Renjana, seorang gadis muda yang baru saja pindah ke kota kecil Manarang, mulai bekerja di panti asuhan Widarpa, sebuah tempat yang tampaknya penuh dengan kebaikan dan harapan. Namun, tak lama setelah kedatangannya, ia merasakan ada yang tidak beres di tempat tersebut. Panti asuhan itu, meski terlihat tenang, menyimpan rahasia gelap yang tak terungkap. Dari mulai bungkusan biru tua yang mencurigakan hingga ruangan misterius dengan pintu hitam sebagai penghalangnya.
Keberanian Renjana akan diuji, dan ia harus memilih antara melarikan diri atau bertahan untuk menyelamatkan anak-anak yang masih terjebak dalam kegelapan itu.
Akankah Renjana berhasil mengungkap misteri yang terkubur di Widarpa, atau ia akan menjadi korban dari kekuatan jahat yang telah lama bersembunyi di balik pintu hitam itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karangkuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WIDARPA 03
Di sebuah kota kecil bernama Manarang, yang terletak di bagian selatan, tepat di pinggir pantai, kehidupan berjalan dengan ritme yang tenang namun penuh kegiatan. Kota ini, meskipun kecil, memiliki daya tarik tersendiri. Setiap pagi, nelayan-nelayan yang tinggal di sepanjang pantai berangkat menuju laut dengan perahu-perahu mereka, membawa harapan akan tangkapan ikan yang melimpah. Udara laut yang segar membawa bau asin yang khas, sementara suara deburan ombak seolah menjadi latar alami bagi kehidupan sehari-hari.
Pekerjaan utama penduduk Manarang adalah perikanan, dan banyak dari mereka yang menghabiskan hari-hari mereka di atas perahu, mencari ikan untuk dijual di pasar lokal. Di pagi hari, pelabuhan kecil kota ini dipenuhi dengan perahu-perahu yang kembali dengan hasil tangkapan yang berbeda-beda, dari ikan-ikan besar hingga hasil laut lainnya. Deru mesin perahu bercampur dengan suara teriakan nelayan yang sibuk memindahkan ikan ke dermaga, menciptakan suasana yang sibuk namun teratur.
Pelabuhan kecil ini juga menjadi jalur utama bagi akses ke pulau besar yang terletak tidak jauh dari sana. Dari pelabuhan ini, kapal-kapal barang membawa komoditas yang dibutuhkan oleh penduduk kota, mulai dari bahan pangan, peralatan rumah tangga, hingga bahan baku industri yang penting. Manarang meskipun sederhana, memiliki peran penting dalam mendukung kegiatan ekonomi di sekitarnya, berkat pelabuhannya yang strategis.
Pemandangan yang ada di sepanjang pantai sangat memukau, dengan pasir putih yang halus menyapa kaki yang berjalan di sepanjang tepi laut. Pohon-pohon kelapa yang tinggi menambah keindahan alam, berayun lembut oleh angin laut yang sepoi-sepoi. Di kejauhan, terlihat kapal-kapal besar dan kecil yang berlayar, membawa barang atau berlayar menuju pulau-pulau sekitarnya.
Namun, di tengah keseharian yang sibuk, ada pula keheningan yang tercipta, terutama saat matahari mulai terbenam. Langit yang memerah dan pantulan cahaya matahari yang hilang perlahan di horizon, memberi kesan damai pada suasana kota kecil ini.
Meskipun Manarang bukan kota besar, penduduknya cukup padat dan beragam, menjadikan kehidupan di kota ini terasa hidup meski dalam ukuran yang lebih kecil. Aktivitas sehari-hari berlangsung dengan ritme yang khas, menciptakan nuansa yang penuh dengan kedekatan antarwarga. Jalan-jalan utama di kota ini selalu ramai dengan orang-orang yang berjalan kaki, berbelanja di toko-toko kecil, atau sekadar menikmati udara segar di pagi hari.
Kota ini memiliki berbagai fasilitas yang memadai untuk kebutuhan warganya, meskipun tidak sebesar kota-kota besar di luar sana. Dari taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah atas (SMA), sistem pendidikan di Manarang cukup lengkap.
Di pusat kota, terdapat rumah bersalin yang juga berfungsi sebagai rumah sakit kecil. Fasilitas kesehatan ini menjadi tempat yang sangat penting bagi penduduk Manarang, terutama karena letaknya yang strategis dan mudah dijangkau. Meskipun fasilitasnya tidak sebesar rumah sakit besar di kota-kota besar, rumah sakit kecil ini selalu siap memberikan pertolongan bagi mereka yang membutuhkan, dengan layanan medis yang terjangkau dan cukup lengkap.
Tak jauh dari situ, tempat ibadah berbagai agama juga ada di Manarang, menciptakan sebuah kota yang penuh dengan keberagaman dan saling menghormati. Masjid, gereja, dan pura berdiri berdampingan, memberikan ruang bagi setiap penduduk untuk beribadah dan merayakan keyakinan mereka dengan damai. Setiap sore, suara azan, lonceng gereja, dan lantunan doa terdengar bersahutan, mengisi udara kota dengan ketenangan dan rasa saling menghormati.
Di pusat kota yang cukup ramai, ada sebuah supermarket paling besar di kota tersebut yang selalu dipenuhi dengan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Di atasnya, ada toko baju yang menyediakan pakaian-pakaian trendi dengan harga terjangkau. Supermarket dan toko baju ini menjadi pusat perbelanjaan bagi warga Manarang yang ingin membeli barang-barang kebutuhan hidup, dari bahan makanan hingga pakaian.
Meskipun Manarang cukup layak dihuni dan menawarkan kehidupan yang nyaman dengan segala fasilitas dasar yang dibutuhkan, banyak penduduk yang sadar bahwa untuk memenuhi kebutuhan tertentu, mereka harus menuju ke pulau seberang yang lebih besar dan maju. Di sana, segala fasilitas yang lebih lengkap dan modern dapat ditemukan—dari universitas ternama, pusat perbelanjaan besar dengan bioskop, hingga rumah sakit besar yang memiliki peralatan medis canggih. Masyarakat Manarang sering menyebut pulau tersebut dengan nama Kota Besar, sebagai tempat yang memiliki segala hal yang tidak bisa mereka dapatkan di kota kecil ini.
Kota Besar, yang terletak tidak jauh dari Manarang, memiliki segala kemudahan yang ditawarkan oleh kehidupan perkotaan modern. Universitas-universitas besar dan terkenal berdiri kokoh di sana, menarik mahasiswa dari berbagai penjuru wilayah untuk menuntut ilmu dan melanjutkan pendidikan. Banyak pula yang pergi ke sana untuk mengejar karier, karena Kota Besar memiliki lapangan pekerjaan yang lebih luas dengan berbagai industri dan sektor yang lebih berkembang.
Pusat perbelanjaan yang sangat besar dengan berbagai toko terkenal, restoran internasional, hingga bioskop-bioskop yang menayangkan film terbaru menjadi daya tarik utama bagi mereka yang ingin menikmati hiburan. Para penduduk Manarang yang ingin menyaksikan film-film terbaru atau sekadar menikmati suasana mall yang megah, harus menyeberang ke Kota Besar. Di sana, mereka bisa menikmati semua fasilitas yang lebih modern, meskipun harus menghabiskan waktu beberapa jam untuk mencapai tempat tersebut.
Selain itu, rumah sakit besar yang memiliki fasilitas kesehatan yang lebih lengkap juga berada di Kota Besar. Bagi mereka yang membutuhkan perawatan medis lebih lanjut atau spesialis, perjalanan ke sana adalah hal yang biasa dilakukan. Rumah sakit di Manarang memang cukup untuk kebutuhan sehari-hari, namun jika ada kasus medis yang lebih serius atau memerlukan penanganan lebih lanjut, Kota Besar adalah tempat yang menjadi tujuan utama.
Taman hiburan juga menjadi salah satu alasan mengapa warga Manarang sering mengunjungi Kota Besar. Di sana terdapat wahana permainan yang besar dan lengkap, yang sangat menarik bagi keluarga dengan anak-anak. Warga Manarang, terutama yang ingin menikmati liburan atau sekadar bersenang-senang, sering menghabiskan waktu di taman hiburan Kota Besar untuk melepas penat setelah bekerja keras.
Meski begitu, bagi sebagian orang, perjalanan ke Kota Besar bukanlah hal yang selalu mudah. Membutuhkan waktu dan biaya untuk menyeberang pulau, menjadikan perjalanan ke sana hanya dilakukan pada kesempatan tertentu, biasanya untuk keperluan penting. Namun, meskipun Manarang memiliki keterbatasan dalam fasilitas, penduduknya tetap merasa bangga dengan kota mereka, karena di sana mereka menemukan kedamaian, kebersamaan, dan cara hidup yang lebih sederhana.
Renjana berjalan dengan langkah berat, menyeret dua koper besar yang terlihat jauh lebih besar dari tubuhnya yang ramping. Setiap tarikan koper terasa semakin sulit, seakan-akan dunia di sekelilingnya ikut membebani langkahnya. Di atas kapal yang mengantarnya, waktu terasa bergerak sangat lambat. Satu hari penuh ia habiskan di atas geladak, meninggalkan kehidupannya yang lama, menuju tempat yang baru—ke Kota Manarang.
Pandangannya teralih pada jam tangan di pergelangan tangannya. Pukul 2 siang. Matahari masih bersinar terik, namun cuaca terasa begitu berbeda, lebih panas dan kering daripada yang biasa ia rasakan. Dia berhenti sejenak, menatap hamparan pelabuhan kecil yang sibuk dengan aktivitas para nelayan yang sedang membongkar hasil tangkapan mereka. Laut biru membentang di kejauhan, dan suara ombak yang menghantam pantai memberikan ketenangan yang kontras dengan kegelisahan di hatinya.
Renjana menelan ludah, berusaha menenangkan diri. Perasaan cemas dan tidak pasti menyelimuti dirinya. Setiap langkah menuju daratan terasa begitu berat. Di balik wajahnya yang tenang, ada keraguan yang besar tentang keputusan ini. Apakah ia benar-benar bisa memulai kehidupan baru di sini? Di sebuah kota kecil yang jauh dari kehidupan yang ia kenal sebelumnya?
Namun, ia menghela napas panjang, berusaha menepis rasa khawatir itu. Tujuannya sudah jelas. Manarang adalah tempat yang ia pilih untuk memulai hidupnya kembali. Di sini, ia berharap bisa meninggalkan masa lalu yang penuh luka dan memulai lembaran baru. Ia ingin menjalani hidupnya dengan semestinya, meski tidak tahu pasti apa yang akan menantinya di kota kecil yang asing ini.