NovelToon NovelToon
Berbisnis Di Isekai

Berbisnis Di Isekai

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Epik Petualangan / Dunia Lain / Anime / Fantasi Isekai / Toko Interdimensi
Popularitas:925
Nilai: 5
Nama Author: Yeffa

Elise, Luca dan Rein. Mereka tumbuh besar disebuah panti asuhan. Kehidupan serba terbatas dan tidak dapat melakukan apa-apa selain hanya bertahan hidup. Tapi mereka memiliki cita-cita dan juga mimpi yang besar tidak mau hanya pasrah dan hidup saja. Apalah arti hidup tanpa sebuah kebebasan dan kenyamanan? Dengan segala keterbatasannya apakah mereka mampu mewujudkannya? Masa depan yang mereka impikan? Bagaimana mereka bisa melepaskan belenggu itu? Uang adalah jawabannya.

Inilah kisah mereka. Semoga kalian mau mendengarkannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeffa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16. Tama Sakit

Elise terbangun dengan perasaan riang, namun langsung berubah menjadi panik. Dia melupakan sesuatu yang penting karena kesibukan di ladang dan masalah sepele lainnya seperti keributan kecilnya dengan Rein. Slime peliharaannya, Tama, tergeletak lemah dan tidak berdaya. Elise merasa bersalah karena lalai merawatnya, tidak memberikan makanan dan minuman.

Kekhawatiran semakin meningkat karena dia tidak memiliki potion untuk menyelamatkan Tama. Buku panduan monster yang selama ini disimpannya terlihat terbuka. Elise harus mencari solusi cepat untuk menyelamatkan peliharaannya yang tercinta. Elise mendesah kesal karena tidak ada petunjuk tentang cara menyelamatkan Tama yang terlihat sekarat. Elise merasa bersalah, putus asa, dan kehilangan harapan.

"Bagaimana ini?" Ucap Elise panik dan putus asa dengan tangannya yang gemetaran masih memeluk Tama yang terlihat lebih pucat dari biasanya.

Rein dan Luca yang juga terlihat sedih dan bingung menatap Elise. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Ini juga pertama kalinya bagi mereka merawat monster. Tidak ada yang bisa ditanyakan mengenai hal ini. Memang pernah ada anak panti yang terjatuh sakit hingga membutuhkan obat tapi ada Carla dan Bu Violet yang menanganinya. Sedangkan slime tidak bisa ditangani oleh mereka. Karena jika begitu sama saja memberi tahukan keberadaannya yang selama ini berusaha Elise sembunyikan.

"Tenang. Panik tidak akan membuat slime lebih baik." Ucap Luca akhirnya membuka suara. mencoba menenangkan.

"Aku butuh solusi." Ucap Elise dengan kalut. Dirinya tidak butuh ucapan itu saat ini.

"Bagaimana kalau kita cari di tempat pembuangan? Mungkin itu habitat asli slime." Kata Luca memberi ide asal.

"Tidak mungkin. Jika hanya ada satu slime di sana, berarti slime itu pasti terbawa angin atau sesuatu." Rein menjawab.

"Mengapa begitu?" Tanya Luca.

"Monster tidak bisa keluar dari hutan tanpa terdeteksi. Jika petualang melihatnya, mereka pasti membunuhnya langsung." Jelas Rein masuk akal.

"Benar juga. Kita coba cari ke hutan Murbo saja." Jawab Luca.

"Baiklah. Setidaknya disana pasti ada sesuatu yang bisa menyembuhkan Tama bukan." Elise mengangguk setuju.

Luca menatap Elise dengan keyakinan. "Hutan Murbo adalah surga bagi tumbuhan langka. Di sana, pohon-pohon beringin menjulang tinggi, sungai kecil mengalir deras, dan bunga-bunga liar mempesona. Kita pasti menemukan obat dan makanan untuk slime. Pastilah disana. Tidak mungkin tempat lain." Elise menatap Luca yang membaca buku panduan dasar Hutan Murbo. Mereka saling menatap, siap menghadapi petualangan bersama.

"Tapi kita tidak bisa pelgi dari panti. Ada banyak mata yang mengawasi." Kata Elise memikirkan situasi. Jika mereka pergi dan ketahuan lagi. Maka Carla dan Bu Violet pasti akan menghukum mereka dengan tegas.

"Kita bujuk saja Loren agar berjaga di ladang sambil menyirami tanaman. Lalu kita pergi diam-diam. Dan kembali secepatnya tanpa ada yang tau. Tentu saja kecuali Loren." Rein kembali memberi ide yang bagus.

"Ayo bergegas." Ucap Elise tanpa fikir panjang. Rein dengan sigap mengambil kantong lusuhnya yang sudah diisinya dengan berbagai keperluan mereka selama di hutan Murbo dan mengikatnya di pinggang. Mereka pun melangkah pergi ke arah ladang, sekaligus mencari keberadaan Loren. Rein dan Luca yang mengekor di belakang Elise mengikuti yang tanpa banyak bicara. Beberapa kali mereka berpapasan dengan anak panti dan Carla yang menanyakan kemana mereka hendak pergi.

"Kami akan pergi ke ladang untuk mengecek keadaan ladang." Carla menatap Rein dengan tatapan menyelidik kemudian mengangguk.

"Bawa ini. Untuk makan siang kalian. Karena kalian suka lupa waktu jika sudah mengurus ladang." Ucap Carla seraya memberikan sekantong kentang rebus yang mengepul didalamnya.

"Terima kasih." Ucap mereka bersamaan. Mereka pun bergegas pergi ke ladang tapi ditengah perjalanannya mereka menemukan Loren yang tampak sedang bersantai melihat-melihat pemandangan ladang di dekat gudang makanan dengan tangan yang memegang potongan kentang rebus.

"Hai Loren." Kali ini Luca menyapa lebih dulu disusul oleh Rein dan Elise.

"Hai." Jawabnya. "Mau kentang?" Sambung Loren menyodorkan beberapa potong kentang dalam kantongnya.

"Tidak. Aku ada." Ucap Rein menunjuk kantong di pinggangnya. Loren menganggukkan kepala mengerti.

"Loren, bisakah kita minta tolong padamu?" Loren mengangguk sebagai jawaban karena mulutnya penuh oleh kentang yang baru dimasukan kedalam mulutnya dalam satu gigitan. Mengunyah perlahan dan menatap mereka seolah bertanya.

'bantu apa?' Loren terlihat kembali berbicara dengan gesture tubuhnya.

"Bisakah kamu menjaga ladang untuk hari ini? Kamu hanya perlu mencabut rumput dan menyiraminya." Ucap Rein menjelaskan.

"Bisa. Tapi memangnya kalian mau kemana?" Tanya Loren saat mulutnya sudah kosong kembali.

"Kami akan pelgi ke hutan Mulbo." Kali ini giliran Elise menjelaskan dengan nada setengah berbisik.

"APAA!! KALIAN GILA?" Ucapnya dengan nada tinggi. Elise menutup mulut Loren dengan kedua tangan mungilnya.

"Ssttt jangan belteliak." bisik Elise.

"Kami akan bawakan kamu oleh-oleh. Bagaimana? Kamu hanya perlu menyirami ladang seperti biasa dan mengawasi agar Carla atau yang lain tidak tahu kami pergi." Ucap Luca seraya merangkul Loren.

"Ayolah kawan. Kamu bisa kan?" Bujuk Luca lagi. Terlihat sekali Loren tergiur dengan kalimat oleh-oleh. Mereka serba kekurangan karena oleh-oleh merupakan alat transaksi bagi anak-anak disini. Ini seperti pengetahuan umum bagi anak panti. Tentu saja ini tidak diketahui oleh pengurus panti karena jika tahu bisa runyam urusannya.

"Baiklah. Bawakan aku oleh-oleh yang enak. Mungkin. Ada makanan yang enak dihutan yang belum pernah aku cicipi." Loren mengelap air liurnya. Membicarakannya saja sudah membuat perutnya lapar kembali. Dia mulai menjejali mulutnya dengan

"Tenang saja kawan. Aku akan membawakan kamu makanan yang enak." Ucap Luca. Jujur saja urusan melobi anak-anak itu urusan Luca. Karena pintar sekali mulutnya dalam hal negosiasi.

"Oke sepakat. Aku akan jamin Carla tidak tahu." Loren meyakinkan Luca. Mereka berjabat tangan tanda kesepakatan.

"Jadi, kalian mau berangkat kapan?" sambungnya.

"Sekalang." jawab Elise dengan senyum manisnya.

"Baiklah. Hati-hatilah dijalan. Jangan lupa oleh-olehnya." Loren mengedipkan sebelah matanya. Sementara Elise kebingungan dengan tingkah anehnya.

"Oh ya Loren, hati-hati juga. Kalau Carla sampai tahu kita semua akan dalam masalah." Ancam Rein menakuti Loren.

"Eeh kujamin tidak. Tenang. Semua rahasia kita aman." jawab Loren membuat gestur menutup mulutnya dan menguncinya.

"Baiklah. Ku harap kamu benar-benar menepati janji." Rein mengingatkan.

"Begitupun kalian. Awas saja jika kalian membuat alasan lupa atau sebagainya. Aku akan sangat marah dan membocorkan rahasia ini." ancam Loren balik.

"Eh tapi jika bocol Lolen juga kena masalahkan?" tanya Elise bingung.

"Eh iya. Benar juga ya." Loren tersenyum canggung. Menyadari kebodohannya. Seperti nya rahasia ini akan aman karena Loren bahkan tidak pandai mengancam mereka terkait rahasia ini.

"Baiklah. Kami pergi dulu. Sampai nanti Loren." Luca melambai kemudian pergi meninggalkan Loren yang juga melambaikan tangan. Mereka berpisah dengan Loren yang pergi ke ladang. Sementara Elise ,Rein,Luca berjalan perlahan ke pohon tua tempat dimana jalan ke hutan Murbo itu berada

...****...

1
Miawchan
authooor semoga sehat selaluuuuu biar bisa update tepat waktuuuu ..
Miawchan
Aku sukaaaaa ... plis jadiin komik ini seru bangettt
aku tiga
Semangat Thor..
aku tiga
Semangat authooor... ditunggu update selanjutnya..
Bianca Garcia Torres
Mantap banget ceritanya!
One More: 😍😍😍 terima kasih komentar dan dukungannya...
total 1 replies
PR0_GGRAM3D
Menegangkan tapi juga romantis, pertahankan kualitasnya!
One More: terima kasih komentar dan dukungannya.. 😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!