TAP..
TAP..
...........
Suara langkah kaki seorang pria bergema dilorong sepi nan gelap, mata berwana abu kegelapannya bagaikan elang yang ingin memangsa santapannya, ia terus berjalan mendekat dan terus mendekat tatkala seorang wanita yang ia incar melihatnya dalam jarak dekat.
"Hahaha.. Sayang seharusnya kamu tidak melewati batas, Apa kau tak sabar menunggu hukuman dariku baby? " ucap laki-laki tampan itu semakin mendekat dan memojok wanitanya.
"Mm-menjauh ku mohon menjauh, jangan mendekat apa salahku kenapa kk-kau menculik ku?" ucap sang gadis bergetar dan mundur perlahan
"Menjauh? Kau pikir setelah ini bisa lepas dariku Hem? " Ucap laki-laki tersebut dengan tatapan marah semakin mendekati gadis tersebut.
"Kumohon jangan mendekat hiks, tolong jangan seperti ini aku takut, kumohon menjauhlah. Apa salahku? kenapa kau sangat kejam ha? Kumohon lepaskan aku" sang gadis tersebut terjatuh lemas dengan air mata mengalir..
penasaran? yuk baca sekarang!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadina naa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ITKK
_______oOo_______
Sesampainya dikamar, Violleta bergegas mengunci pintu dan berlari menuju kasur, ia benar-benar ketakutan saat melihat tingkah laku teman kakaknya yang tidak sopan dan menakutkan itu.
" Ya Tuhan, kenapa kak Zanen melakukan hal seperti ini, aku takut sekali dengan tingkah lakunya yang abnormal" Gumam Violleta takut.
"Aku harus gaimana ini, apa aku kasih tau mama papa aja? Jangan-jangan yang ada nanti mereka tidak akan percaya apalagi tampang kak Zanen kayak orang bener mana dari keluarga terpandang bisa bahaya kalau sampai berurusan." ucap nya lagi.
"Tapi tidak mungkin juga aku diamkan sikapnya yang keterlaluan ini" pikirnya lagi
"Baru satu hari saja sikapnya sudah sangat kurang ajar"
"Haduhh gimana ini, aku takut sekali tapi tidak tau harus bagaimana" lanjutnya lagi
Violleta sangat pusing memikirkan nasibnya sekarang ini, rasanya ia ingin berteriak dan menangis sekenceng kencangnya, siapa yang sanggup dilecehkan dengan orang yang tidak dikenal dan lebih parahnya lagi dia tidak bisa melawan. Sekarang takdir sedang tidak memihak kepadanya, kali ini ia benar-benar buntu memikirkan cara agar bisa terlepas dari cowok brengs** itu.
"Yasudahlah, aku capek sekali memikirkan hal ini, seperti tak ada tenaga untuk menangisi situasi yang rumit ini"
Violleta pun berusaha tidur agar semua beban-beban dipikirannya menghilang walau bersifat sementara, biarkan dirinya istirahat sejenak untuk bisa menghadapi Zanendra hari esok.
Beberapa menit kemudian Zanendra menyusul ke atas namun saat ia mencoba membuka pintu kamar Violleta, pintu kamarnya Violleta sudah terkunci rapat.
"Sial, beraninya dia mengunci pintu" umpat nya.
"Kita lihat aja nanti sayang apakah setelah ini kamu berani mengunci pintu lagi" ucap Zanendra terdengar dingin dan dibarengi dengan seringaian liciknya.
_______oOo_______
Pukul 23:50 malam
" Eunghh.. Hoaamm, aduh kering banget tenggorokan ku" ucap Violleta
Violleta terjaga dari tidurnya, saat ia terbangun ia merasakan tenggorokannya begitu haus, ia pun langsung turun dari tempat tidurnya dan bergegas pergi menuju dapur untuk mengambil segelas air putih.
Violleta pun melangkahkan kakinya perlahan menuruni anak tangga satu persatu, lalu berjalan kearah dapur dan mengambil gelas beserta air lalu ia meminumnya.
Setelah selesai ia pun kembali menaikan anak tangga satu persatu sampai anak tangga terakhir. namun sebelum kakinya melangkah menuju pintu kamarnya, seseorang telah dulu menarik Violleta dan membekap mulut nya lalu ia diseret masuk kedalam kamar, dan sesaat Violleta pun tau siapa pemilik kamar itu. Ia semakin ketakutan dan berusaha berteriak, namun itu semua sia-sia karena mulutnya tidak bisa mengeluarkan suara.
"Heummmm.. Hmmm.. mmmm" Violleta berusaha memberontak dan suara itu yang hanya bisa Violleta keluarkan. Orang tersebut tidak memperdulikan apa yang sedang Violleta lakukan, ia tetap membawa Violleta masuk kekamar tak lupa ia menguncikan pintu kamarnya.
Orang tersebut tidak memperdulikan apa yang sedang Violleta lakukan, ia tetap membawa Violleta masuk kekamar tak lupa ia menguncikan pintu kamarnya.
Bekapan dimulut Violleta pun terlepas ia pun membalikkan badannya dan melihat Zanendra berdiri tepat diwajahnya dengan muka yang mengerikan walaupun wajahnya tampan tetap bagi Violleta Zanendra itu mengerikan seperti monster.
Zanendra pun berjalan mendekati Violleta, begitupun Violleta ia berjalan mundur kebelakang untuk menghindari Zanendra yang terlihat menahan amarah pada Violleta.
"Kenapa hmm? Ayo berontak seperti tadi sayang, aku mau melihatnya, atau kamu mau kabur seperti tadi diruang makan hm? Ayo lakukan kalau kamu bisa my little rabbit" ucap Zanendra semakin mendekati sang gadis dengan seringaian yang tercetak jelas dibibirnya.
Muka Violleta sudah pucat dan keringat dingin, ia menggeleng kepalanya lidahnya terasa kelu dan tak bisa berbicara, Violleta terus mundur kebelakang. Sampai dimana dirinya terjatuh ketempat tidur karena terus mundur tanpa melihat kebelakang.
'Ya ampun bagaimana ini, keadaan sekarang semakin membuka akses kak Zanen untuk berbuat macam-macam' batin Violleta ketakutan
"Hahaha.. Terimakasih sayang kau telah memudahkan akses ku untuk menghukummu baby" ucap Zanendra dan langsung menindih badan Violleta.
"Kk-kak kumohon jangan apa-apain aku, aku ga mau dilecehkan lagi dengan kakak, tolong sadar kak.. Kakak itu orang asing dan kakak berbuat hal yang tidak sopan kepada tuan rumah, tolong jangan seperti ini kak hikss.." Violleta tidak kuasa menahan tangisan ketakutannya.
"Apa kamu bilang tadi? Orang asing? Mari kita buat hubungan antara dua orang yang saling asing ini" ucap Zanendra marah.
Zanendra tidak Terima disaat dirinya dianggap orang asing oleh gadis yang ia cintai, begitu lama ia mengenal Violleta dan Violleta malah tak mengenalinya.
Dengan Amarah yang tak terbendung Zanendra pun mencium bibir Violleta begitu kasar, ia terus menyesap bibir Violleta seperti permen. Zanendra tak memberikan Violleta bernafas sedetikpun dalam cium mereka, sampai dimana Violleta terus memukul bahu Zanendra berkali-kali. Menandakan bahwa Violleta kehabisan Nafas
"Ss-stop kak jangan berbuat lebih jauh lagi aku mohon kak, aku capek dilecehkan oleh kak Zanen terus, sadarlah aku ini adik teman kakak, orang tua ku juga percaya dengan kakak tapi kakak malah berbuat tidak sopan dengan aku yang notabe nya anak mereka" ucap Violleta lirih dengan isakan yang memilukan.
"Heh.. Kau pikir aku peduli dengan pendapat mereka tentang ku sayang? Sampai kapanpun aku tidak akan pernah berhenti untuk mendekati mu, mau keluarga mu melarang atau tidak aku tidak peduli. Yang aku inginkan sekarang adalah kamu, sudah cukup aku menahan semua ini sendirian" ucap Zanendra nada meremehkan.
Zanendra sudah sangat bersabar menunggu waktu pertemuan ia dan Violleta, namun saat waktunya tiba Violleta malah meminta menjauh? Sampai kapanpun ia tidak akan pernah melepaskan Violleta walaupun semua orang menentangnya ia tidak peduli.
"Aa-apa maksud kak Zanen? Menahan apa kak? Tolong kak lepasin leta, maaf kalau satu hari ini leta ada salah sama kakak, tapi tidak kayak gini perlakuan kakak dengan leta hikss"
"Kamu tidak salah sayang, dan ini bukan kesalahan, ini semua bentuk cinta dan kerinduan kakak dengan kamu, apakah kamu tidak bisa memahami nya sayang?" tanya Zanendra sedikit menekankan kata-katanya kepada Violleta
"Tidak kak ini bukan cin-" ucapan Violleta terputus tak kala mendengar ketukan pintu kamar Zanendra.
Tok..
Tok..
"Zanen ni gw Arkena, tolong buka pintunya sebentar" ucap Arkena dari luar.
"Shutt.. Kamu diam disini jangan bersuara sedikitpun kalau tak mau Arkena curiga, paham?" ucap Zanendra memperingati lalu ia beranjak pergi menuju pintu kamarnya.
Zanendra pun membuka pintu kamar dan menemukan Arkena membawa beberapa baju untuk Zanendra.
"Ada apa ken? " tanya Zanendra
"Ini baju ganti untuk lu besok, jadi besok lu bisa pakai baju ini" Arkena pun memberikan bajunya dengan Zanendra.
"Thank's bro, yaudah balik lu sana kekamar lu" usir Zanendra.
"Sialan lu ya kayak rumah lu aja" umpat Arkena sambil berjalan pergi.
_______oOo_______