Asmara di dua dimensi, ternyata benar adanya.
Bukti nyata yang di alami Widuri. Perempuan berusia 19 tahun itu mengalami rentetan keanehan setiap hari. Widuri kerap kali mendengar bisikan-bisikan masa depan yang tepat sesuai peristiwa yang terjadi di depan mata.
Mimpi berulang kali yang bertemu dengan pria tampan, membawanya ke tempat yang asing namun menenangkan. Widuri asyik dengan kesendiriannya, bahkan ia selalu menanti malam hari untuk segera tidur, agar bertemu dengan sosok pria yang ia anggap kekasihnya itu.
Puncaknya, 6 bulan berturut-turut, kejadian aneh makin menggila. Sang Nenek merasakan jika Widuri sedang tidak baik-baik saja. Wanita berusia lanjut itu membawa cucunya ke dukun, dan ternyata Widuri sudah ...
Ikuti kisah Widuri bersama sosok pria nya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ALNA SELVIATA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Nafkah
"Hei kamu melamun lagi!" Seru Areta.
Kailash membuyarkan lamunannya. Ada rasa bahagia mencuat, jika mengingat perjuangannya ,yang menantikan Widuri .
"Jangan terlalu mencintai Kailash cinta itu bisa membunuhmu," kata Aleta mengingatkan adiknya.
"Aku harap cinta ini terus Abadi Aku sangat mencintai widuri Kak Areta," ucap Kailash.
Areta mengusap lengan adiknya. Dia bangga sebab adiknya tumbuh menjadi pria sejati. Pria yang setia pada satu wanita. Disaat jin lain sering bersenang-senang dengan banyak wanita, tetapi Kailash memilih untuk setia pada anak manusia.
"Tunggulah setelah tenaga mu pulih, kau tidak bisa pergi menemu istrimu jika keadaanmu seperti ini," ujar Areta.
Kailash tahu, saat ini kondisinya tidak memungkin bertemu dengan Widuri. Mungkin dalam kurung waktu lama bagi seorang pecinta sepertinya. Proses memulihkan tenaga tidak secepat seminggu atau sebulan, mungkin saja lebih.
Areta keluar dari kamar adiknya. Dia mendapat pesan dari pelayan jika Kaluna sedang mengkhawatirkan Kailash.
"Nanti saya akan menemui, Ibu. Pergilah," kata Areta.
Dia berjalan menuju kamarnya. Saat ini dia berencana berpindah ke alam manusia, ingin memantau keadaan Widuri yang sudah menjadi adik iparnya.
Di alam manusia, seminggu sudah berlalu, sebab perbedaan waktu di alam manusia lebih cepat dibanding di alam gaib. Widuri sedang melamun di depan jendela. Dia menanti kehadiran Kailash yang tak kunjung datang. Angin dingin Kailash begitu ia rindukan. Ketika tidur pun, Kailash tak menampakkan diri di mimpinya.
"Apa dia tidak akan datang lagi?" gumam Widuri.
Areta yang sudah ada di kamar Widuri tersenyum manis melihat adik iparnya yang juga galau.
"Cinta mereka memang murni, tapi itu tidak seharusnya," ucap Areta.
Suaranya tetap tak bisa di dengar oleh manusia. Termasuk Widuri.
"Aku merindukan mu, Kailash ..Kamu kemana?" lagi-lagi Widuri bergumam.
Areta mendengar langkah kaki yang mendekat di pintu kamar. Ada Zaria yang mengetuk pintu.
"Masuk saja, Zaria." Widuri sudah tahu yang datang Zaria.
Sepupunya itu datang membawa surat izin terakhir. Widuri selama tiga hari meminta cuti. Dia sulit bekerja karena pikiran dan hatinya sedang kacau.
"Ini terakhir kamu cuti. Jika kamu tidak masuk esok, kamu akan di PHK."
Mendengar itu, Widuri tidak peduli. Dia sudah sangat lelah bekerja. Aturan perusahaan melelahkan, belum lagi target-target gila yang harus karyawan capai.
"Aku tidak ingin bekerja lagi di perusahaan," ucap Widuri.
Zaria menarik kursi lalu duduk disamping sepupunya.
"Ya, aku tidak kaget lagi."
"Aku mau jualan saja, biar kecil tapi perasaan tidak tertekan."
"Itu ide bagus, kalau arisan ku sudah selesai. Aku mau resign juga."
Widuri tersenyum. Rupanya Zaria juga merasa jenuh bekerja di bawah naungan korporat. Widuri pun mengutarakan rencananya, ingin jualan makanan yang bisa dibantu oleh beberapa ibu-ibu di kampung. Dengan sedikit bantuan modal dari Ibunya. Widuri akan mencukupkan tabungannya.
"Pasti Kailash lupa memberi dia nafkah, anak itu!" Kesal Areta setelah mendengar adik iparnya bercerita.
Areta kembali ke alamnya. Dia terus ke kamar lalu mengambil beberapa emas miliknya yang tidak terpakai.
"Jika aku memberikan semua ini, pasti dia akan kaget, bagaimana caranya ya. Kailash memang pelupa, bisa-bisanya membiarkan istrinya bekerja dan hidup miskin," gerutu Areta sambil memasukkan emasnya ke dalam peti kecil yang akan diberikan kepada Widuri.
Aleta memanggil pelayannya lalu membawanya ke alam manusia.
"Kita mau kemana, Areta?" tanya pelayan itu.
"Menemui istri Kailash."
Pelayan itu tersentak. Sebelumnya dia tidak mengetahui tentang pernikahan Kailash.
"Jangan terkejut, jangan juga menyebarkan, jangan sampai Ibuku tahu. Biarkan Kailash sendiri yang memberi tahu," ujar Areta.
Pelayan itu mengangguk paham. Dia mengikuti Areta menembus lorong dimensi. Keduanya langsung di kamar tiba di kamar Widuri. Areta tersenyum sebab dia menemuka Widuri dalam keadaan sidah tertidur lagi.
"Aku rasa dia cepat tidur karena ingin bertemu Kailash," ucap Areta. Senyumannya tulus memandangi adik iparnya yang terlelap tidur.
"Tapi maaf, Kailash belum bisa menemui mu." Ucapnya lagi.
"Mari kita berubah, aku akan menjadi Ibuku, dan kau menjadi Ayahku, mari masuk ke mimpi Widuri," ajak Areta pada pelayannya.
Keduanya masuk ke dalam mimpi Widuri. Di dalam mimpi itu pelayan menyerupai Ayah Areta dan Areta menyerupai Ibunya, Kaluna.
Saat itu Widuri sedang duduk menunggu Kailash di tepi lorong dimensi. Inilah yang dilakukan jiwa Widuri semenjak Kailash tak dapat menemuinya. Menunggu di tepi lorong dimensi sembari menyebut nama Kailash berulang kali.
"Siapa kalian?" tanya Widuri yang terkejut dengan kedatangan pasangan paruh baya.
Pasangan paruh baya itu tersenyum kepada Widuri. Areta yang menyerupai Ibunya mendekati Widuri.
"Kami orang tua Kailash, Nak. Kami kemari untuk menyapamu. Kau pasti merindukan Kailash," ucap Areta.
Raut wajah Widuri yang tadinya terkejut langsung menyungging senyuman. Dia menggapai tangan Ibu mertuanya lalu menciumnya.
'Ya ampun, dia anak sopan,' ucap Areta dalam hati ketika tangannya di cium oleh Widuri.
Walaupun dia sedang menyerupai Ibunya, tetap saja Areta tersentuh dengan sikap hormat adik iparnya.
"Kami hanya datang sebentar, kami memberikan ini padamu," kata Areta seraya mengeluarkan kotak kayu.
"Dimana Kailash?" tanya Widuri.
"Kailash sedang ada urusan. Jika urusannya selesai, dia pasti datang menemui mu. Kailash mengirimkan ini untukmu, pakailah untuk kehidupanmu. Ini nafkah darinya sebagai suami. Kemarin dia lupa memberimu. Pakailah, kau tidak boleh hidup miskin setelah menjadi istri Kailash," tutur Areta.
Sekalipun mengubah dirinya menjadi Kaluna. Sikap frontal Areta tetap menonjol.
"Terima Kasih, Ibu mertua .." Ucap Widuri. Walau belum tahu isi dati kotak kayu itu.
Areta tersenyum, sesaat dia melirik ke pelayannya yang masih menyerupai Ayahnya.
"Baiklah, waktu kami habis. Ingat, gunakan ini untuk hidupmu, jika tidak, Kailash pasti tidak akan datang menemui mu lagi." Areta kembali mewanti-wanti dengan kalimat asal-asalan.
Setelah mengucapkan semua versi kalimat yang dia mau. Areta dan pelayan itu menghilang dari hadapan Widuri. Disaat itu juga, Widuri tersentak dari tidurnya. Dia bangun dengan nafas yang tersengal-sengal. Bulir-bulir keringat membasahi wajahnya.
"Benarkah itu tadi mertuaku? ya ampun, beliau tampa dan cantik sekali," gumamnya.
Widuri yang kelelahan kembali membaringkan badan. Bukan untuk tidur, hanya saja mengumpulkan tenaga karena ketika bertemu dengan mahluk gaib, tenaga lebih banyak terkuras karena energi manusia berbenturan.
"Ah, pegal sekali," keluhnya seraya merentangkan kedua tangan.
"Auh!" Pekik Widuri ketika tangan kanannya tak sengaja menyikut sebuah kotak kayu.
Widuri membulatkan mata. Dia membangunkan diri lagi, menatap seksama kotak kayu yang sama seperti di alam mimpinya tadi.
"Ahhp! Ini, ini, ini kan tadi pemberian Ibu mertua, tapi .. kenapa bisa senyata ini?"
Akan gila jadinya bila kehidupan gaib ingin dipecahkan oleh logika. Sebab, tak akan pernah bertemu jawabannya. Widuri membuka kotak kecil itu. Matanya melotot seakan ingin meloncat keluar.
"Emas! Apa ini emas asli?!" Saking terkejutnya Widuri memekik keras.
"Tentu itu emas asli, kamu pikir kami pembuat emas palsu di alam mu?" timpal Areta.
Dia dan pelayannya menyilangkan tangan menghadap Widuri. Suaranya tetap tak terdengar, tapi bukan Areta namanya jika tidak mengomel.
Thor apa di dunia nyata ada cerita seperti ini?