Sela sudah jadi janda di usia nya yang baru enam belas tahun karena masalah tentang pesugihan sang Ibu, setelah berusia dua puluh tiga tahun dia malah jatuh cinta pada seorang pria bernama Bara.
Tak lama mereka menikah, namun ada yang aneh saat menikah dan menjalani rumah tangga, sebab Bara selalu pulang menjelang maghrib dan pergi nya shubuh. apa lagi bila malam purnama, maka Bara tak akan pernah ada di rumah.
siapa kah Bara sebenar nya?
apa kah Sela akan mencari tau siapa sosok Bara ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Ajakan menikah lagi
Kabar kematian Handoko sudah menjadi topik yanga begitu hangat karena mereka semua menganggap ini secara tiba tiba saja, Sela yang masih di rumah sakit bersama dengan teman teman lain juga syok mendengar berita tentang Handoko ini. padahal baru saja dia marah marah pada anak buah nya, namun sekarang malah sudah meninggal pula.
Mana meninggal nya juga karena bunuh diri loncat dari lantai paling atas, tubuh nya remuk karena menghantam lantai dengan sangat keras. bahkan tempurung kepala nya juga seperti di lindas ban, maka nya wartawan langsung meliput hanya dalam waktu beberapa menit saja dan menyiarkan di televisi soal kematian pengusaha ini.
Karena mati nya secara bunuh diri lah sehingga mereka semua jadi sangat semangat untuk membahas, memang saat polisi datang dan memeriksa ruangan Handoko di lantai paling atas. mereka sama sekali tidak menemukan ada sesuatu yang aneh dan kerusakan apa bila ada orang masuk, memang hanya Handoko sendiri dan dia membuat orang yakin memang ini bunuh diri.
Semua nya mengatakan bahwa Handoko stres akibat iri hati kepada Bambang yang bisa mendapatkan tanah murah itu, semua mengarah kesana dan wajar saja karena Handoko dan Bambang adalah pesaing yang sangat berat. kejadian pembelian tanah hari kemarin, lalu sekarang Handoko bunuh diri dari lantai ruangan kantor nya.
"Kami pulang dulu ya, Sel." pamit semua teman teman Sela yang datang.
"Aku enggak bisa ini mau melayat Pak Handoko, maaf banget ya." Sela memang belum bisa meninggalkan rumah sakit.
"Enggak apa apa lah, kamu kan juga lagi sakit." sahut Ervan yang juga mau melayat di rumah Handoko.
"Kamu sendiri aja dulu ya, kami mau pergi kesana semua soal nya." pamit Amara.
"Oke, enggak masalah kok karena ada suster juga." angguk Sela.
"Hubungi Ibu kamu saja lah, kasih tau dia biar bisa jaga kamu." usul Celin yang tidak tega Sela sendirian di rumah sakit tidak ada yang jaga.
"Udah enggak kok, sana lah kalian." Sela tetap tidak mau.
"Insya Allah sore nanti kami datang lagi, kalau semua sudah selesai aku pasti datang kok." Ervan berkata serius.
"Kalau enggak sempat ya enggak apa apa, aku juga besok sudah boleh pulang." Sela memang tidak suka dengan banyak orang.
"Iya biar aku saja yang antar kamu kerumah, sekalian biar tau rumah kamu." paksa Ervan ingin tau rumah Sela.
"Nanti ada yang jemput aku, kamu enggak usah pikirin itu lah! sana lah segera pergi, maaf aku tidak bisa ikut mau melayat." Sela sudah lelah ngobrol dengan banyak orang yang datang.
Bukan nya sombong sehingga malas sekali mau bicara dengan lain orang, tapi memang rasa nya Sela sangat tidak nyaman sekarang mau bicara dengan siapa pun. kecuali sudah kenal sejak dulu dan dia menemukan rasa nyaman, maka bisa lah bicara dengan santai atau juga bercanda agar tidak terlalu kaku pembicaraan nya.
Tapi kalau banyak orang seperti tadi dan dari gelagat Ervan yang menunjukan rasa suka pada nya, sudah pasti Sela sangat anti akan hal itu. sampai saat ini belum ada pria yang bisa menggetarkan hati nya setelah pernikahan dengan Bastian, keculai Bara saat itu yang mendadak saja mengajak dia menikah dan Sela merasa hati ini berdebar.
"Hai." Bara nongol dari balik pintu membuat Sela kaget.
"Eh kamu mau datang kerumah sakit, ku pikir enggak bakal datang." Sela menyambut nya senang.
"Ya mau lah, demi kamu aku pasti mau." jawab Bara tersenyum manis.
"Halah bicara mu, dari kemarin baru ini kau datang." Sela menjawab seolah sudah sangat akrab dengan Bara.
"Kemarin lagi banyak kerjaan, jadi aku baru sempat datang." jelas Bara melihat kaki Sela yang di perban.
"Jadi pas aku kerumah sakit kamu langsung pulang ya?" tanya Sela semangat mau ngobrol dengan Bara.
"Iya lah, kamu sama teman teman mu main tinggal saja." sahut Bara mengelus elus kaki nya Sela.
"Aku udah bilang sama mereka, dasar Amara sama Celin yang tidak beres." rutuk Sela.
"Tapi kok kamu bisa nabrak itu bagai mana?" Bara bertanya penasaran.
Sela diam mengingat ingat bagai mana saat itu dia bisa nabrak, baru teringat bahwa saat itu Sela tidak sengaja melihat sesorang yang kepala nya berbentuk serigala dan cakar nya juga sangat panjang sekali. bentuk nya hitam dan seram membuat Sela takut serta kaget, mau tak mau dia banting setir.
"Itu cuma hayalan kamu saja." Bara tersenyum setelah mendengar cerita Sela.
"Tuh kan kamu enggak percaya, aku beneran loh bisa lihat! karena sebelum nya juga aku sudah banyak tau masalah ghaib." jelas Sela.
"Ah masa sih." Bara malah menggoda Sela sehingga wanita ini pun merengut kesal.
"Tau ah, kamu buat aku kesal saja!" Sela bersidekap tangan karena kesal dengan Bara yang seolah tidak percaya akan ucapan nya soal penglihatan Sela.
Sela merasa dia sedang tidak halusinasi dan selama tinggal di rumah itu baru kemarin pula melihat sesuatu yang mengerikan, padahal sebelum nya juga tidak pernah sama sekali dan itu sudah hanyut dalam kejaran Aryo. sebab hal yang paling Sela takuti adalah Aryo, maka nya segala nya menjadi agak rumit untuk dia.
"Tampan sekali pria ini." batin Sela setelah memperhatikan Bara yang tersenyum di depan nya.
"Lihat apa?" tanya Bara pelan.
"Lihat kamu." jawab Sela jujur karena dia terpesona juga lama lama.
"Maka nya nikah saja sama aku biar bisa lihat setiap malam." ajak Bara lagi membuat Sela geli.
Namun siapa sangka bahwa sebenar nya ujung hati Sela menerima ajakan pria ini, cuma masih malu saja untuk terus terang menerima nya, sebab mereka juga baru kenal sehingga takut terkesan murahan pula.