NovelToon NovelToon
RACUN

RACUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami / Kisah cinta masa kecil
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Girl_Rain

Apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan kelabu yang menyelimuti rumah tangga selama lima tahun?

Khalisah meminta suaminya untuk menikah lagi dengan perempuan yang dipilih mertuanya.

Sosok ceria, lugu, dan bertingkah apa adanya adalah Hara yang merupakan teman masa kecil Abizar yang menjadi adik madu Khalisah, dapat mengkuningkan suasana serta merta hati yang mengikuti. Namun mengabu-abukan hati Khalisah yang biru.

Bagaimana dengan kombinasi ini? Apa akan menjadi masalah bila ditambahkan oranye ke dalamnya?

Instagram: @girl_rain67

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Girl_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

K. 20~ Hanya

Perempuan berambut coklat menuruni tangga sambil mengucek matanya dan terkadang menguap. Padahal Hara sudah mandi dan membubuhi tubuhnya dengan skincare pemberian mama Laili, tapi tetap saja kantuknya masih ada.

"Jika saja aku tidak ingat pesan mbak Khalisah, aku mungkin masih bergelung dengan selimutku," gumamnya hendak melangkah ke dapur, namun terhenti lantaran melihat punggung wanita berlapis abaya hitam dan jelbab sampai ke punggung menghadap wastafel.

"Mb-mbak Khalisah?" seru Hara ragu-ragu dan terkandung harapan.

"Bagus, setidaknya kali terlambat bangunnya tujuh menit. Kamu ada kemajuan."

Lekungan lebar terbentuk di mulut si bumil. Ia tak dapat menahan diri sehingga berlari hendak menerjang orang yang bikin perasaannya sebahagia ini, naas orangnya malah bergeser tak memberi peluang. "Mbak Khalisah!"

Rupanya Khalisah mendekati meja bundar kaca dan duduk di sana. "Doesn't like hugs. Dari pada itu, lebih baik kamu membantuku sekarang. Aku berencana.... " Khalisah tak melanjutkan ucapannya, karena sadar Hara mendekati dan memeluknya dari belakang dalam keadaan membungkuk dan menyungsep kepala di lehernya.

"Aku enggak bisa bahasa inggris, tapi aku kangen banget sama Mbak Khalisah. Maafin Hara."

"Iya." Khalisah tersenyum haru dibalik cadar.

Mereka berposisi seperti itu selama lima menit dikarenakan seruan Khalisah. "Baik, sudah lima menit. Kita kembali ke tugas sekarang."

Raut tak percayanya Hara tampak jelas ketika melihat mbak Khalisah menilik jam di tangan. Ada ya orang yang mengira-ngira waktu pelukan, bukan dekapan belakang seperti itu. Terpaksa Hara melepas mbak Khalisah dan memberengut.

"Tolong kamu cuci sayur-sayuran yang mau dimasak tumis ya," pinta Khalisah.

Istri kedua suaminya itu tak menolak, tapi menghentakkan kaki ketika menuju kulkas lalu ke wastafel.

Khalisah cuma menggeleng atas tingkah merajuknya Hara.

Maaf, Hara. Aku tidak bisa membalas perkataanmu jika perkataanku sebenarnya adalah kebohongan. Aku memang sudah terbiasa dengan kehadiran kamu, tapi bukan berarti aku akan merindukan kamu saat kamu tidak ada. Perasaanku tidak seterbatas itu.

Akhirnya waktu sarapan pun digapai oleh mentari yang berganti shift dengan bulan. Seluruh keluarga Al-Ghifari berkumpul di meja makan dan bersiap untuk sarapan.

"Maaf."

Seruan dadakan itu membuat Khalisah, orang yang dimaksud diberi kata 'maaf' tersentak. Wajahnya berpaling pada sang mertua yang kini melahap makanannya kaku dan matanya melirik ke arah lain.

Mama--

Ah, Khalisah menghentikan pikirannya dan memilih tersenyum saja. "Iya, aku sudah memaafkan Mama. Dan aku pun meminta maaf karena sudah membuat Hara kerepotan di masa kehamilannya--"

Menatap pada Hara. "Maafkan aku."

Sedang Hara yang menerima kata Maaf mengibas tangannya. "Tidak, tidak. Aku tidak kerepotan. Justru aku senang bisa lebih dekat sama, mbak Khalisah."

"Makasih," ucap Khalisah.

Barulah mereka benar-benar menikmati makanannya. Dalam celah sedang menikmati ada Abizar yang bahagia melihat Khalisah yang benar-benar membuktikan ucapannya, istri pertama dan istri keduanya akur. Begitupun mamanya yang mudah-mudahan sudah introspeksi diri.

Akan tetapi pesan semalam menyurutkan raut cerahnya sebentar karena Abizar langsung merubahnya sikapnya agar biasa-biasa saja. Ia tak tau bahkan pergantian mimiknya tadi ditangkap oleh netra yang mengawasinya diam-diam.

Sebenarnya, apa yang membuatmu resah, Mas.

Disaat semua pekerjaan selesai dan tinggallah waktu luang. Untuk sang nyonya rumah dihabiskan waktunya dengan teman-teman arisannya, Hara memilih di kamar dan Khalisah?

Perempuan yang selalu memakai baju kebesaran itu memilih duduk di ayunan dekat kolam. Dengan kedua tangannya memegang Al-Qur'an, Khalisah siap membacanya. "اعوذ بالله من الشيطان الرجيم."

Namun setannya justru muncul di pintu masuk kolam dan melangkah ke arahnya, sehingga Khalisah beralih memegangi Al-Qur'an dengan tangan kirinya sedang tangan kanannya meraih sepatu di kakinya.

"بسم الله الرحمن الرحيم،" ucap Khalisah berirama.

Melihat ancang-ancang kekasih hatinya tentu menghambat langkah Edgar menghampiri Khalisah. Kedua tangannya terangkat seolah menyerahkan diri agar tak dilempari sepatu.

"Aku mau mendengar kamu ngaji."

Tetapi wanita yang sempat cerewet padanya beberapa hari kemarin justru tak bergeming dan menatapnya datar.

Oke, Khalisah lagi nggak bisa diajak bercanda. Edgar melangkah mundur. "Oke, aku pergi," ucapannya sebelum berbalik memutari kolam dan hendak melewati pintu, akan tetapi laki-laki rambut hitam legam itu menyempatkan diri menoleh.

Bibirnya menyungging senyum. "Khalisah cantik!"

Langsung saja lemparan penuh tenaga itu terjadi, Edgar lari terbirit-birit ketika sepatu bak peluru terbang ke arahnya.

Khalisah mengelus dadanya agar bersabar atas kelakuan menjengkelkan lelaki setengah hidupnya. Benar-benar tidak berubah walau sudah berprofesi sebagai polisi yang harusnya berwibawa.

Nyebelin emang!

Saat Khalisah bisa mengendalikan dirinya, barulah ia melanjutkan ngajinya. Berusaha biasa saja meski sebenarnya terganggu dengan tatapan terang-terangan yang berasal dari tingkat dua.

Hara berdiri di balkon dengan posisi sedikit membungkuk ke bawah pada penyangganya, memperhatikan istri shalihah suaminya.

Aku mau kayak, mbak Khalisah.

Sedangkan yang diperhatikan berusaha mati-matian mengabaikan pandangan yang akan menimbulkan sifat u'jub.

Setidaknya biarkan aku menyelesaikan surat Ar-Rahman.

Terlebih dirinya memang berencana bicara serangkaian pembahasan bersama Hara, sehingga timbul sifat terburu-buru dalam menyalami Al-Qur'an.

Mengecek arlojinya dan menghela napas karena berhasil membaca surat Ar-Rahman kadar waktu dua puluh menit, yang berarti dirinya tidak cepat membacanya.

Kemudian Khalisah mendongak dan bertatapan dengan Hara hingga bumil itu terkejut seolah kepergok melihatnya. Lihatlah pipinya yang merona.

Khalisah menunjuk dirinya setelahnya menunjuk ke tempat Hara berdiri sekarang. Tak berlama-lama, ia segera menuju ke tempat Hara sekarang tanpa tau Hara tidak mengerti maksudnya sehingga ingin ke bawah juga.

Pada akhirnya mereka bertemu di tangga.

"Kenapa kamu turun? 'Kan sudah aku kode, aku yang bakal ke tempat kamu," cetus Khalisah datar.

Perempuan berisi itu cengengesan. "Aku nggak paham, mbak."

Dan Khalisah hanya menghela napas. "Ayo, ke kamar kamu. Ada yang mau aku bicarakan." Khalisah melangkah duluan memberikan posisi mengikuti bagi Hara. Dan mereka berdua kini berada di balkon tempat Hara berdiri tadi, dan sama-sama menopang diri pada penyangga balkon.

Cukup lama mereka terdiam, dan Hara memandangi wanita bercadar di sampingnya dengan maksud menunggu kalimat yang akan diucapkannya.

"Dari mana mulainya ya.... " Khalisah sendiri bingung. Jujur, dirinya belum mengatur kata-kata yang tepat untuk pembicaraan mereka setelah sempat dihantam fakta kemarin.

Dan Hara menunggu. Dirinya ingin melihat bagaimana calon ibu dari anaknya bakal bicara.

"Oke, dari yang membuat aku penasaran dulu aja ya. Apa yang kamu rasakan waktu menikah sama mas Abi?" tanya Khalisah, jelas sekali ia gugup sampai menerima kekehan Hara.

"Bahagia."

...☠️...

...☠️...

...☠️...

*U'jub : Sifat merasa heran dengan dirinya sendiri. Contoh: "Eh, kok aku cantik ya."

Bicaranya pada cermin atau pada orang lain dengan hati yang bahagia. Hampir sama sama sifat sombong, cuma sombong lebih terang-terangan, sedang u'jub bikin kita dongkol pada orangnya.

Ini Rain dapat pengertiannya dari kita tauhid satu ya, kitab bahasa Kawi sudah dijelaskan tapi kalau kita bahasa Arab di kitab Taisirul Akhlak cuma disinggung sedikit, sedangkan di Ta'lem Muta'allem belum aku temukan.

Rain masih perlu belajar lagi 😊🙏

1
Aminin azaaa
bingung Thor Edgar kan seorang polisi, tp bertahun tahun jd bodyguard khalisah, gimana cara bagi waktu nya🙏🙏
Masitoh Masitoh
jujur aku heran dgn sikap Khalisah terlalu baik ya Thor walau mertua SDH hadirin madu bahkan suaminya mafia
@Girl_Rain67: Jujur, Rain pun pengen jadi Khalisah. Tapi tak sanggup 😢
total 1 replies
Dinda Putri
up
Dinda Putri
Lanjut Thor jangan kelama an upnya jadi penasaran
@Girl_Rain67: Siap, kak
total 1 replies
Dinda Putri
luar biasa
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
@Girl_Rain67: Insyaallah
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Aminin azaaa
lanjutkan
@Girl_Rain67: Siap, kak. /Smile/
total 1 replies
Aminin azaaa
lanjut
Gadiscantik27
Malam, kak. Boleh minta support balik, kak?
@Girl_Rain67: Boleh, kak 🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!