Jangan Ucapkan Kata Berpisah!!

Suasana hening dari sebuah kamar rawat VVIP sore itu seketika terganggu saat suara seorang perawat melangkah masuk.

"Nyonya Devald! dokter Heinrich meminta saya untuk memastikan apakah Anda sudah mengkonsumsi vitamin yang seharusnya Anda konsumsi pada jam makan siang??"

"Aaa-aah!! iya suster!! saya baru saja akan meminumnya! tolong sampaikan pada dokter Heinrich bahwa-, kondisi saya sudah jauh lebih baik!!" Beril berucap tegas dan menyambar tablet vitamin yang berada di atas nampan.

"Anda ini sungguh sedang dalam pengawasan ketat Nyonya!! jadi jangan mencoba untuk mengelabuhi beliau!!"

"Ayolah suster!!"

"Saya akan berusaha sebaik mungkin!" sang perawat pun tersenyum santun seraya mengangguk saat mendapati rengekan menggemaskan dari Beril.

"Nak!! kenapa bisa seperti ini?? kondisi mu-," Tuan Dimitri menghela nafas dalam saat sang perawat telah meninggalkan ruangan.

"Ayah, maafkan menantu mu ini! seharusnya diriku yang menjaga dan merawat ayah! tapi sekarang-, ayah harus turut sibuk terlibat karena kecerobohan ku sendiri," Beril tersenyum simpul setelah menerima gelas berisi air putih dari Tuan Dimitri.

"Beril ..., tolong jangan selalu menyalahkan dirimu sendiri! kau justru membuat ayah merasa menjadi orang yang tak berguna, Nak!!"

"A-apa?? kenapa ayah berkata demikian?? aku sungguh tak bermaksud untuk membuat ayah merasa buruk, aku hanya-,"

"Dengarkan ayah Beril! apapun keputusan yang kau ambil, ayah mendukung mu! ayah ingin menjadi seorang ayah mertua yang baik! tapi-," Tuan Dimitri tertunduk kalimat nya terjeda saat dadanya turut sesak tatkala ia mengingat masa lalu! "ayah tak mampu meredam kalimat-kalimat buruk yang tertuju padamu saat itu! mereka-, mereka hanyalah orang-orang yang tak tahu bagaimana harus bersikap terhadap wanita tangguh seperti dirimu Nak!! jadi-, ayah mohon!! jangan putus asa!!"

Ayah ...., meski aku tak pernah mengetahui siapa kedua orang tuaku! tapi aku bahagia karena bisa mendapatkan ayah mertua seperti dirimu,

Beril tersenyum lebar atas pernyataan tulus yang disampaikan oleh sang ayah mertua.

****

Suara deru mesin mobil yang terhenti seketika membuat Jessica beranjak dan melangkah terburu menghampiri pintu utama.

"Tuan Devald!? bagaimana keadaan Nona??"

"Dia akan baik-baik saja! hanya sedikit kelelahan karena aktivitas yang cukup berat semalam!" Bastian berucap acuh meski Jessica menggenggam lembut dan mengambil alih tas kerja miliknya.

"Apa ayah juga telah berada di rumah sakit?!"

"Begitulah!! jika ayah tak berada di sana, aku mungkin juga enggan untuk kembali ke rumah ini!"

Apa maksudnya?? apa dia bosan menatap ku?? tapi aku, tengah mengandung bayinya ...

Jessica membeku, langkahnya seketika melambat atas ucapan yang terlontar dari lisan Bastian.

"Putraku!! kau sudah kembali?! kemari lah Bastian!! ibu sudah menyiapkan-,"

"Aku lelah bu!! aku hanya ingin tidur sekarang!!" Bastian terus memacu langkah menaiki anak tangga dengan wajah lesu, ia sama sekali tak menghiraukan Nyonya Mina yang berharap bahwa dirinya akan mendekat ke meja makan.

"A-apa?? Bastian!!! tunggu-, Bastian!!!"

Aaaaiissshhh anak itu!!! kenapa ia jadi lebih sering mengacuhkan perkataan dari ibu kandungnya sendiri???

"Sepertinya-, putra ibu benar-benar sedang dalam kelelahan yang luar biasa, tolong biarkan Tuan Devald beristirahat, ibu!"

"Jessica!!! tunggu Nak!!!"

Nyonya Mina melangkah cepat! ia menghampiri Jessica yang menampilkan raut wajah sendu sembari menenteng tas kerja milik sang putra.

"Kau harus tegas pada Bastian!! katakan padanya bahwa dirimu juga calon anak kalian membutuhkan perhatian darinya!! kau-, jangan mau diperlakukan hanya seperti seorang pajangan di rumah ini Jessica!! dirimu juga merupakan istri dari Bastian!!! sekarang temui suamimu!! buat dia merasa nyaman atas kehadiran mu! Beril-, dari dulu wanita itu hanya mampu menyusahkan putra semata wayangku!! aku sungguh merasa kasihan pada Bastian!! jadi-, urus lah Bastian dengan baik Jessica!!!"

Nyonya Mina yang berbicara panjang lebar dihadapan nya seketika membuat pikiran Jessica melayang! rasa hatinya kian menggebu entah dalam hal apa??

Ibu ..., apa benar kak Beril itu wanita yang super egois?? haruskah aku melakukan dan menuruti semua perkataan ibu? ya!! mungkin diriku juga memiliki kesempatan yang sama untuk memenangkan hati suamiku!!

*****

'Apa kau memukul teman mu lagi??!'

💜"Tidak ibu panti! sungguh aku tak melakukan apapun, mereka-, yang mendorong ku terlebih dahulu! aku hanya ingin melindungi diri,"

👩‍🦱'Dia berbohong ibu panti!! Desta!! dia memang cantik!! tapi dia suka mengintimidasi kami!! buku-buku pelajaran kami bahkan ia robek karena kami tak ingin memberikan contekan pekerjaan rumah padanya! iya kan teman-teman?!'

👥🗣️👩‍🦰'Benar!! iya benar!! Desta sering membuat kekacauan dan mengancam kami ibu panti! keluarkan saja dia dari sini!'

💜'Tidak!! itu sungguh tidak benar! aku-, aku sungguh tidak melakukan semua itu ibu!'

'Dengarkan ini Beril Destia!!! jika kau terus membuat masalah dan mengganggu atau bahkan memukul temanmu sekali lagi! maka ibu akan mengusir mu dari panti asuhan ini!! kau tak akan memiliki siapapun!! karena dirimu yang tidak berharga!! ibu juga tak akan peduli jika kau memang harus menjadi gelandangan di luar sana!!'

"Tidak ibu-, aku ..., aku tidak memukul mereka! sungguh!!" Beril meracau meski netra indahnya masih terpejam sempurna.

"Beril! hey ...! open your eyes! listen to me! Beril!!"

"Bastian-,"

Dekapan hangat serta kalimat lembut yang kini terasa pada tubuhnya seketika membuat Beril membuka mata dengan nafas memburu!

Heinrich?? dia? kembali memelukku?? Bastian!! apa kau tak akan menemani ku malam ini?

"Iam here! kau tak akan sendirian! aku akan selalu ada untukmu Desta,"

"Heinrich-," telapak tangan Beril seketika mendorong perlahan dada bidang Heinrich! namun pria itu justru mengeratkan dekapan dan membuat sang wanita terkungkung bungkam.

"Ssssttt!!! tolong diam lah!! aku merindukan masa laluku! biarkan aku memeluk masa laluku untuk sesaat Desta! aku mohon!"