa membiarkan dia pergi, cuma ini jalan satu-satunya supaya dia tetap dalam genggaman ku. Kamu paham kan?!" Menyorot wanita di depan nya tajam.

"Aku ngerti. Tapi kenapa harus menikahinya? Kamu gak lupa kan apa yang sudah wanita itu lakukan sama--" Ucapnya membuat darah Gavin kembali mendidih, pria itu bahkan mengepalkan tangan nya kuat.

Tatapan Gavin mulai menampakkan amarah, "Kamu gak perlu ngingetin aku. Karna aku gak akan pernah melupakan apa yang sudah wanita itu lakukan. Aku akan buat dia membayar semuanya !! " Ucapnya penuh ancaman dan amarah.

Melihat amarah dan kebencian di mata Gavin, Jesslyn tersenyum kecil lalu memeluk Gavin.

"Jangan pernah tinggalin aku Gavin. Aku gak akan pernah ngebiarin kamu berpaling dari ku, aku gak akan pernah rela jika aku harus kehilangan kamu.." Ujarnya menangis terisak.

Amarah Gavin perlahan hilang, walau tak sepenuhnya. Gavin membalas pelukan Jesslyn, "Tidak akan. Aku hanya mencintaimu, walaupun aku menikahinya hatiku hanya untuk kamu Jessy." Ungkapnya mengusap rambut Jesslyn.

Jessy tersenyum di balik pelukan Gavin, kemudian melepas pelukan nya.

"Kamu harus janji padaku, selama kalian menikah. Kamu gak boleh menyentuhnya, aku gak mau sampai dia milikin kamu. Ingat apa yang sudah aku korbankan demi kamu," menatap Gavin sungguh-sungguh.

"Aku janji. Aku gak akan pernah menyentuhnya sedikit pun, aku tidak akan memberikan dia hak sebagai istri ku. Karna tujuan ku adalah menghancurkan nya!!" Ucap Gavin penuh dendam.

"Dengar, jika kamu sampai melanggar janji kamu. Aku gak akan tinggal diam, aku akan bongkar siapa kamu dan apa tujuan mu menikahinya " Ancam Jesslyn serius.

Gavin diam menatap Jesslyn dengan tatapan yang sulit di artikan, melihat Gavin diam saja Jesslyn merangkul, melingkarkan tangan nya di leher Gavin.

Gadis itu mencium bibir Gavin, Gavin menutup matanya melumat bibir wanita itu. Kini, keduanya berciuman panas saling membelit dan mencecap. Setelah puas, keduanya melepaskan pangutan nya. Kening keduanya saling beradu,

"I love you.." Ucapnya dengan nafas terengah.

"Love you too," Gavin mengecup bibir Jesslyn sekilas, lalu keduanya saling berpelukan.

Sedang di kamar, Nadien nampak mondar-mandir menunggu Gavin. Gadis itu sudah memakai piyama tidur, wajahnya terlihat lebih segar setelah membersihkan dirinya.

"Gavin kemana, kenapa belum ke sini?" Gumamnya sesekali menatap ke arah pintu.

Nadien melirik jam dinding, sudah pukul 7 tapi Gavin belum juga kembali. Padahal Nadien juga sangat lapar, ia belum sempat mengisi perut saking sibuknya. Merasa kakinya mulai pegal, Nadien memilih duduk di sofa. Tak lama pintu kamar terbuka, menampakan sosok pria yang sejak tadi ia tunggu.

"Gavin.." Beranjak bangun, "Kamu kemana aja? Aku nungguin kamu lho dari tadi."

Pria itu nampak lesu, namun berusaha terlihat baik-baik saja.

"Temen-temen ku baru pulang." Jawab nya singkat.

"Baiklah aku siapkan air hangat nya buat kamu mandi," Nadien hendak melangkah namun tak jadi.

"Gak usah. Aku bisa sendiri," tukasnya dingin.

Gavin melengos begitu saja. Nadien merasa ada yang aneh, tapi ia berpikir positif. Berpikir kalo Gavin kelelahan saja, Nadien menghiraukan sesuatu yang mengganjal dengan menyiapkan pakaian tidur suaminya yang ada di koper.

Nadien memesan makanan melalui telfon di kamarnya, gadis itu memesan beberapa menu makan malam untuk nya dan Gavin.

"Terimakasih Mbak." Ucap Nadien sebelum menutup telfon nya.

Gavin ke luar, pria itu begitu tampan dengan rambutnya yang basah terlihat lebih sexi di mata Nadien. Gadis itu menyunggingkan senyum nya, namun senyuman itu perlahan memudar kala melihat pakaian yang Gavin kenakan bukanlah pakaian yang ia siapkan.

"Kenapa melihatku seperti itu?" Ucap Gavin datar.

Nadien tersadar, "Em.. Baju itu--"

Gavin melihat baju nya sendiri, "Kenapa dengan baju ini?" Ujar Gavin sinis.

"Kenapa kamu gak pake baju yang udah aku siapin?" Tanya Nadien ragu-ragu.

"Yang mana? Aku gak liat." Ujarnya melengos santai menyampirkan handuk kecil di tempat jemuran kecil yang ada di sudut kamar.

Nadien baru saja hendak membuka mulutnya, tapi suara bell mengalihkan atensinya. Nadien berjalan ke arah pintu, gadia itu membuka pintu kamarnya, nampak seorang pelayan hotel membawa pesanan makanan nya.

"Saya permisi, Nyonya.." Ucap pelayan hotel tersebut sopan.

Nadien mengangguk, "Terimakasih..." Balas Nadien tersenyum ramah.

Nadien meletakkan makanan itu di meja, "Gavin. Aku udah pesenin kamu makanan nih, kita makan dulu yuk! " Ajak Nadien antusias.

"Kamu aja. Aku udah makan di bawah, sama yang lain " Sahutnya cuek.

"Kok kamu makan duluan? Padahal aku disini nungguin kamu," ujar Nadien kecewa.

"Apasih cuma makan doang, tinggal makan aja. Lagian aku gak nyuruh kamu nunggu aku kan?" Timpal Gavin dengan ekspresi datar.

"Tapi aku mau makan bareng sama kamu." Imbuh Nadien lembut.

"Gak usah lebay deh. Kamu yang pesen makanan itu, jadi kamu makan aja sendiri. Lagian aku capek mau istirahat ! " Pria itu beranjak naik dan berbaring di atas tempat tidur.

Yang membuat Nadien syok sampai tak bisa berkata-kata adalah, pada saat Gavin menarik selimut dan mengibaskan selimut itu, hingga membuat bunga yang tadinya tertata rapi berhamburan di lantai.

Sedang Gavin dengan santai nya berbaring, tanpa peduli sedikitpun. Tanpa rasa bersalah Gavin tidur dengan tenang nya. Hati Nadien terasa berdenyut nyeri, padahal Nadien tak tega merusak nya. Ia menunggu Gavin untuk menghabiskan waktu bersama malam ini dengan romantis, tapi semua ini jauh dari ekspetasinya.

Ada apa dengan Gavin, kenapa sikapnya jadi seperti ini? Nadien menatap makanan yang ia pesan di meja, tak ingin membuang-buang makanan Nadien duduk dengan perasaan tak menentu. Menyantap makanan itu seorang diri, baginya makanan itu terasa hambar. Namun Nadien tetap menelan nya walau tak ada rasa sedikitpun. Tanpa ia sadari air matanya mengalir begitu saja.

Gavin, pria itu tak mempedulikan nya sama sekali. Padahal Nadien menahan lapar demi bisa makan bersama dengan Gavin, di status baru mereka sebagai suami istri. Tapi dengan teganya, tanpa mempedulikan Nadien Gavin malah makan bersama teman-teman nya di banding dirinya.

"Enggak. Nadien, Lo gak boleh kaya gini. Gavin pasti sangat lelah, dia yang mengurus pernikahan ini. Wajar Gavin makan lebih dulu, itu pasti karna Gavin sangat lapar. Huuh.. Buang pikiran buruk ini jauh-jauh, Gavin gak sekejam itu. Came on Nadien..." Batin nya berkecamuk, mencoba tetap berpositif thinking.

Nadien menggelengkan kepalanya, menghalau pikiran-pikiran dan prasangka buruk terhadap suaminya.

...****************...

Next..

1
Trisna Yati
Oalah....gantung critanya
Trisna Yati
aduuuhh thor critanya bikin penasaran bgt, dn GK bisa di tebak
Miutami Rindu: 🥰
Ikutin terus sampe akhir ya, karna ceritanya akan semakin seru dan menegangkan🤫
total 1 replies
Trisna Yati
critanya menarik dn seru
Trisna Yati
mampir thor,,,dri awal critanya udah menegangkan dn seru
Miutami Rindu: Makasih udah mampir🤗 Semoga bisa terus dukung Author dan ngikutin cerita nya sampe akhir🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!