Pernikahan yang awal bahagia harus goyah saat sang mantan istri dari suami Delia Ismawati kembali dari Hongkong. Mampukah Delia mempertahankan rumah tangganya dengan Husni sang suami?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khaula Azur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KETIKA MANTAN ISTRI KEMBALI
Bab 12
"Mba-mba, boleh saya tanya? apa di antara kalian ada yang melihat anak kecil yang ada di foto." Delia menunjukkan foto Mia di handphonenya.
Dua orang wanita pengunjung itu saling menatap satu sama lain. Setelah melihat foto anak kecil yang di dalam foto, anak kecil yang baru saja mereka bicarakan.
"Maaf, anda ini siapanya, anak kecil yang ada di foto ini?." Tanya salah satu pengunjung itu.
"Saya ibunya! saya sedang mencari anak saya." Jawab Delia dengan wajah sendunya.
"Sebenarnya tadi kami melihat gadis kecil yang ada di foto itu." Tutur salah satu diantara pengunjung satu.
Deg..
Jantung Delia berdegup kencang mendengar dua pengunjung itu melihat anaknya.
"Benarkah? Dimana, dimana kalian melihat, anak saya?." Tanya Delia bersemangat, seolah mendapatkan kabar angin segar.
"Tadi kami melihatnya di depan mall! Dia di bawa paksa sama seorang wanita seumuran anda." Salah satu pengunjung itu lagi memberitahu.
"Apa? Dia pasti penculik!." Delia mulai panik.
Delia segera memberi tahu satpam saat berpapasan dengannya. Satpam itu menelpon teman satpamnya yang bertugas di parkiran.
"Mari Bu kita langsung kesana saja, semoga putri anda masih di sana!." Kata pria yang bertugas sebagai satpam di mall.
Delia mengangguk setuju, ia pun segera menuju ke parkiran.
Sementara itu masih di area parkiran, wanita yang hendak menculik Mia kesal lantaran sasarannya berhasil lepas.
"Kemana perginya anak itu?." Kata wanita asing itu.
Seorang gadis kecil tengah bersembunyi di bawah mobil tempat parkir. Gadis kecil itu berjongkok dengan memeluk lututnya sendiri, giginya menggigit kuku jarinya. Gadis kecil itu ketakutan, seseorang akan menculiknya. Gadis kecil itu adalah Mia, air matanya sudah luruh membasahi pipinya.
"Mama, ayah tolong Mia, Mia takut!." Mia dalam hati.
Jantung Mia deg-degan mana kala wanita yang akan menculiknya berada di dekatnya, hanya jarak tiga mobil ia dengan sang penculik itu. Mia melafazkan doa dalam hati semoga penculik tak menemukannya. Namun sayang, entah bagaimana ceritanya tiba-tiba saja wanita penculik itu berdiri di hadapannya.
"Mau pergi kemana lagi anak kecil? Kali ini aku tidak akan melepaskanmu lagi." Ucap wanita itu.
Mia menatap keatas melihat penculik itu berhasil menemukannya.
"Tolong jangan bawa aku, aku mau ketemu ayah dan Mama." Mia dengan memelas.
"Ayo, ikut denganku!." Pekik wanita itu.
"Gak mau! Lepasin... Toloong...!" Teriak Mia memberontak tangannya di tarik.
Wanita itu menarik tangan Mia dan menyeretnya menuju sebuah mobil berwarna putih yang baru saja berhenti, wanita itu berusaha memaksa Mia masuk ke dalam mobil putih.
Sebuah tangan melepas paksa pegangan tangan wanita itu hingga terlepas dari tangan Mia,
Pllakkk..
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi wanita penculik itu.
"Beraninya kamu memaksa anakku.. aku tidak akan membiarkan kamu menculik anakku." Suara seseorang yang sangat Mia kenali.
Ya, suara itu milik Delia, Mia langsung saja memanggilnya.
"Mama..!" Mia dengan ekspresi senang dan terharu.
"Iya, Sayang. Mama ada disini! Kamu jangan takut!." Delia menenangkan putri sambungnya.
Delia menggiring Mia di belakang tubuhnya agar dapat melindunginya.
"Siapa kamu, kamu pasti penculik?." Wanita penculik itu sambil memegang pipinya yang sakit bekas tamparan Delia, ia berpura-pura bersikap tenang padahal sedang gugup.
Delia menyeringai sinis, mengejek.
"Dasar wanita tidak tahu diri, kamulah yang mau menculik anakku!." Pekik Delia murka, tatapan matanya tajam menakutkan.
"Sebentar lagi satpam akan kesini dan membawamu kekantor polisi, akan aku pastikan kamu akan membusuk di penjara dalam waktu yang lama." Delia ancamnya.
"Jangan nyonya, ampuni saya! Tolong..! jangan laporkan ke polisi." Wanita penculik itu ketakutan ketika melihat dua orang satpam datang dan memegang tangannya. Sementara mobil putih itu sudah kabur.
"Kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu itu nyonya." Delia.
"Ayo.. ikut kami! Kami akan membawamu ke kantor polisi." Dua satpam itu membawa wanita itu pergi.
"Mia, kamu gak apa-apa, kan. Sayang!." Delia.
Delia berhambur memeluk Mia dan mencium wajah putrinya dan kembali memeluknya lagi, ia sudah tak dapat membendung air matanya lagi. Delia menagis haru.
Gadis kecil itu membalas memeluknya dengan sangat erat.
"Mia, takut Mah! Mia takut di culik wanita itu." Mia menyandarkan dagunya di bahu sang Mama sambung.
Delia mengelus rambut kepala Mia.
"Kamu sudah aman, Mia. Jangan takut. Ya!." Delia menenangkan Mia yang menangis sesenggukan.
"Kamu gimana sih, Rin. Masa jaga anak kecil aja gak bisa? Sampai hampir di culik lagi." Omel Bu Susi pada Rindu saat sudah berada di dalam mobil menuju perjalanan pulang.
"Mana aku tahu, Bu? Keadaannya akan jadi kaya gini!." Rindu
"Aku yakin setelah ini, Husni dan Delia pasti akan menyalahkan kita karena sudah melalaikan Mia. Mereka juga tidak akan mempercayai kita lagi." Bu Susi.
"Tau ah, nanti aku akan minta maaf sama mereka." Rindu tak benar-benar menyesal.
"Lagian kamu itu kalau pacaran, ya. Jangan sampai lupa ma anak, toh?." Bu Susi.
"Udah deh, Bu! Jangan bikin aku tambah pusing."
Rindu yang tak ingin terus di salahkan. Bu Susi hanya menggeleng kepala dengan kelakuan anaknya susah di bilangin.
Rindu dan Bu Susi sudah berada di rumah Husni, sementara Dita di kamar menemui adiknya, Mia.
Rindu duduk di sofa dekat ibunya, Delia dan Husni duduk berdampingan.
"Kalian keterlaluan, bisa-bisanya kejadian sampai Mia, nyaris saja di culik orang? Dan kamu Rindu, aku sangat kecewa sama kamu! Kamu membiarkan Mia sendirian sedang kamu asik dengan duniamu sendiri."
"Maaf, Mas! Aku gak tahu kejadiannya bakal jadi seperti ini." Rindu.
"Ya, Husni! Maafkan kami ya." Bu Susi merasa menyesal.
"Apa kalian tidak berpikir, bagaimana kalau sampai Mia di culik? Entah bagaimana nasibnya. Beruntung Delia yang menemukan Mia."
"Sejak kejadian tadi siang Mia masih syok, dan sepertinya dia mengalami trauma." Ungkap Delia memberi tahu.
Rindu berdiri dan hendak melangkah kaki.
"Kamu mau kemana?." Tanya Husni menatap tajam kearah Rindu.
"Aku mau menemui Mia, Mas?." Jawab Rindu enteng.
"Kamu pikir setelah kejadian tadi siang, aku mengizinkan kamu bertemu dengan Mia? Jangan harap!." Husni dengan raut wajah merah padam.
"Tolong, Mas! Aku mau bertemu anakku, aku mau menemuinya." Rindu merengek.
"Sebaiknya kalian pulang saja, Kalau Dita dia boleh disini, jika dia mau!."
"Mba Rindu dan Bu Susi kami bukannya mau mengusir kalian, tapi untuk saat ini biarkan Mia tenang dulu. Dia belum mau bertemu dengan siapapun kecuali kami."
Delia.
"Bilang saja kalau itu keinginan kamu, Del? Mana mungkin Mia gak mau bertemu kami?." Rindu.