NovelToon NovelToon
Sayap Tanpa Bulu

Sayap Tanpa Bulu

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Keluarga
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Mohammad Alfarizi

Hidup tanpa kebahagiaan itu bagai sayap tanpa bulu,sebuah kemustahilan yang tidak dapat masuk logika,setidak berguna sayap pada ayam yang tidak bisa terbang,setidaknya sayap itu masih memiliki bulu yang indah,begitu pun juga dengan kehidupan,seburuk-buruknya hidup,akan ada setitik cahaya kebahagiaan didalamnya,namun semua itu tidak berlaku pada kehidupan yang di jalani oleh sesorang remaja cantik bernama aleza,sebesar apa memangnya penderitaan hidup yang gadis itu alami?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohammad Alfarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sidang kedua

"Ini,semua buku hukum yang ku punga,kau bisa menpelajarinya supaya sidang mu bisa sengan muda kamu menangkan,jika ada sesuatu yang sulit kamu bisa bertanya kepadaku,aku mengerti tentang bebrapa hukum di indonesia." Melisa,si kutu buku pendiam itu akhirnya angkat bicara.

"Uhhhhhh,melisa kau sekarang bisa bicara hah?,aku kira mulut mu hanya bisa kau gunakan untuk membaca."

"Tapi bagus deh,ayo kita berjuang bersama-sama." Teriak siti mengajak angota yang lain.

"Semangat!!!." Teriak semuanya orang di sel ketika mereka melihat eza hendak pergi menuju tempat persidangan.

"Terimah kasih semuanya,aku benar-benar bersyukur bisa bertemu dengan kalian,kalian adalah orang-orang yang sangat baik."

"Aduhhh.....kami juga senang bisa dipertemukan dengan dirimu eza,kau adalah gadis polos yang begitu menyedikan,kami akan selalu menjadi sayap pelingdung bagimu,jadi jangan khawatir dan segera selesai persidangan itu dan cepat keluar dari sini okey?." Balas kokom sambil memeluk tubuh eza begitu hangat,semua orang berkumpul dan saling berpelukan satu sama lain.

Eza tersenyum manis ke arah para nara pidana,eza mulai melangkah kan kakinya pergi menuju tempat yang akan ia tuju.

Setidaknya mereka telah menjadi orang-orang yang mampu membuat hari-hari eza kembali berwarna lagi.

Sidang dimulai,eza menatap hakim dengan pendangan datarnya,ia harus berusaha sebisanya,ada orang-orang yang selalu manantu dan mengarapkan kepulangannya,eza juga tidak mau membuat vince malu dan kecewa.

"Saya ingin mengajukan banding ulang yang mulia,di lihat dari segi mana pun,khasus kali ini begitu tidak adil dan berat sebelah,dimana pada saat persidangan pertama,kalian hanya bertanya dan menggunakan pernyataan dari satu pihak,saya sudah mengumpulkan semua buktinya. Dan di sini saya ingin membela ananda aleza prudence,karna dia memang tidak bersalh dalam khasus ini." Ujar vince dengan aura ketegasan yang menguar hebat dari dalam tubuhnya.

Eza terkesima dengan vince,bukan karena terkesima akan ketampanan dan kegagahan pria itu saja,namun juga terkesima akan kehebatan dan kemampuan yang pria itu miliki.

"Apa maksud ana?,hakim sudah bertnya kepada pelaku pada sidang pertama,namun pelaku tidak kunjung juga membuka mulutnya,jadi tidak ada yang salah,jika pun ada kesalahan,itu ada pada pelaku sendiri yang tidak mau membuka suara." Balas pengacara keluarga mahendara.

"Apakah anda tidak berfikir tuan,saat itu ananda aleza prudence berada di tempat kejadian,bagaimana jika dia masih memiliki terauma atau ketakutannya tersendiri,kalian hanya terus menuntut tanpa mau melihat bagaimana keadaan fisik dan mental dari ananda aleza." Semua orang terdiam mendengar penjelasan dari vince,benar apa yang pria itu katakan.

"Maka dari itu tuan,karena pelaku ada ditempat kejadian,bukankah sewaharnya jika kita mencurigai nya sebagai pelaku."

"Tapi tidak semua orang yang berada di tempat kejadian anda sebut pelaku kan?, mungkin saja dia adalah korban lain yang belum sempat pelaku bunuh?."

Tuk...

Tuk...

Hakim mengetuk meja menggunakan tangannya meminta semua orang untuk diam.

"Harap tenang tuan-tuan sekalian,maka dari itu saya ingin mendengar pendapat dari ananda alexa prudence,apakah anda bisa membuka suara?."

Eza mencengkal erat baju yang ia kenakan,eza menghembuskan nafasnya,dan mulai menjawab pertanyaan hakim dengan begitu lugas.

"Saya tidak merasa melakukan hal yang telah pihak lain tuntut yang mulia,pada saat itu,saya penasaran ketika melihat sekelebat bayangan hitam yang memasuki kamar kakak saya,namun ketika saya memasuki kamar kakak saya,saya sudah melihat tubuh beliau terbujur kaku dengan darah dimana-mana,saya masih bisa melihat pelaku pada saat itu menggunakan baju serba hitam dengan penutup kepala yang juga berwarna hitam,saya mencoba melakukan sedikit perlawanan namun pelaku berhasil melarikan diri segerah setelah saya membuka penutup kepala yang dia kenakan."

Lagi-lagi semua orang terdiam,para saksi terlihat begitu tak percaya dan terkejut dengan kebenaran yang eza jelaskan,ada sebagian dari mereka yang langsung mempercayainya,namun ada juga dari mereka yang malah manantangnya dan terus menuntut hakim untuk kembali melanjutkan hukum yang telah eza terima.

"Apakah anda sempat melihat wajah dari si pelaku?."

"Tidak yang muliah,palaky begitu lilahi sampai-sampai bisa melarikan diri dalam kurun waktu beberapa detik saja."

"Bukti apa yang telah anda kumpulkan sehingga anda begitu yakin jika ananda aleza prudence memang bukanlah seorang pelaku?." Kini hakim bertanya kepada vince.

Vince segerah bangkit dan mulai berjalan ke arah monitor besar yang terpampang jelas dihadapan semua orang.

"Ini adalah bukti-bukti yang sudah saya kumpulkan,bukti pertama ,saya menemukan sabuah pisau yang digunakan oleh pelaku untuk melakukan aksinya,namun tidaj ada sidik jari ananda aleza sama sekali. Saya juga menemukan jendela yang terbuka,dan terakhir saya menemukan rekaman cctv di bagian lorong luar kamar,saya juga masih memiliki bukti yang lain,tapi saya pikir,mungkin semua bukti ini sudah cukup,bukahkah begitu yang muliah?."

"Semua bukti yang saya perlihatkan tadi sudah sangat jelas,namun kenapa pihak pengugat begitu keukuh untuk menutut ananda aleza yang sama sekali tidak bersalah?, Sebaliknya,malahan kita bisa sebut ananda aleza sebagai korban disini,namun kenapa?,bahkan seharusnya semua bukti-bukti yang saya pegang sekarang berada pada tangan pihak penggugat,tidak kah mereka berfikir dahulu?,serta pada polisi dan pihak berwenang,dimana tangung jawab dan keadilan yang sering kalian junjung tinggi?." Vince sengaja menatap ke arah dimana anggota keluarga mahendra yang lain tengah duduk.

"Bahkan,jika saat ini saya tidak hadir sebagai seseorang pengacara dan sidang ini tidak diulang kembali,mungkin saja hukumman yang telah ananda aleza prunde dapatkan akan terus berlangsung,sesorang yang tidak tahu apa-apa harus rela mendekam dalam jeruji besi hanya karena ketidak adilan mereka,orang-orang tidak mampu,terima,sampai kapan negri kita akan seperti ini,sampai kapan negri kita akan terus menjujung tinggi pangkat pangkat dan golongan?,sampai kapan?!!." Vince terus mengeluarkan semua uneg-unegnya.

Dan saat itu juga,semua orang yang melihat dna mendengarkan penjelasan yang sebenarnya dari vince terdiam,mereka seolah tertusuk oleh fakta yang terucap dari dalam mulut vince,semua orang yang semula mendukung kluarga mahendra dan menyepuah sarpahi eza dengan berbagai kata-kata kasar kini seolah bisu,terdiam seribu bahasa.

"Baiklah!!, saya sudah menentukan keputusan." Kata hakim diakhir sidang.

"Dengan ini,saya sebagai hakim dalam sidang kedua yang dilaksanakan oleh ananda aleza prudence,menyatakan,segalah tuntunan dan hukum yang telah anaanda aleza sendiri terima,dicabut!."

Tok...

Tok...

1
Azka Aulia
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!