NovelToon NovelToon
My Cold Bodyguard

My Cold Bodyguard

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: fasyhamor

KESHI SANCHEZ tidak pernah tahu apa pekerjaan yang ayahnya lakukan. Sejak kecil hidupnya sudah bergelimang harta sampai waktunya di mana ia mendapatkan kehidupan yang buruk. Tiba-tiba saja sang ayah menyuruhnya untuk tinggal di sebuah rumah kecil yang di sekelilingnya di tumbuhi hutan belukar dengan hanya satu orang bodyguard saja yang menjaganya.

Pria yang menjadi bodyguardnya bernama LUCA LUCIANO, dan Keshi seperti merasa familiar dengan pria itu, seperti pernah bertemu tetapi ia tidak ingat apa pun.

Jadi siapakah pria itu?

Apakah Keshi akan bisa bertahan hidup berduaan saja bersama Luca di rumah kecil tersebut?

***

“Kamu menyakitiku, Luca! Pergi! Aku membencimu!” Keshi berteriak nyaring sambil terus berlari memasuki sebuah hutan yang terlihat menyeramkan.

“Maafkan aku. Tolong jangan tinggalkan aku.” Luca terus mengejar gadis itu sampai dapat, tidak akan pernah melepaskan Keshi.

Hai, ini karya pertamaku. Semoga kalian suka dan jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fasyhamor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wangi Bunga Mawar Merah

Setelah Keshi selesai mandi dan berpakaian, gadis itu segera turun kelantai bawah untuk makan siang.

“Bibi Daya, apa ayah belum pulang?” Keshi bertanya saat melihat Bibi Daya sedang membawa beberapa piring berisi lauk di atas meja makan.

Bibi Daya mendongak setelah menata piring-piring tersebut. “Belum, Nona Keshi. Tetapi mungkin Tuan Sanchez akan pulang saat malam.”

Keshi memanyunkan bibirnya sedih, tangannya memutar-mutar garpu. “Apa ayah sesibuk itu?”

Bibi Daya tersenyum tipis melihat nona majikannya lalu melempar pertanyaan. “Apa Nona sudah merindukan ayah nona?”

Garpu yang tadinya ia mainkan, kini Keshi taruh seraya menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi makan. “Aku perlu bertanya sesuatu pada ayah.”

Bibi pengasuh Keshi hanya dapat mengangguk paham, ia tidak bisa ikut campur lebih jauh pada urusan majikannya.

“Apa Anda membutuhkan sesuatu lagi?” sebelum pergi, Bibi Daya bertanya pada Keshi yang sedang memotong steik dengan pisau steik.

“Bibi, bisakah kamu ambilkan jas hitam milik Luca dari kamarku?”

Bibi Daya mengerutkan dahinya bingung. “Jas hitam?”

Keshi mengangguk ringan. “Ya. Aku ingin mengembalikannya karena dia sudah meminjamkannya kepadaku.”

Hanya anggukan yang dapat Bibi Daya lakukan. Sejujurnya ada beberapa pertanyaan yang terlintas di dalam pikiran wanita paruh baya itu, tetapi ia menahan diri karena ia hanyalah pengasuh dan pelayan di sini. Bukan urusannya untuk bertanya tentang apa yang sebelumnya terjadi antara nona majikannya serta pengawal baru itu.

...\~\~\~...

“Nona Keshi, ini jas hitamnya.” Bibi Daya datang sembari membawa jas hitam milik Luca di satu lengan tangannya.

Keshi sudah selesai makan, ia mengelap mulutnya dengan serbet bersih di atas meja. Setelah mendengar suara Bibi Daya, gadis muda itu menoleh dan mengangguk. Keshi lalu beranjak bangun dari kursi makan, menghampiri Bibi Daya dan meraih jas hitam tersebut.

“Terima kasih, Bibi Daya. Aku akan mengembalikan jas milik Luca.” ucap Keshi dengan sebentuk senyum tipis.

Bibi Daya mengangguk, ia menatap kepergian nona majikannya menuju pintu keluar mansion.

Keshi berjalan pelan menyusuri mansion besar ini. Setelah lahir ke dunia, Keshi sudah tinggal di mansion ini. Ayahnya bilang dulu dia harus bekerja keras dan mati-matian untuk dapat membeli rumah sebesar ini.

Keshi jujur sangat bangga dengan kerja keras ayahnya. Rio Sanchez adalah cinta pertama bagi Keshi, cinta pertama dari anak perempuannya.

Kedua kaki Keshi yang panjang itu telah sampai di depan mansion. Halaman depan saat ini terlihat sepi, tidak ada dua mobil sport atau suara deruman mobil seperti kemarin. Tidak ada siapapun, tidak ada Luca dan penjaga baru yang lainnya.

Pandangan matanya melirik ke sebelah kanan. Mansion besar ini berdiri di tengah dan ada dua rumah berukuran sedang yang berdiri di bagian kanan dan kiri mansion. Dua rumah berukuran sedang itu biasa di gunakan untuk tempat tinggal para penjaga atau para pelayan.

Rio Sanchez benar-benar memanusiakan para pelayan dan penjaganya, dan itu yang membuat Keshi benar-benar sangat mencintai ayahnya.

Gadis muda itu berjalan mengarah pada rumah berukuran sedang di bagian kanannya karena rumah itu adalah tempat tinggal para penjaga.

“Permisi.” Keshi mengetuk pintu di hadapannya dengan pelan.

Walaupun dia adalah anak dari pemilik rumah di hadapannya, ia harus tetap sopan.

Cklak!

Bunyi pintu yang terbuka di hadapannya membuat Keshi mendongak. Seorang pria dengan kaos putih tengah berdiri di depannya.

“Nona Keshi, ada apa gerangan Anda mendatangi tempat para penjaga?” Leon, penjaga yang sudah bekerja di mansion ini sejak Keshi berusia 12 tahun itu bertanya.

“Leon, apa Luca ada di dalam?” Keshi bertanya, kepalanya melongok ke dalam ruang tamu yang ada di dalam rumah tersebut.

“Luca sepertinya ada di kamarnya, saya akan memanggilnya kemari.” Leon bersiap akan pergi untuk memanggil Luca, tetapi Keshi menahannya.

“Tunggu, beritahu aku saja kamarnya ada di mana. Aku ingin mengembalikan jas miliknya.” jawab Keshi, ia juga mengangkat lengan tangannya yang sedang memegang jas hitam kebesaran milik Luca.

Leon mengernyitkan dahinya. “Kenapa Anda repot-repot ingin mengembalikannya? Nona Keshi bisa meminta pelayan yang lain untuk mengembalikannya.” kata pria itu.

Keshi menggeleng. “Tidak bisa. Luca meminjamkannya padaku, jadi tentu harus aku juga yang mengembalikannya.”

Leon terperangah diam. Nona majikannya memang sama miripnya dengan ayahnya, tidak pernah menyulitkan para penjaga dan pelayannya. Keshi memiliki sifat dan sikap yang baik, maka itu ayahnya selalu bercerita pada Leon bahwa dia bangga memiliki putri seperti Keshi.

Pria usia 39 tahun itu tersenyum tipis dan mengangguk, ia lalu menyingkir dan mempersilahkan nona majikannya untuk masuk ke dalam rumah ini. “Kamar Luca ada di lantai dua, kamar nomor 8. Saya akan mengantar Anda ke dalam.” tangan Leon terbentang guna mempersilahkan gadis muda itu berjalan terlebih dahulu.

Keshi berjalan masuk dengan pandangan menelisik satu persatu penjuru rumah ini. “Kenapa sepi?”

Leon terkekeh pelan mendengar pertanyaan majikannya, seolah-olah ia baru saja mendenbar kalimat lawakan. “Tentu saja sepi, Nona Keshi. Beberapa penjaga masih ada yang bekerja di luar, yang berada di rumah ini tersisa yang tidak memiliki tugas, sama hal nya seperti saya.”

Keshi menggaruk pipinya yang tidak gatal, wajahnya memerah malu karena memiliki pertanyaan bodoh seperti sebelumnya.

Keduanya kini menaiki tangga menuju lantai dua. Sebelah kanan dan kiri Keshi ada banyak pintu berwarna putih. Ini pertama kalinya Keshi memasuki rumah para penjaga, ia dulu hanya pernah sekali masuk ke dalam rumah para pelayan.

Sebuah pintu putih bertuliskan angka delapan kini terlihat di hadapannya, pintu kamar Luca.

Leon mengetuk pintu itu. “Luc, kelurlah. Nona Keshi datang kemari.”

Pintu di hadapannya terbuka pelan, memunculkan sosok pria yang Keshi kenal. Luca membuka setengah pintunya dan hanya menyembulkan kepalanya tanpa tubuhnya. Mengakibatkan Keshi kebingungan melihat itu.

“Ya?” Luca bertanya, matanya turun menatap Keshi dan jas hitam tersebut.

“Saya akan turun ke bawah, Nona Keshi.” Leon berpamitan sambil berjalan menjauh menuruni tangga.

“Luca, aku ingin mengembalikan jas milikmu.” Keshi membuka suara setelah melihat Leon yang sudah turun ke lantai bawah.

Luca masih sama seperti tadi, hanya menyembulkan kepala dan membuka setengah pintu kamarnya.

“Kamu baik-baik saja?” Keshi bertanya dengan khawatir.

Luca mengulurkan tangannya di hadapan Keshi. “Nona Keshi, sebentar.” pria itu menutup kembali pintu kamarnya.

Keshi mengerjap bingung sesaat melihat pintu di hadapannya malah tertutup kembali. Luca meninggalkan dirinya di luar kamar seorang diri seperti orang tidak waras.

Creak!

Pintu kembali terbuka. Luca muncul dengan kaos berwarna abu-abu, ia tidak lagi hanya membuka setengah pintu kamarnya dan tidak lagi hanya memyembulkan kepalanya.

“Kamu baik-baik saja?” Keshi bertanya lagi, kali ini bukan dengan nada khawatir, tetapi dengan nada datar.

Luca mengangguk, ia berdiri di ambang pintu kamarnya. Keshi dapat melihat kamar pria itu yang berwarna putih, ada satu ranjang berukuran kecil dan juga dua meja nakas disebelah ranjang tersebut. Kamarnya terlihat tidak memiliki banyak barang.

“Jas milikmu.” setelah selesai melihat isi kamar Luca yang dapat ia lihat dari luar, Keshi lalu menyodorkan jas kehadapan pria itu.

Luca meraihnya. “Anda tidak perlu repot-repot mengembalikannya lagi.” ucapnya datar.

“Kamu ‘kan meminjamkannya padaku, aku harus mengembalikannya karena itu bukan milikku.” balas Keshi sambil mengedikkan bahunya.

Pria itu menatap lama pada jas di tangannya lalu mendongak dan menatap wajah Keshi yang sedang menoleh untuk melihat-lihat beberapa pintu di lorong lantai dua ini.

“Terima kasih, Nona Keshi.” perkataan Luca membuat Keshi menoleh dan membalas tatapan pria itu.

Keshi baru menyadari bahwa mata Luca tidak sepenuhnya gelap, ada setitik warna cokelat di tengah bola matanya.

Gadis itu kemudian mengangguk.

“Tentu. Hm, dan juga, bisakah kamu jangan terlalu kaku dan dingin?” tiba-tiba saja Keshi memberikan permintaan.

Luca mengangkat alisnya rendah. “Saya tidak tahu harus bersikap bagaimana, tetapi saya akan mencobanya.”

Keshi tersenyum lebar mendengarnya. “Aku senang mendengarnya, semoga kita bisa berteman.”

Pria itu tidak menjawab, hanya terdiam tidak tahu ingin menjawab apa. Ini pertama kalinya ia melihat ada seorang gadis yang ingin berteman dengannya. Maksudnya, sekarang ini Keshi adalah majikannya, bukankah sangat aneh jika nona majikannya malah ingin berteman dengannya?

“Saya hanya pengawal…”

“Lalu kenapa? Memang aku tidak bisa berteman dan akrab dengan pengawalku sendiri?“ Keshi memotong perkataan Luca.

Luca kembali diam, ia takut mengatakan sesuatu yang salah kepada majikannya.

Melihat keterdiam pria itu membuat Keshi menghela napas. “Baiklah, terima kasih untuk jasnya. Aku akan kembali.” gadis itu memberikan senyum tipis pada Luca lalu berjalan menjauhi kamar pria itu.

Luca hanya dapat memandang kepergian majikannya dengan tatapan yang tidak dapat di artikan. Setelah melihat Keshi sudah menuruni tangga, Luca mengangkat jas hitam di tangannya lalu menghirup aroma jasnya dalam-dalam. Wangi aroma bunga mawar merah.

1
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor.. semangat
Amoramor: itu udah ada bab 27 yg baru
total 1 replies
Anna Kartika Ningrum
lanjiut thor.. suka cerita nya
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor /Smile/
Anna Kartika Ningrum
bagus cerita nya thor.. kpn kelanjutannya
Amoramor: sabar yaa, lagi di review
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!