Lanjutan kisah dari Cinta Beda Usia, Kisah baru dari Keisha Alvina Putri Pramuja, anak ketiga dari Evano dan Violetta.
Keisha mendapatkan pengkhianatan dari suaminya, Miko setelah mereka menikah selama dua tahun. Alasannya, karena Keisha belum juga memberinya seorang keturunan. Tidak ingin dimadu, Keisha memutuskan untuk menggugat cerai suaminya.
Setelah beberapa bulan berpisah dari Miko, Keisha bertemu kembali dengan sosok laki-laki bernama Arya Wiguna Atmaja. Dia adalah laki-laki yang menyukai Keisha sejak ia masih kecil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Keisha terkejut saat tiba-tiba Arya memeluk dirinya. Rasanya aneh dan tidak nyaman.
"Jadi kamu bayi kecil yang dulu sangat menggemaskan itu?" Arya masih memeluk Keisha.
Keisha benar-benar sudah tidak bisa menahan rasa tidak nyaman itu.
"Maaf saya bukan bayi lagi. Dan kamu juga bukan anak kecil lagi, kita sudah sama-sama dewasa. Jadi ... saya minta tolong jangan memelukku sembarangan." Keisha menjauhkan Arya dari tubuhnya.
"Oh, Maaf." Arya merasa tidak enak hati sendiri. Sejujurnya dirinya tidak sengaja memeluk Keisha. Hanya saja saat ia tahu Keisha adalah bayi imut yang dulu sangat ia sukai, membuatnya tidak bisa menahan diri untuk memeluk Keisha.
"Baiklah ini sudah malam. Saya berterima kasih untuk tumpangannya. Saya permisi." Keisha membuka pintu mobil dan menutupnya kembali. Setelah berada di luar mobil, Keisha melangkah masuk ke dalam rumah tanpa bicara sepatah kata pun atau bahkan menoleh ke Arya.
Sementara itu di dalam mobil Arya masih memperhatikan Keisha. Ada senyuman penuh arti yang terlukis di bibir Arya saat melihat peri kecilnya sudah tumbuh menjadi gadis dewasa.
"Tio, Kita pulang sekarang!" perintah Arya.
"Baik, Pak." Tio kembali melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.
Ketika mobil melaju Arya masih memperhatikan Keisha sampai bayangan Keisha lenyap dari pandangannya.
*****
Keisha masuk ke dalam rumahnya ternyata kedua orang tuanya masih menunggu dirinya di ruang tamu.
"Ya ampun Keisha, kenapa kamu baru pulang jam segini? Kamu ke mana saja?
Papa sama Mama khawatir. Papa menghubungi ponselmu, tetapi nomormu tidak bisa dihubungi." Evano mencecar begitu banyak pertanyaan kepada Keisha.
"Maaf, Pah. Tadi mobil Keisha tiba-tiba mogok dan ponsel Keisha juga mati. Jadi saya tidak bisa menghubungi siapa pun," jawab Keisha.
"Lalu kamu pulang naik apa tadi?" tanya Violetta.
"Tadi kebetulan Keisha bertemu dengan Arya. Dia yang memberi tumpangan kepada Keisha," jawab Keisha.
"Lalu di mana dia sekarang?" tanya Violetta.
"Iya mungkin sudah pulang," jawab Keisha.
"Kenapa tidak disuruh mampir lebih dulu tanya Evano?
"Pah, ini kan sudah malam jadi tidak baik jika ada orang yang bertamu di jam segini," jelas Keisha.
"Ya, kamu benar juga," ucap Evano.
"Ya sudah, Keisha ke kamar dulu ya, Pah, Mah. Keisha lelah ingin beristirahat. Dan besok juga Keisha ada banyak pekerjaan," pamit Keisha.
"Ya, Sayang. Selamat malam." Evano mengecup kening Keisha.
"Selamat malam, Pah, Mah," balas Keisha.
Keisha melangkah ke kamarnya. Langkahnya begitu berat karena merasa sangat lelah. Sampai di dalam kamarnya, Keisha menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Rasa lelah yang begitu terasa membuat mata Keisha tertidur dengan sendirinya.
Keesokan harinya Keisha terbangun, seperti ada sesuatu yang mengenai wajahnya. Keisha mulai membuka matanya. Namun, kembali terpejam saat sorot dari sinar matahari tepat mengenai wajahnya.
Keisha bangun dan mengambil posisi duduk. Ia mengucek matanya menggunakan punggung tangannya lalu mengedipkan matanya beberapa kali agar matanya bisa beradaptasi dengan cahaya yang ada di tempat itu.
Saat matanya terbuka dengan sempurna Keisha nampak bingung. Ia merasa tidak sadar kenapa dirinya masih memakai pakaian kerjanya.
"Ya, ampun. Aku lupa, semalam pasti aku ketiduran," ucap Kaisha.
"Aww!" Saat akan bangun Keisha merasakan sakit di kepalanya, mungkin karena semalam kehujanan.
Keisha memutuskan untuk bangun dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Karena kalah oleh rasa lelah, semalam Keisha langsung tertidur tanpa berganti pakaian.
Setelah menanggalkan semua pakaiannya, Keisha melangkah ke tempat mandi. Kran air Keisha nyalakan ke mode hangat. Tidak berselang lama air hangat keluar dari shower yang ada di atasnya.
Selesai mandi Keisha keluar dari kamar mandi. Ia melangkah menuju lemari pakaian dan mengambil satu setel pakaian santai.
Waktu masih menunjukan pukul 7 pagi, Keisha masih memiliki waktu satu jam untuk bersantai. Setelah itu dirinya harus segera menunju tempat diadakannya pesta ulang tahun Arya.
Mengingat nama laki-laki itu, Keisha kembali teringat akan Arya yang memeluknya. Kenapa laki-laki bisa sembarang memeluk seorang perempuan.
"Pasti dia itu playboy," batin Keisha.
Keisha keluar dari kamarnya untuk sarapan bersama dengan kedua orang tuanya. Saat sedang berjalan di anak tangga, samar-samar Keisha mendengar suara tawa kedua orang tuanya. Keisha merasa penasaran, ia berjalan lebih cepat ke asal suara itu. Keisha mendapati kedua orang tuanya yang duduk di ruang tengah bersama Arya.
"Dia sedang apa di sini?" Keisha bertanya pada dirinya sendiri.
Dari pada merasa penasaran Keisha memutuskan untuk bergabung bersama kedua orang tuanya. Namun, rasa canggung pada Arya menahan langkahnya. Keisha ingin pergi dari tempat itu, tetapi ternyata ibunya lebih dulu melihatnya.
"Keisha kamu sudah bangun, Nak," ucap Violetta.
Keisha berbalik menatap ibunya. Ia mengangguk untuk merespon perkataan ibunya.
"Kebetulan, ini Arya datang. Dia ingin bertemu denganmu," ucap Violetta.
"Kami sudah bertemu beberapa kali kok, Mah." Keisha mencoba menolak dengan cara halus.
"Iya, Mamah tahu. Tapi sebelumnya kalian belum saling kenal, 'kan?" ucap Violetta.
"Sini, Nak," suruh Evano.
Keisha tidak bisa menolak perintah kedua orang tuanya. Akhirnya Keisha melangkah ke ruang tengah, ia duduk di sofa single di sebelah sofa yang diduduki oleh Arya.
"Keisha, sebelumnya Mama pernah menceritakan tentang Arya kepadamu, 'kan?" ucap Violetta.
"Iya, Mah. Keisha masih ingat," sahut Keisha.
"Dia datang ke sini untuk menemui —" Sebelum Violetta menyelesaikan ucapannya Arya lebih dulu memotongnya.
"Aku ke sini untuk bertemu dengan om Evano dan juga tante Violetta," sela Arya.
"Mamah mendengarnya, 'kan? Dia datang ke sini untuk menemui kalian, bukan menemui Keisha," ucap Keisha.
"Kami sudah bertemu dengannya. Jadi Keisha ... tolong ajak Arya untuk melihat lihat rumah kita ini. Papa dan Mama mau sarapan, kami sudah lapar," ucap Evano.
"Kenapa kalian tidak sekalian saja ajak dia untuk sarapan, Pah?" Keisha masih mencari alasan agar tidak berdekatan dengan Arya.
"Tidak, aku sudah sarapan," tolak Arya.
"Kamu dengarkan, Keisha. Jadi ajaklah dia untuk melihat-lihat rumah kita ini," suruh Violetta.
"Tapi, Mah ... aku juga ingin sarapan," tolak Keisha.
"Begini saja, Mama akan menyuruh Bibi untuk membawakan sarapan untuk kalian ke ke taman belakang," usul Violetta.
Keisha berdecak, ia merasa sudah tidak memiliki alasan lagi untuk menolak kedua orang tuanya. Akhirnya Keisha mengalah dan mau menerima perintah dari mereka.
"Baiklah, terserah kalian saja." Keisha mendesah pasrah.
"Baguslah kalau begitu," ucap Evano.
Pandangan Evano mengarah kepada Arya. "Silakan Arya, pergilah bersama Keisha untuk melihat-lihat rumah om ini," ucap Evano.
"Baik, Om?" ucap Arya.
"Ayo, ikutlah denganku. Kita ke taman belakang saja," ajak Keisha yang langsung dianggukki di oleh Arya.
Keisha dan Arya berjalan bersebelahan menuju taman belakang. Keisha mengajak Arya untuk duduk di gazebo yang ada di samping kolam berenang. Keduanya duduk saling berhadapan. Hening mengambil alih suasana di antara mereka, hingga Arya memutuskan untuk memecah keheningan itu.
"Aku tahu kamu merasa kesal padaku. Karena aku memelukmu semalam. Aku sungguh minta maaf," ucap Arya.
Keisha merasa terkejut saat mendengar kata 'maaf' keluar dari mulut seorang Arya. Keisha mengira seorang Arya tidak akan pernah bisa meminta maaf, mengingat sikap Arya yang terkesan urakan.
"Hmmm," guman Keisha.
"Oh ya, boleh aku bertanya sesuatu padamu?" tanya Arya.
"Ya silakan." Keisha menjawab dengan rasa malas.
"Apa kamu belum menikah?" tanya Arya.
Ucapan Arya seperti sebuah hantaman besar yang tepat mengenai dadanya, membuat dadanya kembali merasakan sesak.
"Kenapa dia harus bertanya tentang pernikahanku?" batin Keisha.
Arya melihat perubahan raut wajah Keisha. Ada rasa kesal bercampur kesedihan di wajah Keisha. Melihat itu Arya menjadi tidak enak hati sendiri. "Maaf jika pertanyaanku sudah menyinggungmu."
"Apa kedua orang tuaku tidak memberitahumu?" tanya Keisha.
"Memberitahu apa?" Arya nampak bingung.
"Aku baru bercerai sekitar dua bulan lalu," ungkap Keisha.
"Hah, apa? Bercerai? Kenapa?" Arya sangat terkejut mendengar apa yang baru saja Keisha ungkap.
Keisha tidak menjawab pertanyaan Arya, ia terlalu sakit untuk kembali mengingat penyebab perceraiannya dengan Miko. Cairan bening terus saja mengalir dari matanya, meskipun ia sudah mencoba untuk menahannya.
"Kei ...." Arya tidak tega melihat kesakitan yang terlihat di wajah Keisha, ia mengulurkan tangannya untuk mengusap air mata yang ada di pipi Keisha, membuat Keisha terkejut.
"Siapa laki-laki yang sudah berani menyakitimu? Aku pasti akan memberinya pelajaran," ucap Arya.