NovelToon NovelToon
Gairah Suami Lucifer Ku

Gairah Suami Lucifer Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Paksa
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Tr_w

••Bijak lah dalam memilih bacaan ya guys. ••

Ini sebagian cerita dari that my baby

😾😈

Malam yang di penuhi oleh hujan lebat, hingga membuat suasana di jalan sangat dingin dan menyeramkan dengan diiringi petir yang tersambar kemana-mana. Begitu dingin suasana malam ini namun tidak bisa mendinginkan suasana panas yang sedang di lalu oleh gadis yang tengah menggeliat tidak karuan ini.

Sensasi yang tidak pernah ia rasakan kini menyeruak seakan mendorong tubuhnya untuk mencari rasa dingin yang ia inginkan.

Seorang pria masuk dengan tubuh tegap nan gagah. Membuatnya seketika terpaku dan terhipnotis.

"Sentuh aku, tolong.... " Ucapnya dengan mata sayu.

"Kau akan menyesali ini Tantri.... "

Kesalahan malam itu membuatnya kini semakin membenci pria yang sudah pernah merusak hidupnya. Namun bagaimana jika kehadiran seseorang yang tak seharusnya ada kini semakin menjerat keduanya dalam hubungan yang serius.


Jangan lupa terus dukung author ya guys, thankyou?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tr_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 19

...Happy Reading✨...

"Cengeng!" Kata seorang pria yang datang entah dari mana dan mengusap air mata wanita hamil yang masih diam di depan kaca wastafel.

"Kenapa kau disini? Pergilah!" Ucap Tantri bergetar, ia gengsi jika mengatakan kalau ia ingin di temani saat ini.

Kevin tanpa bicara menggendongnya dan di baringkan di atas ranjang. Pria itu menyelimuti Tantri hingga dadanya lalu pria itu mengambil air yang baru saja ia bawa dari dapur.

Dengan telaten dan sabar, Kevin memberikan air hangat untuk di minum oleh Tantri. Setelah itu, pria itu keluar dan datang membawa kompres untuk dahi istrinya.

"Dokter akan segera datang, aku tidak ingin salah memberikanmu obat. Jadi istirahat sebentar sebelum dokter datang." Kata pria itu lembut, hingga menyentuh hati Tantri.

Tantri saat ini kembali menangis lagi, tak ada yang pernah seperhatian ini padanya selain Zara. Namun sekarang semuanya berbeda, pria yang menjadi suaminya ini ternyata memiliki sisi yang sangat berbeda.

Orang keras sepertinya Tantri pikir tidak akan bisa bersikap begini, ternyata salah! Ia tidak bisa melihat orang hanya dari luarnya saja.

Kevin hendak berdiri untuk membukakan pintu tapi tangannya di raih oleh Tantri. Wanita itu menatap dan menggeleng, ia seakan ingin di temani olehnya.

"Sebentar, aku bukankan pintu untuk dokter lebih dulu." Ucap Kevin tersenyum untuk pertama kalinya, lalu mengelus kepala Tantri sebelum melepaskan genggaman tangannya.

Wanita itu terpana, ia sungguh tak pernah melihat senyum lembut itu. Tantri bahkan sampai tidak bisa mengedipkan matanya karena pria itu.

"Nyonya, apa anda merasakan nyeri di beberapa titik?" Tanya dokter itu yang entah sejak kapan ada di ruangan itu. Mungkin saja sejak Tantri mematung melihat kevin tersenyum tadi.

"Hmm, tidak. Hanya pusing dan panas saja." Sahut wanita itu setelah sadar dari lamunannya.

"Baik, akan saya resep kan obat ya. Apa morning sickness nya sangat parah?" Tanya dokternya itu lagi, bagaimana ia tau kalau dirinya sedang hamil? Dia tidak ada bilang sedari tadi, apa pria yang sedang berdiri mengamati dari ujung kasur itu yang memberitahu?

"Tidak juga dok, hanya saja akhir-akhir ini mualnya hilang kalau mencium sesuatu!" Lirihnya agar tidak di dengar oleh pria yang sedang menatap tajam itu. Pasalnya pria itu tidak memiliki ekspresi seperti saat tadi memberikan minum.

Pria itu kembali ke pabrik asal setelah datang dokter wanita yang dia panggil.

"Apa itu karena mencium aroma dari suami anda nyonya?" Tebak dokter itu dengan berbisik, sepertinya ia sedikit tau bahwa aura hangat yang harusnya di miliki sepasang suami-istri baru tapi tidak di miliki oleh keduanya.

Dokter itu sedikit tau dari wajah datar suaminya dan wajah pucat dari istrinya. Seakan fantasi dokter itu terlalu jauh.

"Iya, dan apakah ini adalah kualat dari menentang suami?" Tanya Tantri kembali berbisik, ia sangat yakin dirinya sakit pasti karena kemarin malam membantah dan bertengkar dengan suaminya. Yaaa_ walaupun ia tidak mengakui bahwa itu adalah kesalahannya.

"Apa yang kalian bisikan?!" Pertanyaan penuh dengan aura membunuh membuat keduanya seketika menegang, dokter itu tidak jadi memberikan tips menjauh jika yang di jauhi itu adalah pria menyeramkan ini.

Sang dokter hanya bersimpati dan berharap keduanya bisa bersikap selayaknya suami istri nantinya.

"Baiklah, saya akan kirimkan resep obatnya untuk nyonya. Kalau begitu saya permisi dulu." Ucap Dokter utu segera bangkit, ia tidak mau mati tertekan di ruangan yang besar namun terasa sangat mencekik.

"Terima kasih dokter." Ucap Tantri sembari tersenyum tipis.

"Anda tau pintu keluarnya kan?" Tanya Kevin sembari menatap istrinya.

"Iya tuan, saya sudah kirimkan lewat email resepnya." Ucap dokter itu dengan gugup.

Tak ada sahutan, itu tandanya ia harus segera pergi.

"Kalau begitu saya pamit, tuan, nyonya." Ucap dokter itu lalu pergi dari sana sesegera mungkin. Tidak mau dirinya mati berdiri karena aura pria dingin itu.

Setelah kepergian dokter itu, Kevin juga keluar kamar. Entah kemana pria itu pergi tapi tak ada sepatah kata pemberitahuan sama sekali.

Tantri hanya bisa menghela nafas, laku berusaha untuk tidur lagi. Bagaimanapun dirinya sangat lelah dan kepalanya bertambah pusing setelah tak ada Kevin di sisinya.

"Apa begitu cinta kah anak ini pada papanya? Kenapa aku selalu ingin ada di dekatnya?" Gumam lirih Tantri sembari memejamkan mata.

Sekitar 30 menit, sebuah benda dingin sedang menempel pada dahinya. Dengan mata berat, Tantri membuka matanya. Terlihat Kevin kembali menempelkan kompres pada dahinya. Pria itu juga ternyata membeli obat tadi, terlihat dari ujung matanya ada obat di atas nakas.

"Minum obatnya." Ucap pria itu dengan kembali lembut, bahkan tak ada aura menyebalkan pria itu lagi saat ini.

"Tidak ada pisang? Aku tidak bisa minum obat tanpa pisang." Rengek Tantri untuk pertama kalinya, wajahnya menjadi sangat menggemaskan saat ia bersikap manja begini.

Tunggu dulu? Kenapa aku malah merengek? Batin Tantri heran.

"Akan aku ambilkan, tunggu sebentar." Ucap pria itu yang langsung berdiri dan keluar kamar untuk mengambil pisang. Di kulkas rumah ini sudah lengkap akan isinya dan sepertinya itu juga sedikit aneh. Karena pria ini bukan orang yang punya waktu untuk memasak setiap harinya.

"Apa langit akan runtuh? Kenapa pria itu sangat sabar sekali?" Lirih Tantri heran, biasanya mereka hanya akan bertengkar dan mengancam. Kini pria itu seakan tau mana waktu bertengkar dan mana yang tidak.

Setelah meminun obat, Tantri kembali memejamkan matanya di temani oleh Kevin. Pria itu terus menerus menggantikan kompresnya hingga pagi datang.

Pagi itu adalah pagi yang sangat indah bagi Tantri, sakitnya turun drastis dan ia merasa sehat saat ini. Matanya menatap sekeliling kamar, ternyata Kevin sedang ada di dalam kamar mandi. Karena gemericik air kamar mandi membuatnya mengalihkan pandangan.

Ceklek

Dengan hanya memakai handuk di area pinggangnya pria itu keluar dengan menggosok rambutnya dengan handuk. Mata Tantri seketika terbelalak melihat pemandangan pagi yang menggoda iman itu.

Bayangan malam itu kembali hadir saat betapa gagah dan tangguhnya pria itu menggagahinya malam penuh keringat tersebut. Tenggorokannya terasa tercekat, hormon libido nya kini membuncah tanpa sebab. Pagi-pagi begini kepalanya pusing karena keinginan seksualnya.

"Sepertinya tubuhmu sudah sehat hingga matamu terus menatapku begitu!" Sindir Kevin saat ia hendak membuka pintu walk-in closet.

"Aku tidak tergoda sama sekali!" Sanggah Tantri yang langsung duduk dan memalingkan wajahnya.

"Aku tak ada bilang bahwa kau tergoda." Skakmat!

Tantri terdiam lalu dengan bibir yang mengerucut, ia kalah telak karena pria itu selalu saja bisa menjawabnya. Tantri ragu bahwa Kevin seorang asisten, bisa saja dia adalah seorang pengacara.

Cup

Mata Tantri terbelalak saat bibir pria itu mengecupnya tiba-tiba. Bahkan derap langkahnya tak terdengar, bagaimana pria itu sudah ada duduk di sebelahnya dan mengecupnya begini? Heh! Ini adalah pelecehan! Berani sekali dirinya menciumku!

Otaknya terus menggumamkan itu tapi matanya hanya menatap mata pria itu dengan badan masih membeku.

Cup

Cup

Kecupan itu kembali di hadirkan oleh Kevin yang masih hanya menggunakan handuk. Senyuman itu, senyuman yang baru di lihat oleh Tantri untuk kedua kalinya saat pria itu tengah menggodanya. Bukan senyuman sinis seperti biasanya tapi senyum yang tak pernah di lihatnya sebelumnya.

"Mau tidur bersama?" Tanya pria itu setelah melihat respon dari Tantri yang sedari tadi membeku saat dikecupnya. Bahkan itu sangat lucu saat ini, saat ia bisa membuat wanita di depannya ini terdiam membeku.

"Mau! Eh?"

"Tidak!"

...****************...

Jangan lupa tinggalkan jejak 👣 kalian ya para readers, dukung author dengan kisah 'gairah suami Lucifer ku ' 😍

1
Weena
❤️
Weena
Update lagi kak
Weena
cepetan update dong kak😌🤏🏻
Tukang halu: siap kakak kuy, di usahakan ya😙
total 1 replies
Ela Anjani
up nya jangan lama Thor
Ela Anjani
ditunggu kelanjutannya Thor, jangan lama-lama ya/Applaud/
{A}lixn
lanjut, seru😍
Weena
Semangat author🤟🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!