Zavian Xanderson

Bismillahirrahmanirrahim

Happy Reading

...***...

Tring!!

Suara dentingan yang berasal dari Hp Jihan, mengalihkan atensi mereka semua.

"Guys, Pak Anton ngirim nama-nama yang ikut Pentas Seni nih," kata Jihan sambil membuka chat WhatsApp yang baru masuk.

"Masa? Dimana?" tanya Alesha.

"Digrup Dapodik." Mereka pun langsung mengecek hp masing-masing dan ternyata benar.

"Oh, iya. Lo bener, Jih."

"Heh! Lo manggil gw apa? Jik? Jijik? Lo!" tanya Jihan geram saat mendengar Raina memanggilnya 'Jih/Jik'.

"Kagak ihh ... gw manggil lo Jih, kan nama lo Jihan jadi gw panggil 'Jih'. Jangan salham!" balas Raina sedikit ngegas.

Salham \= Salah paham

"Yaudah gak usah ngegas gitu bisa gak?"

"Diam! Kalian gak ada habis-habisnya ya. Berantem mulu, heran deh gw." Dhara memijit pangkal hidungnya setelah mendengar perdebatan dua besti nya itu. Besti gak tuh:-)

"Guys, kek nya kita ikut semua deh. Liat, nama kita semuanya ada disitu," jelas Bela yang sedari tadi meneliti daftar nama yang dikirimkan Pak Anton tadi.

"Iya yak, gengnya Avin juga ada disitu semuanya," ucap Khanza yang baru sadar apa yang dikatakan Bela barusan.

Setelah mendengar penjelasan Bela dan Khanza tadi, Alina pun meneliti lagi daftar nama tersebut. Seketika matanya terfokus terhadap satu nama yang tidak asing baginya.

"Tunggu, Zavian Xanderson A.. Guys, A itu apa?" tanya Ina kepada teman-temannya. Alina bingung dengan nama Avin, bukankah tadi pagi dia bertemu dengan Ketos judes itu dan dia hanya bilang namanya Zavian Xanderson. Tapi, didaftar nama ini terdapat huruf A yang menandakan bahwa A tersebut seperti marga keluarga yang sengaja disembunyikan.

"Alina, masa lo gak tau sih. A itu salah satu nama huruf dari 26 huruf abjad." Seketika Ina menatap datar Alesha.

"Kalau itu gw tau, Sha. Yang gw tanya ini ada huruf 'A' setelah nama Antariksa. A itu apa? geram Ina. Dari sekian banyak temannya, cuma Alina yang memanggil Alesha dengan normal:)

"Hehe ... gw gak tau." Alesha hanya cengengesan tanda ia tidak tau.

"Hm, terserah."

"Fiks, lo suka sama dia, Na. Iya, kan ..." ucap Dhara menggoda Alina yang saat ini sedang kesal.

Alina yang baru saja dengar perkataan Dhara seketika melemparkan tatapan mautnya. "Heh! Ngadi-ngadi lo, gak mungkin."

"Gak ada yang gak mungkin didunia ini Nona Kwelju. Haha ...." Mereka pun tertawa setelah melihat ketua mereka yang saat ini sedang kesal. Senang rasanya bagi mereka menggoda sang ketua, tapi juga ada sedikit rasa bersalah hinggap di hati mereka. Setidaknya saat ini bisa menikmati wajah kekesalan seorang Alina Angelica Kwelju, pikir mereka.

Jihan sedari tadi memperhatikan Chelsea. Diam sambil memperhatikan layar hpnya, Jihan merasa ada yang dipikirkan oleh Chelsea sekarang. Karena penasaran, Jihan pun membuka suara dan bertanya kepada Cherry. "Hei Chelsea, dari tadi gw perhatiin lo diam aja. Itu muka serius amat dah. Kenapa sih?" tanya Jihan.

Chelsea tersenyum tipis ke arah Jihan.

"Hm ... gini, gw curiga sama gengnya Zavian. Mengenai keluarga Albrando yang kita cari selama ini, ada kemungkinan salah satu dari anggota geng Zavian adalah anak bungsu keluarga Albrando. "

"Ina, bukannya waktu itu lo bilang kalau putra bungsu keluarga Albrando itu seumuran sama kita. Dan kita sudah cari di semua murid sekolah ini, tapi keknya geng Zavian yang terlewatkan."

Yang dikatakan oleh Chelsea ada benarnya juga. Alina merasa kalau dia dan yang lainnya sudah melewatkan geng Zavian.

"Lo bener Chelsea, kita belum mencari latar belakang masing-masing anggota Zavian. Gw tarik kata-kata gw yang tadi Ina, kita gak bisa nyerah dulu sebelum kita tahu semua latar belakang anggota geng A.zwölf," kata Jihan sambil menatap teduh ke arah Ina.

"Semua yang kalian bilang itu benar, tapi gimana caranya kita bisa masuk ke gengnya itu. Kita tau kalau A.zwölf adalah geng terkuat di 5 sekolah terkenal dikota ini."

"Gw tau! Gimana kalau kita bikin tantangan," cetus Bela.

"Tantangan? Maksudnya?" tanya mereka serempak.

"Kita bikin tantangan supaya semua anggotanya Zavian suka sama kita dan kita juga sekaligus dapat informasi disana. Gimana?"

Mereka memandang Bela dengan tatapan tak percaya. "Yang benar aja lo. mereka semua itu sifatnya 11/12 sama Akib. Kecuali Avin dan Alfa, dingin dan judes," sewot Dhara.

"Iya sih, tapi apa kalian punya cara lain supaya kita bisa masuk ke geng Zavian? Gak, kan? Lagian ini akan mudah karena ada Akib yang notabenya pacar Khanza dan juga saat ini Ina yang sudah terlibat masalah dengan Avin. Ketua berurusan dengan ketua, ini peluang besar bagi kita. Lo setuju kan, Na?"

"Ha! Apaan? Gw harus buat si Ketos galak itu suka sama gw? Ide lo gila tau gak," ucap Ina kesal. Bagaimana bisa Bela punya ide segila ini.

"Iya, ide gw gila. Tapi ini peluang besar buat kita. Emangnya lo gak mau berusaha cari putra Albrando yang hilang itu? Kalau kalian giaman?" ujar Bela.

"Gw setuju." Khanza menyetujui.

"Gw juga," ucap Jihan dan diiringi anggukan oleh yang lainnya kecuali Alina.

"Ina, lo tetap gak setuju?" rengek Bela. Jika Alina tidak setuju, maka tidak ada cara lain yang harus mereka lakukan sebab Alina adalah ketua jadi mereka menantikan keputusannya Ina.

Alina saat ini merasa bimbang. Dia tidak tahu harus bagaimana. Berurusan dengan ketua geng motor+ketos judes itu suatu hal yang tidak pernah Ina lakukan selama ini. Tetapi, melihat ekspresi teman-temannya ini dia jadi tidak tega untuk menguasai egonya. Jika dirinya tidak setuju, tidak ada cara untuk mencari Putra keluarga Albrando.

Huffttt..

"Ok, fine. Gw setuju. Dan--

Kita akan jalanin misi ini, besok."

Akhirnya Ina setuju. Bela merasa lega akan hal itu. Setidaknya ada cara untuk membantu temannya ini.

"Yeah ... ini baru ketua kita," ujar Bela sambil merangkul Ina dan diikuti dengan pelukan yang lainnya.

Ok Alina, lo akan berurusan lagi dengan si Ketos judes itu sekarang_-

***

Hari ini dimana misi Alina dan teman-temannya dimulai. Saat ini mereka sedang berkumpul di basecamp Astro.

"Ini daftar nama anggota A.zwölf. Kalian semua pasti sudah kenal dengan semua anggotanya kecuali Ina." Dhara memberikan daftar nama anggota The Dark Wolf dalam bentuk cetak.

Semuanya melirik ke arah Alina dengan ekspresi yang berbeda-beda.

"Kenapa pada liatin gw,"

"Gak papa, Na. Ok, sekarang kita bagi aja ya,"

Ini adalah daftar nama geng A.zwölf

Zavian Xanderson A.

Alfata Vianto Franklin

Radhika Biagi Muammar

Akib Kanu Rafangga

Sastrawan Ariyan Gibraltar

Bernard Al-Huda Tshai

Filbert Baihaqi A.

"Filbert? Ternyata ada lagi yang ujung namanya 'A'," ucap Alina.

"Kita perlu menyelidiki dua cowok ini," lanjut Alina menabahkan. Mereka pun mengangguk, pertanda setuju dengan perkataan sang ketua.

Para cowok bertujuh itu sangat kuat, dan memiliki sifat yang berbeda-beda. Mereka pun juga memiliki keahlian yang membanggakan sekolah ini.

"Ina, Lo berurusan sama Avin, ya. Khanza, lo-"

"Harus gitu ya gw berurusan sama si ketos galak itu?" Ucapan Dhara langsung dipotong oleh Alina.

"Harus dong, biar kalian makin akrab. Mana tau-an kalian itu jodoh, upsss..."

Mereka semua pun tertawa geli. Tidak terbayang bagaimana akting Ina kali ini hanya demi suatu informasi yang harus ia dapatkan.

"Dhara," rengek Alina dengan wajah yang sudah memelas.

***

Bersambung...