kisah tentang kehidupan Kanaya yang terpaksa menjadi single mom ketika masih belia. Dia menjadi korban ambisi karyawan ibunya yang ingin menjebak ayah tirinya.
Kanaya terpaksa hidup terpisah dari orang tuanya, untuk menyembunyikan ketiga anak kembarnya. Ia berhasil hingga akhirnya menjadi istri seorang pengusaha sukses dan kaya raya.
Cobaan seakan tiada henti menerpanya, ketika ia sudah bahagia, hantaman terberat dalam hidupnya adalah ketika ia harus kehilangan salah satu putra tercintanya.
Bagaiamanakah Kanaya menjalani hidupnya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arnesh Yadha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Huh... Ini Anugerah apa Musibah...
Kay dipanggil lagi keruangan Gagah. Dia sudah berdecak kesal, jujur dia tak ingin pagi ini mood nya kembali hancur hanya karena bertemu dengan manusia muka kulkas seribu pintu itu. Dia diminta datang bersama Nayla.
" Mbak Nay.... Kita diminta keruang eskimo sekarang..!! "
" Hah ruang eskimo... beku dong Kay.. Hehehehe... "
" Ayo mbak buru, ntar kalo ga cepet kena omel deh... Hehehe.. "
"Iya.. Iya.. yuk cus.. Eh tapi kita mau ngapain sih Kay ?! "
" Ga tau mbak, orang tadi pak Malvin yang hubungin..!" Ucapnya sambil menggedikan bahunya.
Kini tibalah mereka di dalam ruangan itu. Disana ada Malvin yang sedang duduk dikursi kerja Gagah, kemudian Alma di depan meja Malvin. Kedua nya langsung masuk , Kay duduk disebelah Alma dan Nayla memilih berdiri di samping Kay.
" Al.. Ini surat-surat pengajuan resign mu telah resmi disetujui oleh pak Gagah, dan untuk pesangon plus gaji kamu sudah ditransfer kerekening kamu !"
" Terimakasih pak Malvin, sampaikan ucapan terimakasih saya buat pak Gagah, dan ma'af jika selama ini ada pekerjaan saya yang kurang memuaskan.. " Ucap alma sembari menyalami tangan Malvin. Wanita itupun bersalaman dan berpelukan dengan Kay dan Nayla.
" Lho kak Alma resign? "
" Iya Kay, kakak harus ikut calon suami pindah ke Malay, karena itu kakak resign dari sini. Eh iya selamat ya, selamat mengemban tugas baru..!" Ucapnya sambil tersenyum sebelum akhirnya meninggalkan ruangan itu. Kay menatap bingung kearah Nayla dan Nayla hanya menggedikan bahunya. Diapun duduk ditempat Alma tadi duduk.
" Nay.. Ini surat pengangkatan kamu menggantikan posisi Kay.. !!"
" Hah...saya pak yang gantiin Kay?!, terus Kay pindah kemana?? "
" Ke hati nya Gagah.. " Ucap Malvin sambil tertawa. Dia sengaja mengucapkan hal itu agar Gagah juga mendengarnya, karena saat ini dia sedang berada didalam ruangan khusus dibalik tembok yang ada dibelakang Malvin. Sengaja Gagah berada di sana karena dia ingin kembali menguji dan menjahili Kay. Sepertinya itu adalah hobby barunya.
Nayla menunjukkan wajah cengonya, sedangkan Kay malah terlihat jutek. Malvin hanya tersenyum penuh arti melihat keduanya.
" Sudah Nay, kamu boleh kembali keruangan baru kamu mulai sekarang.!!"
" Oh.. E.. I.. Iya Pak,! " Jawab Nayla gugup kemudian berpamitan dan meninggalkan tempat itu. Kini tinggal Kay bersama Malvin. Dia menyodorkan sebuah amplop coklat beserta sebuah tab.
" Baca ini Kay, dan disini terdapat jobdesk kamu beserta jadwal kerja big bos kita.." Ucapnya sambil tersenyum.
" Ini sebenarnya anugrah apa musibah sih pak?! " Tanya Kay dengan wajah murung, Malvin menahan tawa melihat mimik muka Kay.
" Tenang Kay, selam satu minggu ini saya akan bantu kamu kok, minggu depan baru saya akan bertolak ke Indonesia... Oh ya kamu sendiri berasal dari sana kan, gak pengen mudik gitu?"
" Harus dijawab ya pak pertanyaan bapak itu??"
" Enggak sih opsional aja.. Hehehe.. , jangan bete gitu ah, harusnya kamu senang kan bisa menggantikan posisi saya? "
Kay hanya menghela nafas berat, mendengar ucapan Malvin. Malvin pun tertawa, akhirnya dia tau alasan Gagah tertarik pada gadis beranak tiga dihadapannya ini. Malvin tau karena dia sering bertemu Kay bersama ketiga anaknya, terutama karena dia sering makan diresto ummi Fatimah dan pernah berinteraksi langsung dengan ummi dan tiga bocah itu.
Tak lama kemudian Gagah muncul dengan wajah datar dan dinginnya dia berdiri disamping Kay. Kay hanya memandang sekilas lalu kembali berkutat dengan tab ditangannya. Kay pun memasang wajah dingin dan datar. Hal itu sukses membuat Malvin tertawa terbahak-bahak dikursinya. Kedua orang didepan Malvin langsung menatap tajam kearahnya, bukannya takut tapi Malvin malah makin ngakak .
" Hahahaha.. beruang kutub vs pinguin... Hahahaha " Tawanya makin kencang.
Sukses dapat hadiah geplakan dari Gagah.
" Apa jadwal saya hari ini ?!!" Tanyanya dingin
" Ada meeting dua jam lagi bersama para manager divisi pak. " Jawaban Kay tak kalah dingin dan tanpa memandang wajah Gagah
Gagah berlalu duduk di sofa empuk yang ada diruangan itu. Kay beranjak berdiri hendak keluar dari ruangan itu untuk mengambil tas nya yang masih tertinggal diruang kerja lamanya. Namun Gagah melarang nya, dia meminta nya untuk tetap ditempatnya hingga acara meeting dimulai. Gagah malah menyuruh Malvin menyiapkan keperluan meeting nanti. Malvin pun menggerutu, rencananya untuk bersantai hari ini gagal sudah.
Mendengar keputusan Gagah, Kay pun menatap tajam pria itu yang dibalas dengan tatapan tajam juga. Andaikan di film kolosal, adegan mereka ini mungkin sudah mengeluarkan sinar laser dan sengatan listrik jutaan volt. Malvin bergidik ngeri merasakan aura dingin keduanya, ia pun bergegas keruangan nya dan menyiapkan apa yang diminta Gagah.
" Kenapa dengan tatapan mu itu,?!! "
Kay tak menjawab, dia hanya melengos acuh kembali melihat tab ditangannya. Gagah tersenyum tipis, saking tipisnya sampai tak terlihat kalau dia sedang tersenyum.
Diruangan lain, Nayla masih shock, dia belum percaya bahwa dia diangkat menjadi pengganti Kay. Dia masih mengira ini hanya mimpi, berulang kali dia meminta Tata untuk mencubit dirinya. Dan berulang kali pula dia menjerit.
" Aduh Nay yu ini kesambet apa sih, dari tadi pegel ai cubit-cubit yu terus. " Ucap Tata
" Aku seperti mimpi saja deh ta, aku serasa ketiban bintang! "
" Harusnya yu seneng dong naik jabatan, apa yu mau digantiin Mischa si centil itu? " Ucap tata sembari menaik turunkan alisnya
" Iiihhhyuu.. males ah, udah seneng aku ga kerja bareng dia lagi.. Ah.. Semoga saja Kay berjodoh sama big bos ya.. Hehehe"
" Lha kok jadi ke Kay sih? Pasti divisi kita jadi sepi lagi tanpa dia, dia tuh sebenarnya bisa menghidupkan suasana disini kan, sehingga kita jadi semangat kerjanya."
" Iya sih, tapi aku yakin kok dia masih mau bantu kita disini, oh iya.. Aku hampir lupa, aku mau antar tas dia dulu deh kan masih diruangan aku, sekalian diskusi buat meeting nanti... Bye ta.. Aku tinggal dulu.. "
Tata hanya menggeleng melihat tingkah absurd temannya itu.
Nayla menjinjing tas kerja milik Kay, dia mengantarkan nya sekaligus membawa dokumen laporan untuk presentasi nanti. Dengan penuh senyum Nayla menuju ruangan baru Kay. Dia terkejut, karena yang berada disana adalah Malvin bukan Kay.
" Ada apa nay?! "
" Oh.. Ini pak mau antar tas Kay ups ibu Kay maksudnya.. "
" Oh.. Letakkan saja disitu, terus itu apa yang ditanganmu?! "
" Oh ini dokumen untuk presentasi nanti, soalnya saya ingin diskusi dulu, kan saya baru hari ini menggantikan posisi nya. "
" Wah sayang sekali, Kay masih bertarung dengan muka tembok tuh didalam" Jawab Malvin ngasal. Nayla jadi bingung apa maksud Malvin, mana mungkin Kay gelut sama big bos mereka, mana mungkin juga Kay akan bertarung adegan dewasa bersama bosnya, dia kan bukan Mischa yang akan dengan senang hati melayani selangkangan sang bos. Hey otak Nayla memang rada-rada sengklek kenapa malah mikirnya jauh banget sih, hehehe.
