~ hadirmu membuka luka lama yang susah payah kulupakan. _azzalea jhonson.
~ berlarilah sejauh yang kau mau namun, ingat tidak ada tempatmu kembali selain kepelukanku. _Deanirta wiliam.
Bagaimana jadinya jika kenyamananmu terusik karena kehadiran seseorang dari masa lalu. Menghindar atau menyambut? Yuk ikuti kisah selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilan sastia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 19
"hey" Azalea tersentak kaget saat ia merasakan sentuhan hangat di pipinya. Astaga!!! Jantung azalea seperti akan melompat dari tempatnya. Bagaimana ia akan menyangkal semuanya?. Takut? Jelas saja azalea takut, azalea melirik kearah rio yang sedang menangani luka sabrina dengan sedikit kasar.
Leon yang melihat wanitanya masih begong, ia meraih pinggang azalea dan memeluknya. "apa belum puas? Hm?" tanyanya pelan.
"si4l, bro jika ingin bermesraan sana pergi jangan ganggu konsentrasiku!" gerutu rio yang tengah menjahit luka sabrina.
"bro? Apa kalian saling mengenal?" tanya azalea yang masih belum menyadari jika dirinya berada dalam pelukan leon.
"aku tidak mengenalinya sayang" jawab leon asal.
"si4l, leon bangke!!!!" ucap rio setengah berteriak.
"jangan terus mengutuk, entar cepat mati" jawab leon.
Deg!!!!! Untuk kesekian kalinya jantung azalea meronta tak karuan. "lepas!" azalea berusaha mendorong tubuh tegap leon, namun sayang lelaki itu tak bergerak sedikit pun.
karena merasa lelah Azalea diam dan pasrah saja di dalam pelukan leon yang terasa hangat. Sejak kapan leon menjadi mesum begini? Pikir azalea. Karena waktu mereka menjalin hubungan dulu leon sangat hati hati terhadap azalea. Lelaki itu sangat menghormati dan menjaga jarak dengannya. Namun, mengapa sekarang tangan lelaki itu begitu nakal. Apa ini adalah sifat seorang leon yang sebenarnya?.
Tuk...... Leon menyentil pelan dahi azalea. "jangan berfikir macam macam" ucap leon seakan ia tahu apa yang sedang mengganggu fikiran azalea.
Azalea menegang, bagaimana bisa lelaki itu tahu apa yang sedang ia fikirkan saat ini. "apa yang membawamu kemari?" tanya azalea mendongak, tatapannya bertemu langsung dengan mata hazel milik leon.
"dirimu, sayang. Diamlah" ucap leon saat tubuh azalea terus menggeliat kesana kemari.
"aku pegel" bukan pegal melainkan jantungnya yang tidak bisa dikondisikan lagi. Bahkan tulang lututnya terasa tidak bersambung lagi saking gugupnya berada di dalam dekapan lelaki itu.
astaga lelaki itu lupa karena terbawa suasana. "oh, sayang. Maaf, yuk kita duduk" leon melepaskan pelukannya dengan tidak rela. ia masih, merangkul pinggang azalea dengan posesif. seakan wanita itu akan menghilang jika ia lepas.
"cepat keluar, kalian mengotori mataku!!" rio kembali berteriak saat ia tidak sengaja menoleh dan melihat leon sedang mengecup pucuk kepala azalea.
"sewot saja, sana kerja dengan baik." jawab leon menuntun wanitanya keluar dari ruangan sabrina.
"mengapa kamu keluar?" tanya azalea membuat langkah kaki leon berhenti. Lelaki itu menoleh dengan alis terangkat sebelah.
"mengapa tidak menolongnya?" tanya azalea lagi.
"untuk apa?" kini alis azalea yang mengerut bingung.
"lalu untuk apa kamu kemari?" tanya azalea lagi, wanita itu semakin tidak paham dengan leon saat ini.
"aku merindukanmu, sayang." jawab leon ia mendudukkan tubuh azalea di sofa lalu ia duduk disampingnya. Sofa? Oh, iya azalea ingat sekarang jika tempat itu tidak ada sofa. Dari mana datangnya sofa itu dan astaga bagaimana bisa azalea tidak fokus kalau tempat itu tidak seperti terakhir kalinya ia kunjungi.
"apa semua ini ulahmu?" tanya azalea yang menoleh kearah leon.
"ulahku?" tanya balik leon yang tidak mengerti maksud dari wanita di depannya.
"sejak kapan ruangan terbengkalai seperti ini bisa memiliki barang barang. Dan lagi disini sangat bersih?" azalea menggeserkan badannya, tiba tiba rasa bencinya kini muncul begitu saja. Apa selama ini ada campur tangan leon terhadap sabrina?.
"pantas saja wanita itu memiliki mental yang kuat. Rupanya, ada kau di belakangnya. Apa yang ia berikan untukmu? Hah?" emosi azalea kini meluap begitu saja.
"sayang, aza sayang. Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan." leon menggeserkan duduknya untuk mendekati azalea.
"mengapa kamu bisa ada disini?" tanya azalea wanita itu menoleh dan menatap leon dengan tajam.
Glekkkkk.... Leon menelan salivanya dengan susah payah. Apa yang akan ia katakan? Apa harus jujur jika dirinya selalu mengikuti kemana pun langkah kaki wanita itu.
"jawab!!! Kamu ngapai ada disini? Untuk jadi pahlawan? Mengapa tidak melaporkanku kepolisi." nafas wanita itu naik turun, emosinya semakin naik. Cemburunya ikut merangkak keluar, bohong jika ia baik baik saja saat ini.
leon berusaha mendekap tubuh mungil azalea yang terus meronta. "hey, sayang. Tenang dulu, aku berada disini karena kamu sayang. Sumpah!. Dan untuk barang barang disini, ini sejak dulu juga sudah ada. Coba kamu lihat lagi, apakah ini terlihat baru dan kamu selalu lewat disamping, disana itu tidak ada apa apa. Dan... Lagi kamu selalu datangnya malam jadi kamu tidak tahu apa yang ada di dalam sini. Coba kamu luangkan waktu untuk sekedar melihat lihat. Jangan takut disini aman kok. Ada aku." jawab leon yang terus mengelus lengan azalea berharap agar wanita itu tenang.
"apa hubunganmu dengannya?" tanya azalea menatap lurus tembok yang sudah memudar warnanya.
"aku tidak mengenalinya" jawab leon pandangannya terus tertuju diwajah azalea yang sudah menjadi candunya itu.
"bohong!" azalea menoleh. "kamu bohong leon, wanita itu selalu mencuri perhatianmu di waktu sMa dulu." ucap azalea.
"benarkah!?, wah rupanya aku begitu populer yah. Namun, sayang aku tidak mengenalinya sama sekali." apa lelaki ini sedang bercanda? Pikir azalea. Dan benar saja leon memiliki daya ingat wajah wanita yang sangat mines. Ia tidak mau terlibat dengan seorang wanita. Baginya wanita dalam hidupnya cukup satu saja yaitu azalea.
"lalu mengapa dia baik baik saja hingga saat ini?" mata azalea memicing menatap mata hazel milik leon yang selalu menatapnya.
"aku tidak tahu sayang" jawab leon lagi.
"lalu rio?" tanya azalea lagi.
"ah, si bangke satu itu. Bukan siapa siapa dia hanyalah babu" jawab leon sambil terkekeh ringan.
"si4llllll...." azalea yang hendak menoleh kebelakang tertahan karena tangan leon langsung menahan dagu wanita itu. Rio terus mengumpati leon tanpa rasa takut, baginya leon adalah pengganggu yang selalu membuat darah tingginya kumat. Lelaki itu berlalu pergi entah kemana membawa serta dengan umpatannya.
"jangan menghiraukannya" leon melepaskan dagu azalea.
Blusshhhhh, pipi azalea memerah ia blushing, ia baper dengan perlakuan leon. Bohong jika ia tidak terbawa arus, jika seperti ini terus bisa bahaya.
"kamu belum menjawab pertanyaanku?" azalea menoleh kesembarang arah.
"aku tidak ada hubungan dengan wanita yang ada di dalam sana, sayang. Aku akan kemari jika kamu ada disini. Aku selalu mengikutimu, memastikan kamu baik baik saja." azalea menoleh begitu ia mendengar ucapan leon.
"apa kamu melihatnya?" leon mengangguk membuat azalea menghela nafas panjang.
"aku kejam bukan?" ucap azalea sembari terkekeh.
"itu belum masuk dalam kategori kejam, sayang. Apa kamu mau aku membantumu membuat wanita itu cepat mati?" tanya leon ia meraih tangan azalea lalu mengecupnya.
"kematian terlalu mudah" jawab azalea entah sadar atau tidak namun, ia mulai terbuka kepada leon dan itu membuat senyuman dibibir lelaki itu terbit.