NovelToon NovelToon
MODERN DEMON CULTIVATOR

MODERN DEMON CULTIVATOR

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Menjadi Pengusaha / Preman / Kultivasi Modern
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Mo Xie, Iblis Merah yang ditakuti di seluruh Alam Shenzhou, dikenal sebagai penghancur dunia yang bahkan para dewa dan kultivator agung bersatu untuk mengalahkannya.

Namun, kematiannya bukanlah akhir. Mo Xie terlahir kembali di dunia kultivator modern sebagai dirinya yang dulu—seorang pria lemah yang direndahkan dan dihancurkan harga dirinya.

Dengan kekuatan dan kebijaksanaan dari kehidupannya sebagai Iblis Merah, Mo Xie bersumpah untuk membalas dendam pada mereka yang pernah meremehkannya dan menaklukkan dunia sekali lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5 Distrik Xuanshi: Hidup Di Bawah Garis Kemiskinan

Mo Xie mendesah pelan, menahan rasa jengkel yang mulai membara di dadanya. Dia tahu bahwa menciptakan keributan di tengah kota, apalagi melibatkan pihak berwenang, hanya akan menghambat rencananya.

Tatapannya yang dingin perlahan melunak, meskipun masih menyiratkan ketidaksabaran.

“Baiklah,” katanya akhirnya, suaranya tenang tapi tanpa rasa hormat. “Aku akan ikut dengan kalian. Tapi, pastikan ini tidak memakan waktu lama. Aku memiliki urusan yang lebih penting.”

Qing Mei mengangguk, meskipun sedikit terkejut bahwa pria di depannya menyerah begitu saja. Dia bisa merasakan aura berbahaya dari Mo Xie, tetapi sikapnya yang kooperatif membuatnya sedikit lebih tenang.

“Ikuti kami,” ujarnya singkat sambil memberi isyarat kepada Wei Gang untuk mengawasi.

Mo Xie berjalan di antara mereka, langkahnya ringan namun penuh percaya diri. Wei Gang mengikuti di belakang, sesekali melirik Mo Xie dengan kecurigaan yang jelas. Qing Mei tetap di depan, menjaga jarak aman sambil terus merasakan aura misterius yang memancar dari pria itu.

 

Setibanya di kantor polisi, Mo Xie dibawa ke ruangan interogasi kecil dengan dinding bercat putih dan sebuah meja sederhana di tengahnya. Qing Mei dan Wei Gang duduk di seberang Mo Xie, sementara dua petugas lain berjaga di luar pintu.

“Kami hanya ingin memastikan tidak ada ancaman dari dirimu,” kata Qing Mei, mencoba menjaga nada profesional. “Kau terlihat… tidak biasa, dan kami harus berhati-hati.”

Mo Xie menyandarkan punggungnya ke kursi, ekspresinya tenang. “Tidak biasa? Hm… kalian benar. Aku bukan orang biasa.” Senyum kecil yang mengintimidasi tersungging di wajahnya.

Qing Mei merasakan hawa dingin menyelimuti ruangan itu sejenak. Dia menggigit bibir bawahnya, mencoba menenangkan pikirannya. “Kami menerima laporan tentang aura aneh di Distrik Jingfeng. Aura itu sangat kuat, seperti energi yang biasanya hanya ditemukan di sekitar portal dimensi. Bisakah kau menjelaskan apa yang kau lakukan di sana?”

Mo Xie mendengus kecil, matanya menyipit. “Aura? Mungkin hanya imajinasi seseorang. Aku hanya berjalan-jalan, menikmati malam. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”

Wei Gang mengetuk meja dengan jarinya, tidak puas dengan jawaban itu. “Jawablah dengan jujur, dan tunjukkan sikap yang sopan pada instansi negara. Apakah orang tuamu tidak pernah mengajarimu sopan santun?”

Mo Xie menatap Wei Gang dengan tatapan menusuk. Namun, dia mengabaikan pria besar itu dan malah menatap ke arah Qing Mei, tepatnya ke arah tubuh wanita itu yang mengenakan pakaian yang cukup ketat dan menggoda.

“Heh, apakah orang tuamu tidak mengajarimu memakai pakaian yang lebih sopan?” ucapnya sambil menyeringai kecil.

Qing Mei, yang merasakan seluruh tubuhnya ditatap dengan intens, merasa sangat malu sekaligus marah. Namun, dia masih bersikap profesional. “Jangan mengalihkan pembicaraan! Sekarang perlihatkan cincin pengenalmu.”

Mo Xie mengangkat tangannya, melihat sebuah cincin biru yang terpasang di jari manisnya. Itu adalah benda yang dimiliki oleh semua orang dan berfungsi sebagai tanda pengenal seseorang.

Dengan mengalirkan sedikit energinya, cincin itu mengeluarkan sebuah layar holografik yang dapat dilihat oleh semua orang.

 

Nama: Mo Xie

Usia: 19 tahun

Status: Mahasiswa Akademi Kultivasi Zhenhai

Ranah Kultivasi: Penguatan Tubuh

Silsilah Keluarga:

Adik perempuan, Mo Lin

Ayah, Mo Guan (meninggal dalam kecelakaan)

Identitas ibu tidak diketahui

 

Qing Mei membaca informasi itu dengan cermat, lalu melirik Mo Xie yang duduk dengan tenang di seberang meja. Wajahnya tetap tanpa ekspresi, namun ada kilatan kesombongan di matanya.

“Kau adalah murid Akademi Kultivasi Zhenhai?” Qing Mei akhirnya bertanya. Suaranya terdengar lebih dingin daripada sebelumnya, mencoba menekan rasa kesal yang belum hilang.

Mo Xie mengangkat bahu. “Apakah itu melanggar hukum?”

Wei Gang mendengus, terlihat semakin tidak sabar. “Jangan terlalu santai, bocah. Penguatan Tubuh? Kau lebih cocok jadi buruh daripada seorang kultivator. Kau hanya pembawa masalah.”

Mo Xie menoleh perlahan ke arah Wei Gang, matanya menyipit. “Buruh, ya? Kau benar. Tapi bahkan seorang buruh bisa mematahkan tulangmu jika kau terlalu banyak bicara.”

Aura dingin kembali memenuhi ruangan itu. Wei Gang mengepalkan tinjunya, hampir saja meledak karena provokasi Mo Xie, tetapi Qing Mei segera mengangkat tangannya, memberi isyarat agar rekannya tenang.

“Kita tidak di sini untuk berdebat,” kata Qing Mei tajam, tatapannya tetap tertuju pada Mo Xie. “Namun, mengingat kau seorang kultivator—meski hanya peringkat Iron—kami tidak bisa menahanmu. Peraturannya jelas, setiap masalah yang melibatkan kultivator harus diselesaikan oleh Asosiasi Kultivator.”

Mo Xie tersenyum tipis. “Akhirnya ada yang berbicara masuk akal.”

Qing Mei mendesah berat. Dia tidak suka melepaskan seseorang yang jelas-jelas mencurigakan seperti Mo Xie, tetapi peraturan adalah peraturan. Bahkan kepolisian tidak memiliki wewenang penuh atas seorang kultivator, tidak peduli seberapa rendah peringkatnya.

Namun, sebelum membiarkan Mo Xie pergi, Qing Mei memperingatkannya. “Kau mungkin lolos kali ini, tetapi aku akan memastikan Asosiasi Kultivator tahu tentangmu. Jika kau menyebabkan masalah lagi, merekalah yang akan datang mencarimu.”

Mo Xie berdiri perlahan, menyeringai tipis ke arah Qing Mei. “Baiklah. Kalau begitu, aku akan memastikan tidak ada yang bisa melaporiku lagi.”

Pernyataannya yang ambigu membuat Qing Mei merasakan sedikit ketegangan, tetapi sebelum dia bisa merespons, Mo Xie sudah berbalik dan berjalan keluar dari ruangan itu.

Wei Gang mendesis marah. “Aku tidak percaya kita membiarkan bocah sombong itu pergi begitu saja. Dia jelas membawa masalah.”

Qing Mei tidak menanggapi, hanya menatap pintu yang baru saja dilewati Mo Xie. Ada sesuatu yang tidak beres dengan pria itu, sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan logika biasa.

“Pantau dia,” kata Qing Mei akhirnya. “Aku yakin ini bukan yang terakhir kali kita berurusan dengannya.”

 

Distrik Xuanshi adalah nama kawasan tempat Mo Xie tinggal, sebuah distrik yang kumuh dan nyaris terlupakan oleh dunia modern yang sibuk.

Jalan-jalan sempit dipenuhi retakan aspal, genangan air keruh dari pipa-pipa yang bocor, dan bau menyengat dari tumpukan sampah yang berserakan di sudut-sudut jalan. Sementara itu, bangunan-bangunan reyot berdiri berdesakan, dinding-dindingnya kusam dengan cat yang terkelupas, mencerminkan kerasnya kehidupan para penghuninya.

Langit malam yang kelam semakin menekankan keputusasaan di tempat itu. Tidak ada kilau gemerlap seperti di Distrik Jingfeng, hanya nyala lampu remang-remang dari jendela apartemen kecil yang terlalu sesak untuk disebut rumah.

Sesekali terdengar suara anjing menggonggong, diiringi langkah kaki tergesa-gesa seseorang yang mungkin takut bertemu penghuni lain di lorong yang gelap.

Di sanalah Mo Xie melangkah perlahan menyusuri jalanan kumuh itu, tubuhnya memancarkan aura yang kontras dengan lingkungan di sekitarnya. Dia mengenali tempat ini, distrik yang menjadi saksi penderitaannya sebelum kematian pertama.

Dulu, setiap sudut jalan ini adalah pengingat betapa lemahnya dia, betapa tidak berdayanya dia di dunia yang keras ini. Namun kini, perasaan Mo Xie telah berubah. Ada kepercayaan diri dalam sorot matanya saat dia melangkah melewati tikungan-tikungan sempit.

1
Jamal Amir
update banyak chapter nya Thor
Hardware Solution
mawar 🌹 untukmu Thor...yg rajin update /Heart//Heart//Heart//Heart/
Caveine: makasih kak 🔥🔥
total 1 replies
Hardware Solution
ayo Thor....yg rajin update. tak tunggu.!!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!