Tuan putri yang memiliki berkah dari dewa perang. Kecantikan dan keanggunan dengan belahan pedang yang tajam yang mampu menebas apapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himme, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keberhasilan Aluna.
Aluna yang mendengar teriakan itu terkejut dan langsung menoleh.
"Arlina! " seru Aluna.
Ya dia melihat Arlina berteriak seperti murid lainnya hanya saja teriakan kali ini teriakan dukungan untuknya. Melihat itu semuanya melihat kearah Arlina, termasuk Keandra, Jargan, Anshel, Vincent, Nikolas, Leandro, Fasya, Andrean, Raymond, guru pembimbing lainnya dan bahkan para murid yang tadinya berbisik bahkan melontarkan hinaan kepada Aluna.
"Aluna semangat! Kau pasti bisa, kau harus lolos kali ini. Buktikan kepala mereka jika kau bukan orang yang lemah! "
"Kau orang yang baik Aluna! Tapi kesabaranmu cukup sampai disini! Serang dan bunuh rusa itu. Buktikan jika kau bukan orang yang lemah! "
"Ingatlah harapan orang-orang yang membuatmu sampai disini! Jangan kecewakan mereka hanya karena lontaran ucapan orang-orang tidak berperasaan! "
Teriakan demi teriakan dukungan dari Arlina membuat semuanya terdiam.
"Itu benar Aluna, kau adalah gadis yang baik. Sudah saatnya kau menunjukan keberanianmu! Buktikan, buktikan kepada mereka yang menghina dan merendahkanmu. Jika kau bukan orang lemah! " tambah Ghea yang ikut berteriak memberikan dukungan.
Aluna yang mendengar teriakan penuh dukungan dari Arlina dan Ghea menangis haru. Dia bahagia jika masih ada orang yang peduli dan baik padanya. Aluna dengan cepat menghapus air matanya. Kemudian memasang anak panahnya. Menarik busurnya dan mulai membidik.
Ingatan orang-orang di desanya, hinaan orang-orang padanya dan dukungan untuknya teman barunya. Menjadikan dirinya memiliki dukungan keberanian. Perjalanannya menuju impian tidak boleh berhenti sampai disini. Dengan tekat bulat dan yakin. Aluna melepaskan anak panahnya.
SREETT
JLEB!
BRUKK
Aluna tersenyum melihat anak panahnya tepat mengenai rusa dalam sekali panah hingga rusa itu jatuh dan mati. Andrean berserta ketujuh sahabatnya, Raymond dan guru pembimbing ikut tersenyum.
"Kau lolos! " seru Andrean.
Aluna tersenyum bahagia mendengarnya. Sementara murid yang sempat melontarkan hinaan dan tatapan tidak suka menjadi terdiam. Sementara murid lainnya tersenyum.
"Terimakasih kak! " ucap Aluna.
Aluna melihat kearah Arlina dan Ghea.
"Terimakasih, aku baru mengenal kalian tapi kalian berhasil menenangkan aku. Apalagi untukmu Arlina. Aku berjanji mulai sekarang kalian adalah temanku. Aku berjanji pada diriku sendiri jika aku akan selamanya ada untuk kalian. " bathin Aluna.
Sementara Arlina tersenyum melihat Aluna berhasil lolos dan menerjang segala perasaan takut, cemas dan kurangnya keberanian pada dirinya. Melihat hal itu dirinya meneteskan airmatanya tanpa ada yang menyadari dan tanpa sadar simbol dibahu Arlina sedikit memunculkan warna.
Sementara Jargan, Anshel, Fasyan, Nikolas, Vincent, Leandro, Andrean dan Keandra tersenyum bangga kepada Arlina. Karena berkat dukungannya, Aluna berhasil mematahkan rasa tidak percaya diri yang selama ini dirasakan.
"Luar biasa Arlina. Tidak hanya memberikan dukungan tapi kau membuat Aluna berhasil mematahkan rasa tidak percaya dirinya. Aku bangga memiliki adik sepertimu. " bathin Jargan.
"Kau tidak hanya membuat Aluna memiliki keberanian namun juga kau juga mematahkan satu trauma bahkan ketakutan dalam dirimu. Ingatan dalam dirimu mulai terbentuk. Aku harap kau tetap seperti ini hingga semua ingatan itu kembali. " bathin Keandra.
"Tidak hanya kuat tapi kau juga memiliki hati yang begitu baik. Arlina jarang sekali ada kesatria sepertimu. " bathin Anshel.
"Aku semakin tertarik denganmu Arlina. Entah kenapa kebaikanmu seakan mengingatkan aku kepada seseorang. " bathin Leandro.
"Tidak hanya hebat, unik tapi juga baik. Arlina entah kenapa aku merasa jika telah mengenalmu. " bathin Andrean.
"Gadis yang menarik. " bathin Vincent, Fasyan dan Nikolas.
Setelah itu Aluna kembali berbaris setelah mengembalikan busurnya.
"Selamat untuk kalian yang telah lolos dalam ujian dasar. Kalian semua yang lolos akan langsung naik tingkat. Maka tingkat kalian sekarang adalah rose blue. Untuk kalian yang tidak lolos akan tetap berada di tingkat kelinci dan kalian akan diberikan pelajaran serta latihan dasar untuk mempelajari atau meningkatkan apa yang diujikan kalian. Tetap semangat, jangan patah semangat dan terus berjuang. "
"Untuk tingkat rose blue akan mendapatkan pelatihan lebih lanjut untuk semakin meningkatkan kemampuan kalian. Dan setelah ini kalian bisa langsung pulang. Terimakasih dan selamat datang di Palace Knight Academy. Kalian resmi menjadi murid disini. " Seru Raymond.
Semua murid bersorak bahagia. Setelah itu merekapun bubar untuk pulang kerumah masing-masing.
*
*
*
Menshion Kimendra.
SREETT
JLEB!
"Arlina kau masih berlatih padahal kau baru saja pulang dari Academy! " seru Jargan.
Arlina melihat sekilas dimana Kakaknya datang bersama ketujuh sahabatnya yang memutuskan untuk kediaman Kimendra untuk membahas sesuatu.
"Memangnya kenapa? Lagian aku tidak merasa lelah. " jawab Arlina kembali melesatkan anak panahnya.
JLEB!
Leandro berjalan mendekati Arlina.
"Arlina, Apa kau ingin tau trik untuk menembus anak panah lainnya? " tanya Leandro tiba-tiba.
"Maksud kakak? " bingung Arlina.
Leandro tersenyum.
"Aku akan menunjukannya. " Leandro mengambil busur dan dua anak panah.
Leandro memasang anak panahnya ke busur lalu menarik untuk membidik dan anak panah dilepaskan.
JLEB!
Leandro memasangkan anak panah yang kedua dan kembali ditembakkan.
JLEB
Kreeeeet.
Arlina terkejut melihat anak panah itu mengenai anak panah yang pertama. Namun yang membuat terkejut anak panah pertama terbelah.
"Wah, Kak. Aku baru tau jika anak panah bisa terbelah seperti itu. " ucap Arlina.
Mendengar itu Leandro semakin tersenyum dan percaya diri. Sementara Jargan dan lainnya menatap malas kearah Leandro. Sampai Andrean berjalan menghampiri mereka berdua.
"Trik panahan seperti itu adalah hal biasa Arlina. Kau juga bisa melakukannya jika kau memberikan dorongan yang lebih kuat dari anak panah sebelumnya. " seru Andrean yang berdiri disebelah kanan Arlina sementara Leandro sebalah kiri.
Hal itu membuat Arlina menoleh kearah Andrean sementara Leandro menatap dengan kesal dan jengkel.
"Eh.. Benarkah begitu? " tanya Arlina.
"Kau bisa mencobanya sendiri jika tidak percaya. " jawab Andrean.
Mendengar itu Arlina langsung mencobanya. Memasang anak panahnya dan meluncurkan dengan dorongan yang kuat.
JLEB
Kreeeeett
Dan ternyata benar terbelah.
"Wah benar. " sahut Arlina.
"Lihat sendirikan, jadi teknik yang diajarkan sibodoh itu! bukanlah hal unik atau langka. Itu hanya teknik untuk membunuh musuh dengan sekali tembak. Dan seorang pemula akan langsung terbodohi. Jadi lain kaki kau bisa belajar teknik pengetahuan lebih luas agar kau tidak terbodohi lagi! " ucap Andrean dengan kejam.
Sementara Arlina yang mendengar ucapan Andrean mangut-mangut seakan menyetujuinya. Namun tidak dengan Leandro yang justru kesal dengan Andrean seolah-olah perkataannya mengatakan jika dia bodoh. Dan dia gagal berlagak keren di depan Arlina gara-gara Andrean.
"Yak! Andrean. Apa maksudmu berkata seperti itu hah! Kau menghina aku dengan mengatakan aku bodoh! " teriak Leandro membuat, Arlina, Andrean dan lainnya langsung menutup telinga.
"Kan kau emang bodoh! Lagian teknik seperti itu adalah hal biasa. Tapi bagi orang yang tidak pernah melihatnya akan berdecak kagum dan kau sengaja menunjukannya kepada Arlina. " balas Andrean dengan tatapan tajam dan nada dingin
"Lah emang kenapa? Kau sirik! "
"Untuk apa aku sirik dengan orang bodoh sepertimu! "
"Em.. Ka-kak, " Arlina mengaruk kepalanya yang tidak gatal. Bingung dengan situasi ini terlebih dirinya berada ditengah antara Andrean dan Leandro.
"Lah terus, masalahnya apa? Aku hanya mengajari trik membunuh musuh dengan cepat. "
"Iya, jika mengenai jantung. Jika hanya terkena bahu atau lengan. Buang-buang waktu dan bisa saja karena terlalu kuat menarik, tali busur bisa putus. "
"Tali busur tidak akan semudah itu putus. Jika talinya putus maka itu adalah busurnya murahan!"
"Emang kau tau jika itu panah murah. Kau kan selalu pakai senjata api untuk bertarung. Memangnya pernah pakai panahan? "
"Lah emangnya kenapa? Lagian jika pakai panah maka waktu akan cepat terbuang dan jika pistol akan mempercepat waktu! "
"Maka kau akan mati kehabisan peluru! "
"Lah kan ada senjata lain. Dari pada modal mental doang! "
"Melatih mental penting bodoh! "
"Emang panahan dan pistol tidak penting apa!? "
"Yang bilang tidak penting siapa!? "
"Kau barusan! "
"Kapan? "
"Barusan! "
"Dasar bodoh! "
"Aku tidak bodoh!
"Jika tidak bodoh kau pasti akan mengerti ucapanku! "
"Ah, ucapanmu tidak sampai di otakku! "
'Berarti emang bodoh! "
"Tidak! "
"Hoy diam kalian! " teriak Jargan menghentikan Andrean dan Leandro yang ribut tidak jelas.
Dan sukses membuat Andrean dan Leandro berhenti bertengkar dan melihat Jargan serta lainnya.
"Kalian ini datang kerumahku bukan untuk ribut! " teriak Jargan menatap tajam kearah kedua temannya itu.
"Kaya bocah ribut tidak jelas. " nyinyir Nikolas.
"Kita disini untuk membahas hal penting. Malah ribut disini. " ucap Anshel.
"Tau nih! " timpal Fasyan
"Nggak jelas banget! " ejek Vincent.
Mendengar ucapan teman-temannya Leandro hanya nyengir tidak jelas sementara Andrean terkesan bodoamat. Sementara Arlina yang berada ditengah situasi bingung dengan apa yang terjadi disini.
Melihat Arlina kebingungan Keandra berjalan dan menarik lembut tangan Arlina.
"Ikut aku. " ucapnya dengan nada dingin dan menarik Arlina masuk kedalam meshion setelah mengambil dan meletakan busur diatas meja yang dari tadi dipegang Arlina.
Sementara Jargan dan lainnya merasa jengkel dengan pangeran satu itu. Apalagi Leandro dan Andrean nampak kesal dan tidak terima Arlina dibawa pergi begitu saja.
"Adik, adik siapa? Rumah, rumah siapa. Dasar Keandra. Jika tidak ingat dia pangeran sudah lama ingin aku tendang! " kesal Jargan.
"Sudahlah kita masuk aja. Ngapain lama-lama di luar. " ucap Nikolas dengan malas.
Setelah itu Jargan, Vincent, Nikolas, Fasyan dan Anshel masuk kedalam meshion. Sementara Leandro dan Andrean sudah lebih dulu masuk setelah melihat Keandra membawa pergi Arlina.
mw bca msih ragu, soalny gk ska ma yg pda hiatus🥺