NovelToon NovelToon
Pembalasan untuk Bibi Licik

Pembalasan untuk Bibi Licik

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nofi Aprinsa

Dia yang memberiku kehidupan.. tapi justru dia sendiri yang menghancurkan hidupku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nofi Aprinsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 19

Bagas, Sinta dan juga Sofi menyelesaikan makan malam mereka dengan damai. Hubungan rumah tangga antara Bagas dan Sinta pun kini sudah kembali baik seperti sebelumnya. Mereka bahkan tak segan menunjukan keromantisannya di depan umum terlebih di hadapan Sofi. Tanpa mereka tahu yang sebenarnya, Sofi sudah merasa sangat muak dan ingin segera mengakhiri kebersamaannya. Namun harus tetap berpura-pura tenang dan tersenyum palsu.

“Mas, aku ke toilet sebentar ya. Habis ini kita langsung pulang, kasian Gabriel nungguin kita,” ucap Sinta dan kemudian berdiri untuk menuju ke toilet.

“Iya Sayang,bapa perlu mas antar?”

“Apaan si mas! Nggak perlu aku bisa sendiri.”

Selang beberapa menit kepergian Sinta ke toilet, Sofi kembali mencoba mengambil hati Bagas dengan berpura-pura sebagai pahlawan di mata Bagas.

“Mas, benar kan apa kataku. Mbak Sinta dengan mudah memaafkan mas.”

“Iya Sofi,bmas terima kasih banyak ya. Berkat saran kamu mas bisa berbaikan kembali dengan istri mas.”

“Mas, tapi mas tidak keberatan kan dengan apa yang aku sampaikan kemaren.”

“Tentang apa Sof, mas tidak paham maksudmu.”

“Tentang perasaanku ke mas. Bahwa aku masih sangat mencintai mas dan belum bisa melupakan mas.”

“Sofi stop! Tolong jangan bicarakan hal itu. Mas takut Sinta akan mendengarnya! Bisa-bisa dia akan salah paham. Untuk saat ini mas tidak ingin membicarakannya. Jadi tolong. Jangan bahas masalah itu lagi,” ucap Bagas tegas namun setengah berbisik. Dirinya panik jikalau sang istri tiba-tiba datang dan mendengar percakapan mereka.

“Yasudah mas, aku mau ke toilet dulu kalau begitu.”

Bagas hanya mengangguk dan lebih memilih sibuk dengan phonecelnya sendiri.

Sesampainya di toilet, Sofi merasa sangat kesal. Ingin rasanya ia mengamuk dan berteriak. Namun ia sadar bahwa ia berada di toilet umum. Dimana masih banyak orang yang keluar masuk di area tersebut. Dan kebetulan toilet malam ini sangat ramai hingga terjadi antrian cukup panjang. Saat dirinya mengantri, ia pun melihat Sinta di barisan terdepan yang juga ternyata masih ikut mengantri.

Lantas terbesit dalam pikirannya, merencanakan siasat licik untuk mencelakai Sinta di dalam toilet. Sembari menunggu moment yang aman untuk menjalankan aksinya. Satu persatu para pengunjung meninggalkan toilet setelah mereka selesai dan disusul antrian yang kemudian masuk menggantikannya.

“Kak silahkan. Masih ada bilik yang kosong,” ucap Sofi menawarkan pada seseorang yang baru saja datang.

“Tapi kamu mengantri lebih dahulu.”

“Tidak, aku tidak membutuhkannya.”

Setelah semua orang masuk dan tersisa Sofi seorang diri, ia dengan cepat mengunci bilik toilet yang di pakai oleh Sinta dari luar.

Ia terus mengawasi sampai semua orang keluar dan tak tersisa siapapun kecuali dirinya dan Sinta di dalam bilik pastinya. Lantas ia kembali ke meja makan dengan wajah tenang seolah tidak terjadi apa-apa.

“Lho. Sofi, di mana Sinta?”

“Mbak Sinta? Memangnya mbak Sinta belum kembali mas? Soalnya di toilet sudah kosong. Tidak ada orang sama sekali karena aku yang terakhir.”

“Kamu yakin, tidak ada orang tersisa di toilet?”

“Iya mas aku yakin. Atau jangan-jangan mbak Sinta pulang duluan. Kayaknya tadi ada wanita yang naik taxi, mirip sekali sama mbak Sinta,” ucap Sofi bohong. Mencoba memanipulasi keadaan.

“Tidak mungkin. Bagaimana dia bisa pergi sementara tas dan handphonenya saja ada di meja ini. Begini saja, mas bayar bill nya dulu. Lalu bantu mas mencari dan kita langsung pulang setelahnya.”

“Baik mas. ayo.”

Mereka berdua mencoba mencari di sekeliling toilet secara bersama-sama. Hingga akhirnya Bagas berinisiatif untuk berpencar.

“Sofi, sebaiknya kita berpencar agar lebih cepat menemukan Sinta!”

“Tapi mas, apa tidak sebaiknya kita pulang saja. Aku yakin mbak Sinta sudah pulang dan dia menunggu mas di rumah.”

“Sofi, mas tau Sinta seperti apa. Dia tidak mungkin meninggalkan mas tanpa pamit terlebih dahulu. Sekarang kamu kebtoilet lagi karena itu toilet wanita, dan mas akan mencari di sebelah sana.”

“Baiklah mas,” ucap Sofi Sebal. Ia terpaksa masuk kembali kedalam toilet sambil mengecek bagaimana keadaan Sinta yang terkunci di dalam bilik.

“Pasti dia sedang menangis dan suaranya habis karena teriak-teriak terlalu lama. Hahaha… rasakan kamu Sinta!”

Namun saat ia kembali memeriksa, semua bilik terbuka tanpa ada seorangpun disana termasuk Sinta.

“Kok kosong?! Siapa yang membantu Sinta keluar dari bilik ini?”

BRAK!

Tubuh Sofi serasa di dorong kasar, oleh seseorang dengan sangat kuat. Hingga tersungkur dan masuk kedalam bilik. Dengan cepat ia bangkit dan mencoba keluar namun pintunya terkunci dari luar.

“Brak! Brak! Buka! Siapa yang berani melakukan ini padaku! Buka! Tolong… buka pintunya!”

Sementara itu Bagas berhasil menemukan sang istri yang sedang berjalan kebingungan.

“Sayang! Darimana saja kamu?”

“Mas, aku mencarimu di meja kita tapi sudah tidak ada orang.”

“Mas mencarimu sejak tadi. Kamu kemana saja?”

“Mas, aku takut mas. Tadi, di toilet ada yang kengunciku dari luar bilik mas. Aku takut. Sepertinya ada orang yang ingin mencelakaiku.”

“Mencelakaimu?! Tapi siapa?”

“Ceritanya panjang mas, aku ceritakan nanti. Sebaiknya kita pulang. Oh ya Mas, dimana Sofi?”

“Sofi? Dia membantu mas mencarimu ke toilet. Kamu tidak melihatnya?”

“Permisi, Pak Bagas bukan?” ucap seorang laki-laki misterius yang tiba-tiba menyapa mereka.

“Iya betul, ada apa pak?”

“Tadi ada seorang wanita bernama Sofi yang menitipkan pesan, katanya bapak tidak perlu menunggunya karena dia sudah pulang terlebih dahulu.”

“Oh, begitu? Terima kasih pak.”

“Yasudah kalau begitu kita pulang yuk sayang.”

Mereka berduapun pulang dengan tergesa-gesa mengingat sang istri merasa ketakutan. Di tengah perjalanan pulang Sinta baru bisa menjelaskan apa yang terjadi dengan dirinya.

“Mas, tadi ada yang mengunciku dari luar bilik mas. Bahkan setelah itu listriknya tiba-tiba padam. Aku meminta tolong tapi tidak ada seorang pun yang menolongku. Aku sangat takut. Aku terus berteriak, sampai suaraku hampir habis. Hingga akhirnya lampu kembali menyala dan ada yang membukakan pintu dari luar. Tapi aku juga tidak tahu siapa orang nya.”

Sinta bercerita dengan nada gugup. Terlihat jelas rasa takut di wajahnya.

“Sayang tenang! Tenang ya, sekarang kita aman. Mas akan melindungimu. Mas pikir pelaku itu sengaja ingin mencelakaimu. Tapi kenapa kemudian dia melepaskanmu, apa mungkin dia salah sasaran?”

“Entahlah mas, tapi aku benar-benar takut. Aku takut tidak bisa kembali pulang dengan selamat. Hiks.”

“Sayang, jangan takut. Mas akan selalu melindungimu. Nanti mas coba untuk menyelidikinya ya. Yang pasti mas tidak akan membiarkan seorangpun mencelakaimu atau menyakitimu.”

Bagas mencoba menenangkan sang istri dengan memeluknya. Meski begitu, dalam hatinya sangatlah merasa bersalah. Ia merasa gagal menjadi seorang suami yang tidak bisa melindungi istrinya hingga terjadi peristiwa yang baru saja di alami.

“Maafkan mas ya sayang.”

——————

“Baik pak. Kami sudah menanganinya. Setidaknya, wanita licik itu tidak akan bisa macam-macam dengan bu Sinta sampai besok pagi.”

“Kerja bagus,” ucap Pak Teguh kepada anak buahnya yang memang ia tugaskan untuk melindungi Sinta.

Sementara Gabriel sang jagoan kecilnya sedang tertidur pulas dalam pangkuan nya. Ia masih enggan untuk memindahkan nya dan lebih memilih menunggu kepulangan dari kedua orang tuanya.

“Anak yang manis. Kalek akan selalu melindungimu dan juga ibumu. Kakek pastikan tidak akan ada orang yang bisa menyakiti kalian berdua. Kakek janji.”

—————

Di lain tempat, Sofi terus berteriak ketakutan. Di bilik yang sempit dan dingin serta gelap. Karena lampu yang sengaja telah di matikan. Ia terus mengumpat mengeluarkan kata-kata kotor sambil terus berusaha menggedor-gedor pintu berharap ada seseorang yang mendengarnya.

“SIALAN…! Brengsek! Sinta, akan ku bunuh kau Sinta! Aaaahhh…. Handphoneku! Kembalikan handphoneku! Brengsek buka pintunya!”

Dia tiak tahu bahwa pelaku sebenarnya yang mengunci dirinya di dalam bilik toilet bukanlah Sinta, melainkan anak buah dari Pak Teguh dan mereka juga yang mengkondisikan bahwa seolah toilet sudah tidak ada orang lain lagi yang tersisa.

“Hei! mau kemana?” Tanya salah seorang anak buah Pak Teguh, yang memang masih berada di sekitar tempat kejadian untuk mengawasi.

“Mau mengunci toilet dan mematikan lampu. Karena restoran sudah akan tutup,” jawab seorang petugas restoran tersebut.

“Sudah tidak ada orang. Sudah aku kunci dan juga lampu sudah di matikan. Kau bisa pulang!”

“Oh, baiklah,” tanpa curiga sang petugas kebersihan pun meninggalkan tempat itu dan bersiap untuk menutup restoran kemudian.

Dan mengenai handphone, para anak buah itu tidak mencurinya. Mereka hanya mengambil dan kemudian menaruhnya begitu saja di lantai depan pintu bilik tersebut, dalam keadaan handphone off.

————

Permisi, buat para pembaca mohon dukungan nya. Dengan like / vote agar aku lebih semangat lagi buat update cerita.

Silahkan koment untuk kesan dan pesan kalian. Trima kasih.

1
P S
/Good/
Wanita Aries
Kepok tu si ulat bulu
Wanita Aries
Karakternya ngeselin
Si shinta bloon, si bagas pilnplan
NA: 😬🙏🏻 jewer aj kk kalo ngeselin 😅
total 1 replies
Wanita Aries
Hadeh karakter bagas ngeselin
Wanita Aries
Salamaha bakal menyesel krna menghancurkan kebahagiaan anaknya
Wanita Aries
Apa anak bibi itu menghilang atau nnti si shinta anaknya
Wanita Aries
Awal yg menarik
NA: Terima kasih banyak kk sudah mampir🙏🏻
total 1 replies
Be Ce
Wow 👩‍🏫
NA: Makacih 🫶🏻🙏🏻
total 1 replies
Nona Egaa
Memang ya kalo dalam hubungan ada yg ikut campur itu menyebalkan.. apalagi kalo pengaruhnya dari orang yg dekat kayak (keluarga kita/ keluarga suami) gitu deh 🥱
NA: Betul sekali.. dan rasanya sungkan untuk melawan karena alesan keluarga.
total 1 replies
Nona Egaa
Lanjut thor,, akan lebih enak kalau dialognya menggunakan tanda seperti ini "" , selebihnya sangat baguss..
NA: Trimakasih masukan nya.. akan saya coba 🙏🏻
total 1 replies
sSabila
ceritanya bagus, alurnya mudah dipahami
sSabila: hihi terima kasih kak
NA: Aku baca juga punya kk “bertahan luka” kok bisa si bikin cerita sebagus itu.. aku msh perlu bnyk belajar ni dr kk🙏🏻🥰
total 2 replies
sSabila
hai kak aku udah baca semua karya kakak, ceritanya bagus aku suka. semangat berkarya terus kak


jangan lupa mampir juga di novel aku
" bertahan luka"

Terima kasih
NA: Trimakasih banyak… 💪🏻💪🏻 jadi semangat buat nulis lagi 🥰😘🙏🏻
total 1 replies
NA
Tolong bantuanya untuk para pembaca..🙏🏻 tolong beri aku like agar aku lebih semangat untuk update episode☺️
NA
Mohon bantuan like nya untuk para pembaca.. agar aku lebih semangat dalam update cerita🙏🏻
Lourdes zabala
Nggak bisa berhenti.
ciara_UwU
Cerita ini bagus banget, aku sangat penasaran dengan kelanjutannya.
NA: Trimakasih banyak.. nantikan kelanjutan nya🙏🏻☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!