Demi menggagalkan rencana jahat ibu tirinya, Zahira terpaksa mendaftarkan diri pada sebuah aplikasi biro jodoh, dimana dirinya akan menjadi Pengantin Pesanan.
"Aku tidak menyangka pengantin pria nya mirip Tarzan"-- Zahira Malika Maheswari.
"Kenapa fotomu beda dengan wajah aslimu. Jawab aku, Nona Zahira!"-- Louis Abraham Smith.
Bagaimana jadinya jika keduanya terikat kontrak pernikahan, hingga terkuat rahasia Louis yang dapat menghancurkan kontrak pernikahan keduanya.
Yuk simak kisahnya hanya di cerita Pengantin Pesanan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Pengantin Pesanan
“Sebaiknya kamu beristirahat, ada hal yang harus ku bicarakan dengan Sean” ucap Louis sambil melepaskan pelukannya dan Zahira hanya mampu mengangguk.
"Ya. Jangan lama-lama, soalnya kamu belum menceritakan kepadaku alasan kamu sampai potong rambut dan hilangin brewok." ucap Zahira dengan ketusnya, mengingat penampilan pria itu berubah total, bahkan dia tak bisa mengenalinya.
Louis perlahan membantu Zahira dengan sangat hati-hati berbaring di tempat tidur. Kemudian menarik selimut untuk menyelimuti tubuh istrinya agar tetap hangat.
“Oh mengenai itu, aku pasti ceritain kamu, tenang saja. Jika kamu butuh sesuatu, segera telpon aku atau kamu bisa juga berteriak memanggil ku di pintu, soalnya aku dan Sean akan berbicara di luar. Beristirahatlah sayang” ucap Louis lalu mencium kening Zahira membuat wanita itu terkejut sambil menatapnya heran.
Seketika wajah Zahira yang tampak pucat mendadak memerah, mendengar ucapan Louis yang memanggilnya dengan kata sayang.
Louis tersenyum tipis sebelum keluar dari ruangan tersebut. Dia menemui Sean yang sedari tadi menunggunya di kursi tunggu. Saat melihatnya, Sean langsung bangkit berdiri.
"Bagaimana Sean?" tanya Louis dengan sorot mata tajam.
"Aku sudah memberikan semua bukti kejahatan mereka kepada penyidik, alhasil mereka sudah ditahan di kantor polisi. Sementara pria pembunuh bayaran yang disewanya sedang menjadi daftar pencarian" jelas Sean memberitahu tuan mudanya.
"Bagus, terus pantau kasus ini, Sean. Dan lanjutkan kembali pekerjaanmu. Oh satu lagi, jangan menggangguku untuk saat ini maupun besok, karena aku ingin meluangkan waktu ku menjaga istriku" ucap Louis dengan entengnya yang tak mau diganggu dulu.
"Baik tuan" sahut Sean disertai anggukan kepala dan Louis mengibaskan tangannya untuk menyuruhnya pergi.
Louis menghembuskan nafas kasar sebelum membuka pintu ruang perawatan sang istri. Namun mendadak ponselnya berdering dan itu panggilan masuk dari ibunya.
"Mama" ucap Louis dengan kening berkerut dan segera menggeser ikon berwarna hijau untuk mengangkat panggilan masuk sang ibu.
"Iya, kenapa ma" ucap Louis dengan santainya sambil membuka pintu ruang perawatan sang istri.
"Halo Louis, kamu sekarang ada dimana, nak? Papa mu sudah siuman, sekarang dia terus mencari mu" tanya Nyonya Natalie cemas di ujung telepon.
"Apa! Papa sudah siuman" ucap Louis girang sambil mengusap rambutnya ke belakang.
"Iya nak, Papa mu siuman beberapa jam yang lalu. Tapi kondisinya belum sepenuhnya stabil, dokter minta kami untuk selalu mendampingi papa dan menurut semua keinginannya. Maaf ya sayang, mama baru sempat mengabari mu sekarang" ucap Nyonya Natalie lemah lembut.
"Tidak apa-apa ma. Syukurlah kalau papa sudah siuman, aku merasa lega mendengarnya. Baik Ma, aku akan datang menjenguknya setelah jam makan siang." ucap Louis memberitahu ibunya. Tidak mungkin juga dia meninggalkan istrinya dalam kondisi seperti ini. Louis merasa dilema, dia harus bisa membagi waktunya menjaga istri dan ayahnya.
"Apa yang terjadi" ucap Zahira buka suara yang sempat mendengar obrolan Louis di telepon.
Tampak Louis menghela nafas panjang lalu mendekat kearah Zahira. Dia mendudukkan dirinya di kursi yang tadi ia duduki.
"Papa ku sudah siuman setelah koma beberapa hari" ucap Louis menunduk dengan raut wajah sulit diartikan.
"Ya sudah, kenapa kamu masih disini. Cepat temui papa mu di rumah sakit. Jangan membuatnya menunggu lama, jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari karena selalu mengacuhkan orang tua mu." ucap Zahira dengan nasihatnya membuat Louis langsung menoleh kearahnya.
"Aku akan menemuinya nanti setelah jam makan siang. Soalnya aku harus mengurus istri ku yang sedang sakit." sahut Louis dengan senyuman sinisnya.
Zahira hanya mampu ber o ria mendengar ucapan Louis.
"Sekarang beritahu aku apa alasanmu sampai potong rambut dan cukur brewok" ucap Zahira dengan tatapan mengintimidasi. "Jujur aku sungguh tidak mengenalimu" tambahnya.
"Ha ha ha apa aku terlihat semakin tampan, iya kan" ucap Louis dengan percaya dirinya membuat Zahira mencebik kesal melihat tingkah narsis suaminya.
"Alasannya cuma satu, aku ingin terlihat tampan. Bahkan para wanita terpesona melihat ketampanan ku. Bohong jika kamu tidak terpesona melihatku sekarang" ucap Louis dengan entengnya sambil mengusap rambutnya ke belakang untuk memamerkan pesonanya.
"Menurutku sama saja. Di mataku kamu tetap seperti tarzan yang jelek" ucap Zahira mengejek membuat Louis tergelak tawa dan merasa lucu mendengar ucapan istrinya.
Bisa-bisanya pesona ketampanannya tidak diakui oleh istrinya sendiri. Benar-benar wanita langka menurutnya.
Obrolan mereka semakin meluas dan banyak hal yang mereka bicarakan perihal masalah pribadi maupun keluarga mereka masing-masing. Dari obrolan tersebut membuat mereka semakin mengenal satu sama lain.
"Lain kali jangan menyembunyikan sesuatu dariku. Mulai sekarang kita harus saling terbuka" ucap Louis dengan tatapan hangatnya membuat Zahira mengangguk dengan jantung terus berdetak kencang.
Ada apa denganku, kenapa jantungku terus berdetak kencang setiap kali berdekatan dengannya. Batin Zahira sambil menggigit bibir bawahnya.
Kemudian Louis meminta Sean untuk memesankan makanan kesukaan Zahira, mengingat sudah waktunya untuk makan siang bersama istrinya. Ditambah Zahira tak menyukai makanan yang disajikan oleh pihak rumah sakit untuk para pasien.
"Sekarang waktunya makan. Jangan menolak kalau aku yang menyuapi mu" ucap Louis tak ingin dibantah, membuat Zahira menjadi patuh persis anak kecil yang manis.
Dengan perhatiannya Louis mulai menyuapi Zahira, tampak mata Zahira berkaca-kaca akan sikap perhatian Louis terhadapnya. Dia tidak menyangka akan dipertemukan pria sebaik dan sedikit menjengkelkan seperti Louis.
Sementara Louis sendiri tersenyum dalam hati dan begitu senang bisa menyuapi istrinya. Selesai makan siang bersama. Tak lupa Louis kembali memberikan segelas air putih beserta obat untuk Zahira. Dengan perasaan haru Zahira tersenyum menerimanya lalu meminumnya cepat.
"Sekarang beristirahatlah. Aku akan menemui papa" ucap Louis berpamitan untuk menemui ayahnya.
"Ya. Emmm... Louis..terima kasih untuk hari ini." ucap Zahira tersenyum tipis dan Louis hanya mampu mengangguk menanggapi ucapannya.
🍁🍁🍁🍁
Tiga hari kemudian….
Kondisi Zahira sudah membaik, Louis merasa lega dan selalu berada di sampingnya jika sewaktu-waktu Zahira membutuhkan bantuannya.
Banyak hal yang dilakukannya selama menjaga Zahira di rumah sakit, yakni menyuapi Zahira, memberinya obat, membantunya ke toilet dan membantunya berganti pakaian saat Zahira benar-benar kesulitan dan berakhir meminta bantuan kepadanya.
Seperti sekarang ini, mendadak raut wajah Zahira merona saat Louis dengan telaten mengancingkan bagian depan bajunya, mengingat sebelah tangannya masih terinfus.
Sementara Louis sendiri merasa gugup bahkan gagal fokus sampai tak sengaja menyentuh dada Zahira yang sedari tadi menggodanya.
"Maaf" ucap Louis cepat dan tak ingin disangka mesum karena sudah menyentuh dada montok Zahira.
"Tidak apa-apa. Terima kasih sudah membantuku" ucap Zahira malu dengan rona wajah memerah dan tak mempermasalahkan yang diperbuat Louis.
Sedang Louis sudah panas dingin di kursinya. Seandainya mereka sedang berada di rumah, sudah pasti Louis akan menerkam Zahira.
"Kenapa belum tidur?" Tanya Louis memperhatikan gerak-gerik sang istri.
"Aku tidak bisa tidur, aku kepikiran dengan ibu tiri dan saudara tiriku" ucap Zahira memelas sambil menghembuskan nafas kasar.
"Tidurlah, jangan pikirkan mereka. Selama aku masih hidup, aku berjanji akan selalu melindungi mu" ucap Louis dengan tatapan hangatnya sambil mengelus lembut rambut istrinya, membuat sosok wanita yang sudah memenuhi pikirannya tampak lebih tenang lalu menggenggam erat tangannya.
"Jangan pernah tinggalkan aku" ucap Zahira sambil memejamkan matanya. Hingga tak berselang lama wanita cantik itu tertidur pulas.
*
*
Bersambung....