NovelToon NovelToon
PENCARIAN ISTRI SEMPURNA

PENCARIAN ISTRI SEMPURNA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Naim Nurbanah

Pencarian nya untuk mendapatkan wanita idaman yang bisa menerima diri dan anak-anak nya, melalui proses panjang. Tidak heran hambatan dan ujian harus ia hadapi. Termasuk persaingan diantara wanita-wanita yang mengejar dirinya karena dia termasuk pria yang mapan, tampan dan punya banyak aset yang berharga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

"Jadi Vievie sudah menjadi istri kedua Fauzan?" tanya Sabrina saat Anies sudah keluar dari rumah kediaman Fauzan. Sekarang Sabrina dan Anies telah di dalam mobil.

"Benar! Itu kenyataannya," sahut Anies. Sabrina tertunduk lesu. Anies memperhatikan perubahan ekspresi Sabrina yang terlihat sedih dan kecewa.

"Kamu yakin, tidak jadi masuk ke dalam rumah itu? Kamu kembali ke kehidupan mereka?" sambung Anies. Sabrina menggelengkan kepalanya cepat.

"Ya sudah! Sekarang kamu ingin kemana, biar aku antar pulang. Aku tidak ingin memanfaatkan situasi disaat kamu sedang sedih seperti ini," ucap Anies.

"Aku di sini tidak punya siapa-siapa, mas!" sahut Sabrina. Anies mengerutkan dahinya menatap ke Sabrina.

"Selama ini aku tinggal di rumah itu karena aku menjadi pengasuh anak-anak bang Fauzan," cerita Sabrina. Anies mengerutkan dahinya menyimak cerita Sabrina dengan serius.

"Lalu anak-anak Fauzan menyukai kamu dan juga ayahnya anak-anak? Kamu diajak menikah dan menjadi ibu sambung bagi anak-anak nya?" lanjut Anies. Sabrina menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Tidak seperti itu, mas! Semua atas desakan istri pertama bang Fauzan yaitu Erlina," kata Sabrina.

Akhirnya Sabrina menceritakan semuanya dengan detail. Sedangkan Anies mulai menjalankan mobilnya kembali ke rumah nya.

"Hem, ternyata seperti itu yah? Cinta karena terbiasa dan sering ketemu. Akhirnya yang jauh tersingkir seperti aku contohnya," sahut Anies saat menanggapi cerita dari Sabrina. Sabrina mendelik bola matanya. Dia seharusnya tidak mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya. Mungkin saja membuat Anies cemburu atau semacamnya.

"Mas, apa kita akan kembali ke rumah kayu?" tanya Sabrina. Anies mengerutkan dahinya.

"Kenapa? Kamu suka tinggal di sana?" sahut Anies. Sabrina tidak menjawabnya. Dia hanya menunjukkan senyuman termanisnya. Anies tentu saja paham selera Sabrina sejak dari dulu.

"Malam ini ke rumah orang tuaku dulu yah. Besok sore kita ke rumah kayu itu. Aku harus mengurus perusahaan yang ada di sini. Apalagi besok pagi ada meeting," jelas Anies. Sabrina terkejut mendengar cerita Anies. Bukankah dulu keluarga Anies semua nya tinggal di Medan? Tapi kenapa bisa di sini. Itulah yang menjadi pikiran Sabrina.

"Tante dan om tinggal di kota ini juga?" tanya Sabrina. Anies tersenyum lebar.

"Benar! Dan sebenarnya aku juga masih tinggal bersama dengan mereka. Dan rumah kayu itu hanya saat aku libur dan weekend saja aku ke rumah itu. Rumah kayu yang sudah aku siapkan lama untuk kamu. Em maksudnya setelah aku bisa kembali menemukan kamu dan kita menikah," ucap Anies.

Sabrina tertunduk lesu. Dia tidak pernah menyangka jika Anies masih menunggu Sabrina. Bahkan sampai menyiapkan rumah kayu untuk tempat tinggal setelah menikah.

"Tapi sekarang sudah berbeda. Kamu sudah tidak mengharapkan aku menjadi suami kamu. Tapi jangan khawatir, Sabrina! Aku akan pelan-pelan menyingkirkan obsesi ini," sambung Anies sambil menjalankan kemudinya. Cukup lama antara Sabrina dan Anies terdiam. Hingga kembali Anies mencairkan suasana.

"Kita mampir makan dulu yah! Sekalian aku mau membelikan iga bakar buat mama. Karena makanan ini favorit mama," kata Anies seraya tersenyum lebar.

Dia tentu saja masih tahu makanan apa kesukaan Sabrina. Sabrina diam-diam memperhatikan wajah tampan Anies yang dulu sangat dia kagumi. Entah sekarang ini.

⭐⭐⭐⭐⭐

Saat sore tiba dan Anies kembali dari kantor, Anies mengajak Sabrina ke rumah kayu. Mama papa Anies yang sudah lama mengenal Sabrina ingin menahan Sabrina yang hendak diajak oleh Anies ke rumah kayu. Namun karena keras kepalanya Anies akhirnya mama papa nya menyerah untuk menahan keduanya.

Saat perjalanan ke pinggiran kota di mana rumah kayu itu berada, Sabrina terlihat bahagia. Entah apa yang membuat dirinya terlihat lebih ceria dari kemarin setelah melihat kebenarannya bahwa Fauzan telah menikah Vievie dan menjadikannya istri keduanya.

"Kamu hari ini terlihat cantik banget. Pasti hati kamu sedang bahagia yah," ucap Anies sambil menjalankan mobilnya. Sabrina mengerutkan dahinya lalu berujar.

"Hem, senang banget ketemu dengan mama papa kamu. Aku pikir mereka sudah melupakan aku. Ternyata tidak," kata Sabrina.

"Seharusnya kamu mengerti. Aku saja belum bisa melupakan kamu. Apalagi mereka. Kamu itu calon menantu idaman bagi mereka," sahut Anies. Sabrina mulai menyimak cerita dari Anies sambil menyetir.

"Dulu saat aku menggagalkan pernikahan kita, mereka lah yang paling heboh memarahi aku. Tapi asal kamu tahu, Sabrina. Aku mengejar karir ku juga demi masa depan kita nanti. Aku ingin menikahi kamu dan menjadikan istriku tanpa kekurangan. Nyatanya aku bisa berhasil dan sukses seperti sekarang," kata Anies.

"Cuma kamu terlalu jahat di hari itu, Mas! Rasanya mau ditaruh mana muka aku dan orang tuaku? Sedangkan undangan sudah tersebar di mana-mana," sahut Sabrina.

"Maafkan aku Sabrina! Kalau boleh ijinkan aku menebus kesalahan ku waktu itu," kata Anies.

"Hem, sudahlah! Semuanya sudah berlalu," sahut Sabrina akhirnya. Keduanya kembali terdiam jika sudah membahas hari yang membuat kecewa banyak orang, baik Sabrina maupun orang tua serta keluarga besarnya.

⭐⭐⭐⭐⭐

Setibanya di rumah kayu, Anies memberikan kejutan. Di mana hari itu adalah ulang tahun Sabrina. Sabrina benar-benar lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahun nya.

Anies membuat pesta kecil untuk dirinya bersama Sabrina di rumah kayu. Dan Sabrina benar-benar merasa bahagia karena rumah kayu itu benar-benar diwujudkan oleh Anies untuk dirinya.

"Selamat ulang tahun, Sabrina!" ucap Anies seraya memberikan sebuah kotak kecil.

Dibukanya kotak itu dan diambilnya barang kecil di dalamnya. Anies memasangkan cincin ke tangan Sabrina yang tadi siang dia sempatkan membelinya di toko perhiasan saat janjian dengan kliennya. Sabrina melongo menatap Anies tidak percaya.

"Terimakasih, mas! Kamu masih ingat ulang tahunku," ucap Sabrina.

Anies tersenyum. Dia sebenarnya ingin memeluk Sabrina tapi dia takut jika Sabrina akan marah dengan dirinya.

"Tentu saja aku ingat hari spesial kamu, Sabrina. Karena kamu tetaplah penjaga hatiku dan tidak terganti," sahut Anies.

Sabrina terlihat terharu jika Anies mengungkapkan perasaan nya. Sedangkan Sabrina seperti membatasi hatinya untuk kembali pada Anies. Apakah karena kekecewaan dimasa lalu yang dengan sepihak Anies menggagalkan pernikahan mereka. Apakah Sabrina masih marah dengan Anies yang pergi begitu saja tanpa ada kabar dan kembali menghubungi Sabrina. Hanya Sabrina yang paling mengetahui perasaan dan hatinya pada Anies.

"Ini minuman untuk kamu dan ini untuk ku," ucap Anies seraya menyodorkan gelas yang berisi minuman segar rasa buah.

Sedangkan Gelas milik Anies berisi minuman beralkohol dengan kadar tinggi. Sabrina menyipitkan bola matanya. Dia tentu saja tidak akan percaya jika Anies sekarang minum-minuman beralkohol.

"Karena aku yang ulang tahun, maka kita tukaran gelasnya. Ini buat kamu dan itu buatku," kata Sabrina seraya merebut gelas minuman milik Anies dan menggantinya dengan gelas minuman nya.

Sukses tindakan Sabrina ini membuat terkejut Anies. Apalagi dengan cepat, Sabrina menegak habis minuman yang beralkohol. Anies sudah tidak bisa mencegah Sabrina untuk meminumnya.

"Ya ampun, Sabrina! Kenapa kamu meminum itu? Bagaimana kalau kamu mabok? Kamu bahkan tidak pernah meminum minuman itu.

"Hehe, hari ini hari spesial bagi aku. Jadi kamu tidak boleh melarang ku melakukan apapun," sahut Sabrina.

"Tapi, Sabrina! Astaga! Aku benar-benar salah jika kamu jadi seperti ini," ucap Anies dengan kesal.

Sabrina tidak perduli dengan larangan Anies. Apa yang ditakutkan Anies terjadi juga. Sabrina kini benar-benar teler karena minuman beralkohol itu. Sabrina ambruk. Namun sebelum tubuh itu benar-benar jatuh ke lantai, Anies dengan cepat menangkap dan memeluknya.

"Haduh, kamu ini keras kepala sekali! Kalau sudah seperti ini, aku yang repot kan?" omel Anies.

Anies menggendong tubuh Sabrina ala bridal. Dia membawanya ke dalam kamar yang beberapa hari yang lalu ditempati oleh Sabrina.

"Aku tidak mabok bang Fauzan! Kenapa kamu menggendong ku bang?" oceh Sabrina yang menyebut Anies dengan nama lain yaitu Fauzan.

Anies yang mendengar nama itu tentu saja menjadi sangat cemburu dan rasanya ingin marah. Tapi Sabrina sedang tidak baik-baik saja dan sudah terbawa pengaruh minuman beralkohol yang sudah diminumnya.

⭐⭐⭐⭐⭐

Anies merebahkan Sabrina pelan-pelan banget boneka kaca yang takut retak dan pecah. Anies memandangi wajah polos Sabrina dengan tatapan minat. Dalam keadaan seperti itu sebenarnya Anies bisa memanfaatkan kesempatan itu untuk menikmati keindahan tubuh Sabrina. Namun karena rasa sayang dan cinta nya yang benar-benar tulus, Anies tidak sanggup merusak wanita yang ia sayangi sejak lama.

Anies mengusap pipi putih nan halus milik Sabrina. Dia tersenyum melihat wajah Sabrina sepuasnya. Apalagi Sabrina sudah terlihat tertidur karena mabok.

"Kamu selalu cantik walaupun dalam keadaan tidur. Selamat mimpi indah, Sabrina. Selamat ulang tahun. Esok hari semoga kehidupan mu semakin cerah," gumam Anies. Anies hendak meninggalkan tubuh Sabrina yang sudah berbaring tertidur di atas peraduan. Namun dengan cepat tangan Sabrina menahan lengannya.

"Jangan pergi, bang! Temani aku!" ucap Sabrina sambil memejamkan matanya. Anies tertahan karena lengan tangannya dipegang oleh Sabrina.

"Kenapa kamu menikahi Vievie dan bukan aku? Kenapa bang? Kenapa kamu tidak mencari aku? Aku sedih sekali melihat kamu menikah dengan Vievie," ucap Sabrina. Dia terus mengoceh dalam keadaan tidur. Sampai akhirnya dia nekat memeluk Anies dan menciumi nya.

"Sabrina!" gumam Anies. Detak jantungnya semakin menderu dengan kencang. Apalagi dua gundukan kenyal milik Sabrina telah menempel ke badan Anies. Anies semakin melotot matanya saat Sabrina mencium bagian bibir miliknya.

"Ah, Sabrina! Jangan lakukan ini!" tolak Anies seraya mendorong tubuh Sabrina hingga jatuh kembali di atas kasur. Namun dengan cepat Sabrina kembali menarik Anies hingga tubuh Anies tertimpa di atas tubuh Sabrina.

"Jangan pergi! Aku kangen kamu, bang!" ucap Sabrina.

Serta merta Sabrina melumat bibir seksi milik Anies. Anies yang sudah terpancing libidonya sudah tidak bisa menahan hasrat nya lagi. Serta merta ciuman itu semakin liar saat Anies membalas ciuman Sabrina. Benang-benang saliva pun tercipta dalam ciuman itu. Entah siapa yang memulainya hingga keduanya sama-sama saling membantu melepaskan pakaian yang melekat di tubuhnya. Kedua insan berlawanan jenis itu akhirnya polos sudah seperti anak bayi.

Penyatuan itu terjadi, dan Anies mulai mendominasi. Jangan lupakan bahwasanya Sabrina masih perawan dan masih menjaga kesuciannya. Saat hendak menghujamkan tongkat saktinya Anies baru menyadari bahwa wanita yang sangat dia cintai itu masih perawan. Dia tersenyum lega. Wanita yang selama ini dicarinya masih suci dan dialah orang pertama yang melakukan nya.

"Setelah ini aku janji akan menikahi kamu, Sabrina sayang! Aku akan bertanggungjawab. Aku janji. Dengan aku melakukan ini, semoga kamu mau menikah denganku," ucap Anies seraya pelan-pelan menghujam senjatanya menerobos gawang kesucian Sabrina yang masih terhalang dengan selaput dara.

Darah segar menetes ke kain sprei yang melapisi kasur kamar itu. Anies mengusap lembut pipi polos dan putih Sabrina. Dia membelainya dengan penuh kasih sayang.

"Maafkan aku, Sabrina! Bukan maksudku untuk menyakiti kamu. Tapi kamu sudah menggoda dan memancingku. Tapi aku janji, setelah ini aku akan bertanggungjawab dan menikahi kamu. Semoga kamu mau menjadikan aku suami kamu. Walaupun aku sakit hati dan cemburu saat kamu menyebut nama laki-laki itu," gumam Anies.

"Bang Fauzan! Peluk aku bang!" oceh Sabrina.

Anies melebar bola matanya. Lagi-lagi dia harus mendengar nama laki-laki itu disebut oleh Sabrina. Namun Anies hanya bisa menelan saliva nya. Sabrina memeluk tubuh Anies dan menenggelamkan kepalanya di bawah ketiak Anies. Anies membelai puncak kepala Sabrina dengan penuh kasih sayang.

Hal yang kembali tidak diduga oleh Anies adalah tiba-tiba tangan Sabrina mengusap lembut dada bidang Anies. Sesuatu yang sejak tadi sudah tidur, kini terbangun kembali. Bahkan benda itu kembali menegang, mengeras, berotot dan memanjang. Anies tiba-tiba sulit untuk bernafas karena Sabrina telah membungkam bibirnya dengan ciuman liar bibirnya.

Anies tidak bisa menahan hasratnya lagi. Dilumatnya bibir itu dan tangannya kembali meremas bagian daging kenyal yang sangat menarik matanya.

"Bang Fauzan!" ucap pelan Sabrina. Sukses nama itu kembali membuat panas telinga Anies. Dengan marah Anies semakin melanggar tubuh Sabrina dengan brutal.

Di ruangan yang dingin karena AC itu kembali Anies melakukan penyatuan bersama dengan Sabrina. Entah ini dibenarkan atau tidak. Anies ingin menunaikan apa yang diminta oleh Sabrina. Walaupun dirinya dianggap sebagai Fauzan.

"Ahh abang! Kau menyakiti aku," ucap Sabrina saat mendapati Anies menggigit bibir Sabrina karena saking gemesnya.

1
Cici Rosmawati
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Nasih Moh
luar biasa
Jongger
cukup bagus Thor... semangat nulisnya
Wenny Enny
Luar biasa
Nays Noer
hayo pilih yang mana?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!