Tidak disangka Habiba jika sang suami mengatakan tidak mencintainya di malam pertama pernikahan mereka. Akan tetapi seiring berjalannya waktu pernikahan mereka berjalan seperti layaknya suami istri pada umumnya. Namun, pada saat kehamilan Habiba 8 bulan mantan kekasih Yusuf datang kembali dan Yusuf menyuruh Habiba pergi.
Akankah Yusuf kembali kepada mantan kekasih yang telah meninggalkan dia atau mempertahankan rumah tangga dengan Habiba?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riya Wardu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 Perkara Muffin Cokelat
Semua pekerjaaan telah selesai dengan baik hingga waktu jam pulang. Yusuf dan Ardan telah menyelesaikan pekerjaan mereka dengan baik walaupun tadi sempat Yusuf merasa kelelahan, Ardan sang asisten menyuruh sang Tuan untuk istirahat sejenak di kamar pribadi yang ada di ruangannya. Yusuf pun menurut, dia baru bangun dan keluar kamar pribadinya ketika Ardan mengetuk pintu kamar tersebut dimana waktu menunjukkan pukul lima sore. Karena kelelahan beberapa hari yang lalu sering lembur membuat Yusuf tidak bisa istirahat jadi tadi siang dia tidur hingga sore.
"Maaf Tuan,sudah waktunya jam pulang jadi saya mengetuk pintu membangunkan Anda.. "ucap Ardan ke Yusuf yang baru keluar dari kamar pribadinya
"Tidak apa,terima kasih telah membangunkan saya. Kalau tidak pasti saya menginap di kantor lagi.. "ucap Yusuf
Ardan menjawab dengan anggukan kepala dan senyum kecil.
"Kamu bisa pulang dulu tidak perlu mengunggu saya,saya bawa mobil sendiri.. "lanjut Yusuf
"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi dulu.. "pamit Ardan menganggukkan kepala dan berlalu meninggalkan Yusuf
"Hmm.. "balas Yusuf singkat
Yusuf bersiap-siap untuk pulang dia mengambil tas kerja dan kunci mobil di atas meja kerjanya lalu keluar dari ruangannya menuju ke basement. Setelah sampai di basement Yusuf masuk ke mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang karena bertepatan dengan jam pulang kerja jalanan menjadi macet.
Di tempat lain Habiba juga sudah bersiap untuk pulang. Dia naik ke motor maticnya lalu memakai helm.
Klek
(Bunyi helm Habiba yang terpasang)
"Rita,aku pulang duluan ya.. Kamu nggak papa kan aku tinggal dulu? "pamit Habiba sekaligus bertanya
"Nggak pa-pa paling sebentar lagi suamiku dateng.. Nah tuh,pucuk dicinta ulam pun tiba.. "ucap Rita menunjuk ke arah suaminya yang baru datang
"Ya udah,aku duluan ya.. "Assalamualaikum.. "pamit Habiba
Habiba melajukan motornya,sama seperti hari-hari sebelumnya tiap sore dia pulang pasti selalu macet karena memang jamnya orang pulang kerja jadi jalanan macet. Habiba melajukan motornya pelan tapi pastinya selalu berhati-hati. Di tengah perjalanan seperti biasa melewati sebuah jembatan dan lagi-lagi bertemu orang yang kemarin melamun di jembatan. Dia pun memelankan laju motornya mendekati orang tersebut.
"Astaga,ini orang hobi banget petang-petang begini di jembatan nggak takut kesambet apa ya? "gumam Habiba
Habiba menghampiri orang itu,siapa lagi kalau bukan Yusuf. Habiba mematikan motornya lalu menghampiri Yusuf.
"Pak Yusuf.. "panggil Habiba
Yusuf yang sedang menelpon seseorang seketika menoleh ke arah Habiba.
"Baiklah,saya tunggu secepatnya.. "ucap Yusuf kepada orang di sebrang sana kemudian dia mematikan teleponnya.
"Ngapain kamu di sini? "tanya Yusuf dengan nada sinis ke Habiba sembari dia memasukkan ponsel ke saku jasnya
"Baru dipanggil bukannya dijawab malah nanya dengan nada galak.. "batin Habiba
Yusuf menjetikkan jarinya di depan wajah Habiba lalu bertanya kembali ke Habiba.
"Hey, ngapain kamu di sini? Kamu mbuntuti saya ya? "tanya Yusuf yang masih dengan mode sinis
"Dih,siapa juga yang mbuntuti Bapak? Ini jalan umum Pak, siapa saja boleh lewat sini? Harusnya saya yang mau tanya ke Bapak, kayaknya nggak kapok ya tiap sore berhenti di jembatan ini dan pasti kalau tidak ada saya dipastikan sedang melamun,nggak takut kesambet ya Pak? "ucap Habiba nggak mau kalah.
"Cih,,Menyebalkan banget sih ini cewek.. Cerewet juga.. "monolog Yusuf dalam hati
"Kamu nggak lihat tuh ban mobil saya bocor,kebetulan saja pas bocornya di sini. Jadi saya berhenti di sini.. "ucap Yusuf kesel sambil menunjuk ban mobilnya yang bocor.
"Oh,kirain Pak Yusuf mau ngelanjutin ngelamun lagi.. "ucap Habiba terkekeh
Habiba yang terkekeh kemudian langsung menutup mulutnya karena mendapat tatapan tajam dari Yusuf.
"Alamak jangan-jangan dia mau ngamuk lagi.. "batin Habiba
Yusuf masih dengan mode mulut terdiam tapi gerak tubuhnya gelisah sesekali melihat ke arah jalan berharap orang yang akan membantu dia segera datang. Habiba yang melihat Yusuf gelisah menyarankan Yusuf untuk menunggu di masjid di dekat jembatan itu karena adzan Maghrib sudah berkumandang. Menurut Habiba nggak baik kan menunggu orang di atas jembatan lebih baik menunggu di masjid sekalian sholat Maghrib. Yusuf masih terdiam dengan saran Habiba,akhirnya Habiba menyerah dia mau pulang saja.
"Gimana Pak? Kalau iya,ayo Bapak saya boncengkan ke depan ke masjid sana,sekalian saya mau sholat Maghrib di masjid itu.. Kalau nggak mau ya sudah Bapak nunggu di sini sendirian? "tawar Habiba
Yusuf masih terdiam tidak menjawab tawaran Habiba,akhirnya Habiba meninggalkan Yusuf yang terdiam kemudian naik ke motornya. Saat dia menstater motornya tiba-tiba Yusuf bersuara.
"Tunggu.. Saya ikut.. "Yusuf menghampiri Habiba
Habiba mengangguk lalu berkata "Ya udah,naik aja Pak.. Saya boncengin Bapak ke depan.."
"Minggir kamu.. "ucap Yusuf
Dia membuka jasnya lalu memberikan ke Habiba kemudian menggulung kemejanya sebatas lengan lantas menyuruh Habiba turun dari motornya, karena dia yang akan menyetir motor itu.
"Eh eh... Apa-apaan ini? "ucap Habiba yang ditarik tangannya oleh Yusuf
"Saya yang di depan,kamu saya boncengin.. Kamu pikir saya pria apaaan? Masa diboncengin kamu.. "ucap Yusuf yang kemudian menaiki motor Habiba
"Emang Bapak bisa naik motor? "tanya Habiba
"Cih,,kamu menghina saya? Gini-gini saya dulu seorang pembalap tau.. "sombong Yusuf
"Hahaha.. Pembalap? Balap karung maksudnya Pak? "lanjut Habiba tergelak
"Reseh banget nih cewek.. "ucap Yusuf yang kemudian menarik tangan Habiba untuk naik ke motor.
"Aaaa.. "pekik Habiba yang tangannya ditarik
Dia pun akhirnya naik ke motor, Yusuf mengendarai motor matic Habiba menuju masjid yang dimaksud Habiba. Kemudian dia memarkirkan motor matic Habiba dan menuju ke tempat wudhu khusus pria, hal yang sama juga dilakukan Habiba dia pergi ke tempat wudhu khusus wanita sebelum melaksanakan sholat Maghrib berjam'ah di masjid tersebut.
Beberapa menit berlalu sholat Maghrib sudah selesai dilaksanakan,beberapa orang yang ikut sholat berjam'ah keluar dari masjid itu. Habiba yang sudah selesai menunggu Yusuf di teras masjid.
"Kenapa kamu masih di sini? "tanya Yusuf yang baru keluar masjid
Habiba menoleh, sejenak dia tertegun dengan penampilan Yusuf yang tampan. Dengan penampilan kemeja yang dilipat sebatas lengan siku,rambut yang masih agak terlihat basah karena air wudhu,wajah yang segar dan terlihat tampan.
"Hey.. "ucap Yusuf menjetikkan jarinya di hadapan wajah Habiba
"Eh i-iya Pak? Kenapa? "ucap Habiba yang tersadar dari lamunannya
Yusuf mendengus "Kenapa kamu masih? Kamu nggak pulang? "
Habiba mengerucutkan bibirnya dan berkata "Gimana saya mau pulang Pak? Kunci motor saya ada sama Bapak, terus ini jas Bapak juga masih dititipkan ke saya.."
"Oh.. "ucap Yusuf yang merogoh saku celananya mengambil kunci motor Habiba.
Namun, ketika dia akan mengambil kunci di sakunya tiba-tiba sesuatu ikut terambil dan jatuh ke bawah.
Pluk
"Apaan tuh? "ucap Habiba yang melihat ke arah benda itu
Habiba membuka lebar mulutnya dan membelalakan matanya kemudian mengambil benda itu.
"Cincin.. "ucap Habiba
Habiba mengambil kotak cincin yang terjatuh tadi kebetulan kotak itu tebuka pada saat terjatuh tadi jadi Habiba bisa melihat dan memperhatikan dengan seksama cincin itu. Terlihat mewah dan berkelas,Habiba tersenyum kecut kapan dia bisa memiliki cincin seperti itu. Sepertinya harus bekerja ekstra keras untuk mendapatkan cincin seperti itu.
Habiba memberikan kotak cincin itu ke Yusuf. Dia mengatakan kalau cincin itu bagus,mewah,elegan dan berkelas. Dia bertanya cincin itu pasti untuk orang yang spesial. Belum Yusuf menjawab pertanyaan Habiba ada suara yang menganggu.
Kruyuk Kruyuk
Habiba tertawa kecil ternyata itu suara cacing di perut Yusuf yang berdemo. Kemudian dia menyuruh Yusuf ke parkiran motor, dia mengambil kotak bekal makanan yang dibawa tadi pagi. Dia ingat jika masih ada tiga buah muffin di dalam kotak bekalnya. Habiba dan Yusuf duduk di kursi yang kebetulan ada di parkiran. Habiba menawarkan muffin itu ke Yusuf. Agak ragu Yusuf menerima tawaran Habiba,tapi perut dia berdemo minta diisi. Akhirnya mau tidak mau dia menerima muffin itu dan memakannya. Habiba tersenyum melihat tingkah Yusuf yang malu menahan lapar tapi pada akhirnya dia makan juga tuh muffin. Dan tanpa disengaja pandangan mereka saling bersiborok,Habiba yang malu langsung memalingkan wajahnya.
Drrttt Drrttt Drrttt
(Ponsel Habiba berdering)
"Hallo,Assalamu'alaikum Ma? "Habiba menjawab telepon dari seberang sana
-------------
"Iya Ma,ini Habiba baru mau pulang tadi ketemu teman terus nanggung Maghrib jadi kita sholat di masjid dulu.. "
-----------
"Iya Ma, Wa'alaikumsalam.. "ucap Habiba mengakhiri dan menutup teleponnya.
"Pak Yusuf.. "panggil Habiba
"Uhuk uhuk.." Yusuf tersedak muffin ketika dipanggil Habiba
Ketika Habiba menerima telepon dari Mama nya Yusuf sedang memakan muffin pemberian Habiba. Entah enak atau lapar dia memakan dua buah muffin. Bak seorang anak kecil ketahuan Mama-nya makan dua muffin alhasil dia tersedak saat makan muffin. Beruntung Habiba langsung gerak cepat memberikan minum ke Yusuf. Dia langsung meraih botol minum itu dan meminumnya hingga tandas.
"Aduh,maaf ya Pak.. Hati-hati kalau makan Pak jadi tersedak kan? Lagian nggak ada yang minta tuh makanan,buru-buru banget makannya.. "omel Habiba sambil menepuk-nepuk pelan punggung Yusuf
Yusuf mengangkat salah satu tangannya pertanda cukup Habiba menepuk pundaknya. Habiba pun menghentikan gerakannya.
"Kenapa kamu ngagetin sih,bisa nggak kalau manggil orang suaranya pelan.. "sungut Yusuf
✍️