"Caranya dapatin Zahra gimana sih?"tanya seorang pemuda bernama Xavier pada seorang gadis yang saat itu sedang membaca sebuah buku
"Mudah aja,kamu cukup belajar ilmu agama yang sekarang ini Zahra pelajari."balas Gadis itu acuh tanpa menoleh pada pemuda yang tadi berucap
"Kalau aku beneran ngelakuin kamu beneran bakalan trima aku?"tanya pemuda itu dengan suara pelan.Kalimat tersebut berhasil membuat gadis itu menoleh
"Jalanin aja dulu aku pengen liat sebesar apa perjuangan kamu tapi aku juga mau minta sesuatu bisa?"tanya gadis bernama Zahra itu
"Apa?"
"Kamu belajarnya Because off Allah yah.Jangan karna niat cuman mau dapatin apa yang kamu mau, niati karna Allah."ujar Zahra membuat pemuda itu tersenyum tipis
Xavier benar benar melakukan apa yang di perintahkan Zahra ia bahkan sudah bisa melampaui gadis itu.
Sampai pada Saatnya Zahra mendapat pinangan dari seorang gus akankah Zahra menerima pinangan itu atau terus menunggu Xavier yang malah tidak memiliki kabar lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CallMe_Nurul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
Zahra duduk perlahan di samping Ameena. Gadis itu terlihat berkeringat dingin
Zahra spontan melirik pada AC yang tampaknya sudah menyala. Xavier yang melihat tingkah Zahra malah merasa gemas
"Maaf sebelumnya, kedatangan saya kesini bersama kedua orang tua saya adalah ingin melamar putri ibu."
senyum Xavier sedikit canggung
"Jadi ini perempuan yang selama ini kamu rahasiakan dari Papa sama Mama"ujar seorang wanita bernama Al-fira
"Benar, bagaimana menurut kalian"
"Sungguh indah ciptaan Allah satu ini. Selama kamu merasa cocok atau bahkan selama dia menerima kamu maka mama sama papa bakalan restu in kalian"senyum Al-fira pada putranya
"Kamu tidak perlu canggung. Xavier akan memberikan kamu waktu untuk mencerna dan memikirkan semuanya"balas seorang pria bukan lain adalah Papa Xavier sebut saja namanya Sage
Zahra dapat merasakan pipi nya yang kepanasan ia menunduk dan masih berusaha mencerna akan apa yang terjadi
"Butuh waktu lama akhirnya aku memiliki keberanian.
Aku gak nuntut kamu buat terima aku Zahra, Zayn lebih dulu datang jika kamu ingin memilihnya boleh saja."
"Aku sudah berusaha untuk berjuang. Sekarang pilihan ada di tangan kamu"
"Tapi bukannya saat itu kam-"
"Aku gak pernah bilang kalau aku gak bakalan siapin diri buat datang ke rumah kamu kan?"tanya Xavier membuat Zahra terdiam
***
***
Satu minggu berlalu..
"Susah tau cari yang spek kayak mas Avi"
"Dia membutuhkan waktu selama satu tahun lebih untuk mempelajari semuanya."
"Lantas aku, hmm semua orang memiliki kelebihan begitu juga dengan Mas Avi."
"Kefahaman dia bakalan jagain kamu selama dia ada di sisi kamu"
"Aku mundur karna aku tau. Bukan aku yang kamu mau"
"Allah nyiapin Mas Avi buat kamu. Jadi please jangan sampai kamu sia sia in sosok itu"
"Jangan pernah ada rasa bersalah saat kamu sudah mengikuti kata hatimu"
"Undang aku ketika kamu akan menikah"
Kalimat kalimat Zayn terus berputar di otak Zahra gadis itu sudah cukup bahagia dengan apa yang sekarang ia miliki
Tanggal pernikahan sebentar lagi. Semakin Zahra berfikir semakin dekat dengan hari H. Ia akhirnya bisa menikah dengan pilihan hatinya sendiri.
Benar kata orang, dapatin spek kayak Xavier itu susah.
Zahra bahkan tidak percaya kisah nya akan berakhir seindah ini.
"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara/ananda Xavier Julian Sage. bin Sage Danuarta William, dengan anak saya yang bernama Salsabila Khoirunnisa Azzahra dengan maskawinnya berupa Uang 1M,100 Gram emas beserta rumah. Tunai karna Allah"seluruh kalimat itu di keluarkan oleh pak Marhaban sendiri selaku penghulu di acara pernikahan Xavier dan Zahra
"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq. Saya terima nikah dan kawinnya dengan mahar yang telah disebutkan, dan aku rela dengan hal itu. Dan semoga Allah selalu memberikan anugerah."balas Xavier dengan satu tarikan nafas
"Bagaimana para saksi sah?"
"SAAAHHHH!!!"Teriak orang orang memenuhi ruangan
"Alhamdulillah"Pak Marhaban mulai memimpin doa dengan begitu sangat serius.
Pembacaan ijab Qabul telah selesai kini Xavier di izinkan untuk bertemu dengan sang mempelai wanita.
Ia berdiri menunggu sembari menatap pada pintu yang sedari tertutup. Beberapa menit kemudian akhirnya pintu itu terbuka memperlihatkan Zahra dengan gaun putih bersih yang benar benar cocok untuknya
Xavier memalingkan wajahnya ke arah lain seketika tetesan air mata jatuh begitu saja. Entahlah rasanya seperti mimpi seorang gadis bergaun pengantin berjalan kearahnya dengan iring iringan beberapa gadis lain yang bisa di sebut sebagai pendamping mempelai wanita. Akhirnya ia bisa menikah dengan gadis pilihannya sendiri.
Xavier menunduk saat Zahra berdiri tepat di hadapannya ia bahkan sesegukan mungkin terlalu senang sebab itulah pemuda tersebut menangis keras.
"Berikan salaman pertama untuk istrimu"ujar Pak Marhaban pada Xavier yang terus menunduk itu
Tidak ada pergerakan sama sekali dari Xavier membuat Zahra ikut memperlihatkan embun di matanya.
Ia tidak bisa mengambarkan rasa bahagianya mungkin jika bisa ia akan melakukan hal yang sama seperti Xavier sekarang.
Dengan tangan gemetar Xavier mulai mengangkat tangannya, Zahra hendak menggapainya namun tiba tiba Xavier kembali menurunkan tangannya
"Nggak bisa hiksss"rengek Xavier menatap kedua orang tuanya
...ΩΩΩΩΩΩ...
