Meidina ayana putri, gadis kelas 2 SMA yang selalu membuat kedua orang tuanya pusing karena kenakalannya.
Namun sebuah insiden membuat hidup gadis badung itu berubah total
Bagaimana perjuangan gadis badung itu dalam menjalani takdir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aara hidupku
Leo melirik pada bosnya yang terlihat sangat kacau
"Apa mimpi itu lagi? " tanya Leo.
Kemarin Adit memang menceritakan mimpinya itu kepada asistennya.Dan tanggapan Leo yang begitu standard tak membuat dirinya puas.. mimpi cuma bunga tidur.. katanya.
"ya " jawab Adit malas.
Leo mendekat ke arah Adit. "Apa bapak punya salah kepada Nana?
" maksud lo apa? " Adit balik bertanya
" ya.. mungkin bapak pernah melakukan kesalahan yang membuat gadis judes itu ingin membunuh bapak! " ucap Leo
"Gue ga ngerti apa yang lu maksud " Adit menggerakan dua tangannya.
"Mungkin kesalahan gue dulu.. gue terlalu keras pada dia " Akhirnya sebuah pengakuan keluar dari bibir Adit
"Nah mungkin itu yang membuat gadis badung itu dendam kesumat pada bapak " Leo seperti telah memecahkan sebuah teka-teki.
"mungkin juga " ujar Adit.
"Kalau bapak tidak ingin terus-terusan dihantui oleh mimpi itu, sebaiknya bapak meminta maaf! " Saran Leo
"Meminta maaf pada anak badung itu?.. no way! " ucap Adit
"Ya sudah selamat mimpi buruk " ucap Leo dalam hati.
Karena tidak pokus bekerja,akhirnya Adit memutuskan pulang lebih cepat. Mungkin dengan menghabiskan waktu dengan Raka bisa membuat mood nya membaik.
"Papi tumben pulang cepat " ucap Raka ketika Adit masuk ke kamar putranya.
"Kerjaan papi hari ini sedikit " jawab Adit berbohong, yang ada semua pekerjaannya ia serahkan kepada Leo.
"Raka malam ini tidur sama papi yah " ajak Adit
"kenapa papi? apa papi mimpi buruk? " tanya Raka polos. Ia selalu takut tidur sendiri jika mimpi
Deg
Ini anak tebakannya tepat sekali batin Adit.
"Tidak, papi lagi ingin tidur sama Raka " jawab Adit.
Adit membaringkan tubuhnya disamping Raka, diusapnya punggung Raka lembut hingga tak butuh waktu lama Raka pun tertidur, kemudian Adit pun menyusul tertidur dengan posisi memeluk tubuh putranya.
...--------------------------------------------------...
Selesai solat subuh berjamaah, Nana langsung berkutat didapur bersama bi Ijah. Nana menyempatkan membuat makanan untuk Aaran sebelum Ia pergi ke sekolah.
Bubur dengan campuran parutan wortel dan brokoli jadi menu makan Aaran hari ini.Tidak susah mendapatkan sayuran segar disini. Karena para petani disini banyak yang menanami lahan subur mereka dengan berbagai macam sayuran.
"Ibu pergi sekolah dulu ya " bisik Nana sambil mencium pipi Aaran. Bayi 6 bulan itu menggeliat ketika merasakan sentuhan bibir Nana dipipi bulatnya.Namun tidak membuat bayi itu terbangun. Matanya tetap terpejam dengan mulut sedikit terbuka, sangat menggemaskan.
"Sudah Sana pergi, nanti kesiangan " Umi mengingatkan Nana.
'"Iya umi, titip Aaran ya.. buburnya sudah Nana siapkan didapur " ucap Nana sambil mencium tangan umi.
"hati-hati " pesan umi sebelum gadis itu menghilang dibalik pintu.
Nana melajukan motor maticnya melalui jalan desa yang sedikit berbatu, ayah sengaja membelikan Nana sebuah motor matic untuk memudahkan putrinya ke sekolah. Karena rumah abah yang terletak jauh dari jalan utama, sehingga tidak ada angkutan umum kecuali ojek.
Nana masuk kehalaman sekolah setelah memarkirkan motornya ditempat parkir khusus siswa.
"Nana.. tunggu " suara cempreng Dewi terdengar dari arah belakang Nana. Nana pun menghentikan langkahnya menunggu teman sebangkunya yang sedang berlari kearahnya.
"ngapain lo lari-lari? " tanya Nana
"Aku belum ngerjain Pr boilogi,aku nyontek ya! " Dewi mengatupkan kedua tangannya didepan dada, memohon
"Ck.. kebiasaan " sungut Nana. Dewi hanya nyengir
Walaupun menggerutu, namun tak ayal Nana pun memberikan buku biologinya kepada Dewi
"nuhun geulis " ujar Dewi sambil nyengir (terimakasih cantik)
"inget ya.. tidak gratis! "
"Tenang apa yang kamu mau pasti aku kasih " jawab Dewi sambil sibuk memindahkan semua tugas hasil kerja Nana semalam kedalam buku nya.
"Emang lo punya duit? " tanya Nana
Dewi menggeleng, satu toyoran pun mendarat dikening Dewi.
"lo mau bayar pake apa? " tanya Nana mencibir.
" Kalo buat kamu, aku tinggal minta kak Teguh pasti dikasih " jawab Dewi
"Apaan sih " Nana langsung cemberut.
Teguh adalah kakak Dewi, Ia seorang dokter muda yang praktek dipuskesmas kampung tempat Nana tinggal. Sudah lama dokter muda itu naksir kepada Nana. Namun Nana tidak pernah menanggapinya.
Dr Teguh dan Dewi adalah satu-satunya orang yang tau status Nana sebagai ibu dari seorang putri. Semua itu terjadi ketika Nana membawa Aara yang sedang demam tinggi untuk berobat ke tempat praktek Dr muda itu.
"makasih calon kakak ipar " Ledek Dewi sambil menyerahkan buku yang sudah selesai Ia salin kepada Nana.
"ga lucu " Nana langsung cemberut. lagi-lagi Dewi hanya nyengir.
Jika di Jakarta Ia punya Amel, sahabat seperjuangan di dunia kenakalan remaja, disini Ia punya Dewi, sama-sama gokil namun anak baik-baik.
Kadang-kadang Nana sangat rindu pada Amel, sahabatnya itu pasti sekarang sudah kuliah, tidak seperti dirinya yang harus mengulang kembali duduk dikelas 12 setelah melahirkan Aara.
Sejak dikeluarkan dari sekolah, Nana memang memblokir semua kontak teman-teman sekolah nya termasuk Amel. waktu itu Nana sangat shok karena kabar kehamilannya begitu cepat menyebar dan menjadi trending topic di grup sekolah. Berbagai hujatan dan cibiran memenuhi komentar disana. Dan Nana benar-benar terpuruk saat itu.
Namun setelah Aara lahir, semua kisah pilu hidupnya perlahan Ia lupakan.Kini Ia benar-benar bahagia mempunyai Aara.
Bel tanda selesai pelajaran berbunyi, semua siswa berhamburan keluar dari kelas, begitupun Nana. Gadis itu ingin segera pulang, wajah lucu Aara sudah menari-nari dipelupuk matanya.
Nana pun melajukan motornya keluar dari parkiran sekolah. Motor Nana melesat menyusuri jalan desa yang nanjak dan sedikit berbatu.Hanya memakan waktu lima belas menit, motor Nana pun berhenti di halaman luas rumah abahnya.
Aara yang sedang duduk dipangkuan umi langsung menggerakan tangan dan kakinya menyambut kedatangan Nana.
"Anak ibu " Nana langsung mengambil Aara dari pangkuan umi, dan menciumi pipi bulatnya gemas
"Ganti baju dulu Sana, langsung makan " titah umi.
"ibu ganti baju dulu ya " Nana kembali menyerahkan Aara kepada umi. Kemudian Ia pun berlalu masuk ke kamarnya.
Setelah menanggalkan seragam putih abunya dan mengganti dengan baju rumahan,Nana pun keluar dari kamar kemudian berjalan menuju dapur.
"bi masak apa, Nana lapar " tanya gadis itu kepada bi Ijah.
"Ada cobek ikan nila sama tumis kangkung neng!" jawab bi Ijah.
Karena sangat lapar, Nana pun makan dengan menu yang bi Ijah masak hari ini.
"Aara hari ini rewel ga bi? " tanya Nana disela kunyahannya.
"Neng Aara mah budak paling bageur " jawab bi Ijah ( neng Aara anak paling baik)
"syukurlah " ucap Nana.
Segelas air mengakhiri makan Nana. Ia pun membawa piring dan gelas kotor untuk dicuci. Sudah menjadi kebiasaan Nana selama disini untuk mencuci sendiri piring dan gelas bekas makannya.
Setelah selesai makan, kini saatnya Ia bermain bersama putri kecilnya.Semua lelah seketika hilang jika sudah bersama Aara. Dan Ia sama sekali tidak menyesal mempunyai Aara. Karena Aara adalah hidupnya.