bekerja di sebuah perusahaan besar tentunya sebuah keinginan setiap orang. bekerja dengan nyaman, lingkungan kerja yang baik dan mempunyai atasan yang baik juga.
tapi siapa sangka, salah satu sorangan karyawan malah jadi incaran Atasannya sendiri.
apakah karyawan tersebut akan menghindar dari atasan nya tersebut atau malah merasa senang karena di dekati dan disukai oleh Atasannya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Halaman Tiga Puluh Satu
***
Pulang dari Rumah sakit langsung berkunjung ke kediamannya Laudya, tidak luka mereka juga membawa buah tangan untuk Laudya dan keluarganya.
“Kamu ngasih kabar dulu gak sama Ibu nya Laudya? Takutnya pas kita sampai ternyata lagi gak ada.” Tanya Bu Bunga.
Maxim mengelus Keningnya sambil cengengesan. “Hehe, belum di kasih tahu. lagian pasti Ibu nya ada di Rumah, masa ninggalin orang sakit.” Jawab Maxim.
Mobil yang Mereka tumpangi sudah sampai di tempat tujuan, cukup sepi. hanya ada satu atau dua Motor yang lewat.
“Ramenya nanti sore.” Ucap Maxim saat melihat Opa Oma nya menatap kesegala Arah.
ketiganya sudah keluar dari dalam Mobil, tidak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka.
“Loh, ada tamu.” Ucap Bu Mayang.
Sebelum nya waktu Bu Mayang keluar dari kamar Laudya, tidak sengaja mendengar suara mobil berhenti di depan Rumahnya.
“Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.”
“Tante, perkenalan ini Oma sama Opa Maxim.” Ucap Maxim.
Mereka saling berkenalan, Bu Mayang sebenarnya masih terkejut saat tahu dua orang paruh baya yang ada di depan nya itu masih keluarga Maxim.
Walaupun masih terkejut, Bu Mayang tetap berusaha menetralkan keterkejutan nya itu, dan mengajak Meraka Masuk ke dalam Rumah.
Bu Mayang izin kebelakang, hanya beberapa menit sudah kembali membawa Minum untuk tamu nya.
“Sebenarnya sudah dari kemarin-kemarin mau jenguk, tapi Maxim nya bilang nanti-nanti aja.” Ucap Pak Asraf.
Bu Mayang hanya tersenyum karena bingung harus menjawab apa.
“Katanya Laudya sakit lagi ya?” Tanya Bu Bunga.
“Iya Bu, kemarin juga masih lemas. Tapi Anaknya malah kekeh ingin masuk kerja. Jadi kerasa lagi pas Malam nya.” Jawab Bu Mayang.
“Emmm, sekarang Laudya nya lagi tidur atau tidak?” Tanya Maxim.
“Baru saja tidur, atau mau Tante bangunin kalau memang mau ngobrol.” Tawar Bu Mayang.
“Eh gak perlu Tan, kasihan kalau di bangunin.” Tolak Maxim.
“Oh iya, ini ada sedikit buah tangan untuk Laudya.” Bu Bunga memberikan Buah tangan tersebut kepada Bu Mayang.
“Ya Ampun, terima kasih banyak Bu. padahal kalau mau kesini tidak perlu bawa apa-apa.”
“Sama-sama, masa gak bawa apa-apa. ya malu dong.” Kekeh Bu Bunga.
Berhubung yang mau di jenguk nya sedang tidur, jadi mereka tidak lama berada di sananya. setelah berbincang-bincang sebentar, Mereka berpamitan dan mendoakan Laudya agar cepat sembuh.
.
Laudya baru bangun di jam Sebelas Siang, kepala nya sudah tidak terasa sakit dan pusing lagi. Ia sudah mulai merasakan enakan pada tubuhnya.
Laudya meminum Air putih yang ada di atas nakasnya, pandangan tidak sengaja melihat ada parsel Buah dan ada Jenis Kue juga. Seperti nya sudah ada yang menjenguk nya.
Dari semua orang yang ia kenal, hanya tertuju kepada satu orang. yakni Maxim, mengingat Nama itu. Laudya langsung mengambil Hp nya untuk memastikan.
Ternyata benar dugaan nya, Maxim mengirimkan banyak pesan dan salah satu pesan nya ia memberitahu kalau dirinya bersama Oma Opa nya sempat menjenguk, Sayangnya Laudya sedang tidur.
Laudya menekan tombol Panggilan Telepon, ia ingin menghubungi Maxim.
Maxim : “Hallo, kamu sudah bangun? Sekarang bagaimana keadaan nya? Kalau masih pusing kita ke rumah sakit ya.”
Laudya : “Sudah mendingan kok, gak perlu ke rumah sakit. tadi Mas kesini ya? kenapa gak bangunin aja aku nya? Jadi gak enak kan sama Oma Opa Mas.”
Maxim : “Kalau sudah bicara panjang lebar gini berarti udah gak pusing sama sakit kepala lagi ya.”
Laudya : “Ih jawab dulu pertanyaan aku yang barusan, kenapa tadi gak di bangunin?”
Maxim : “Masa kita ganggu orang yang lagi tidur sih kan gak enak, lagian tadinya gak lama kok. soalnya Opa masih ada urusan lain, jadi kita hanya sebentar.”
Laudya : “Besok kalau udah sembuh, aku kerja lagi ya.”
Maxim : “Pliss deh kalau lagi sakit itu jangan mikirin kerja Mulu, kalau mau kerja besok pagi harus ke rumah sakit untuk periksa kamu disana, sebelumnya kan cuma periksa di Klinik doang. Kalau di rumah sakit nanti bisa sekalian cek semuanya.”
Laudya : “Yaudah terserah Mas.”
Maxim : “Kalau gitu Mas tutup dulu ya, soalnya di bawah tamu Mas sudah datang.”
Laudya :"Iya Mas.”
Laudya agak sedikit terkekeh saat mendengar Maxim ingin menutup panggilan nya, padahal biasanya juga sebelum nya pasti akan langsung di matikan kalau tidak ada yang penting lagi.
Tapi semenjak mengatakan ingin lebih mengenal dirinya, Maxim agak sedikit berubah. menjadi Pribadi yang hangat dan penuh perhatian, dan tidak lupa dengan kebawelan nya.
Tapi, itu hanya berlaku khusus untuk Laudya saja. kepada yang lainnya akan tetap bersikap biasa saja dan cuek.
.
Siang ini Maxim kedatangan tamu sekaligus teman dekatnya yang dimana Dua tahun belakangan ini sedang sibuk mengurus perusahaan cabang milik Kakek nya yang berada di Singapura.
David namanya, Teman dekat dari SMP sampai Sekarang masih berhubungan dengan baik. Kalau mereka sedang tidak sibuk pasti akan menyempatkan waktunya untuk bertemu di Kafe atau ngumpul di salah satu Apartemen mereka.
Selain David, ada lagi teman dekatnya Maxim. Yakni Sensen, masih tinggal satu kota. Tapi satu orang itu lumayan sibuk sebagai Dosen dan pengusaha Restoran yang tersebar di beberapa kota terdekat.
Ketiganya sama-sama belum Menikah, tapi semalam Mereka mendapatkan kabar kalau sekitar Dua Minggu lagi Sensen akan Menikah dengan perempuan pilihan orang tuannya.
Dan sekarang David sudah berada di dalam ruangan Maxim, hanya sensen yang tidak ada. karena ia sedang sibuk dengan urusan persiapan Pernikahan nya.
“Urusan Lo di Singapura gimana?” Tanya Maxim. Keduanya sudah duduk di atas sofa.
“Udah kelar, makanya sekarang Gue balik.” Jawab David, ia menyeruput kopi yang sudah di sediakan oleh OB.
“Terus siapa yang akan memimpin disana?” Tanya Maxim.
“Bokap, sekaligus mau ngajarin Adek Gue soal ngurus perusahaan. Jadi nanti yang di Singapura buat Adek Gue.” Jawab David.
“Gue kaget pas Sensen bilang mau kawin.” Lanjut David.
Bugg
Maxim melempar Bantal Sofa kepada David. “Bukan Kawin tapi Nikah.”
“Yaelah sama aja kali, nanti juga ujung-ujungnya Kawin.” Kekeh David.
“Terus Lo kapan? Masa kalau sama si Sensen.”
“Entar lah, Gue mau deketin Sepupu cantik Lo dulu. Mumpung sudah kuliah.” Jawab David.
“Kaya mau Aja Seina sama lo.” Ledek Maxim.
David menatap sinis Maxim. “Pasti mau lah, Gue masih ingat ya. Pas dia masih kelas dua SMA pernah bilang sama Gue, boleh deketin dia asal harus sudah lulus SMA.” Balas David.
Kemudian David menatap Maxim dengan tatapan yang sangat menjengkelkan di mata Maxim. “Lo gimana? Masa mau jadi Bujang Lapuk.”
“Sembarangan, Gue lagi pdkt sama seseorang. Lo jangan tahu kalau tahu bisa-bisa Lo ikut suka lagi.”
Prok prok prok
David bertepuk tangan. “Wow kemajuan yang sangat bagus, Tenang Gue gak akan ikut suka kok kalau sudah lihat wajah nya. Kan Gue sukanya sama Dek Seina.” Ucap David.
Untuk menikah, usianya Mereka sudah matang. Bahkan orang tua mereka juga sering memaksa anak-anak nya untuk segera mencari pendamping hidup.
Saat David mendengar Sensen di jodohkan, ia jadi was-was sendiri. takut orang tuanya juga ikut-ikutan mencari Jodoh untuk dirinya.
Apalagi orang tua ketiga nya sangat dekat, bahkan para ibu-ibu nya ada kumpulan Arisan setiap Satu Bulan sekali.