Eldric Hugo
Seorang pria penderita myshopobia. Dalam ketakutan akan hidup sebatang kara sebagai jomblo karatan.
Tanpa sengaja ia meniduri seorang pria yang berkerja di club, dan tubuhnya tidak menunjukkan reaksi alergi.
Karina seorang gadis yang memilih untuk menyamar menjadi laki-laki, setelah dia kabur dari orang yang hendak membelinya. Karina di jual oleh ibu yang mengasuhnya selama ini.
Akankan El mengetahui siapa sebenarnya sosok yang bersamanya. Keppoin yuk
Ada dua kisah di sini semua punya porsinya masing-masing.
Happy reading 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
( C&N) Penjelasan
"Heh, kalau kau tidak ingin aku memanggil dia bajingan, maka ajari anakmu itu siap santun!"
"Apa maksudmu, memang apa yang di lakukan Naoki. Dia tidak mungkin melakukan hal yang buruk!" Tama memicingkan matanya.
Dua hot papa itu saling bersitegang. Dengan raut wajah yang sama sama merahnya. Siska yang baru saja kembali dari dapur untuk mengambilkan minum pun hanya bisa menghela nafasnya.
"Kalian berdua tenang dulu, duduk dan minumlah," titah Siska.
Tak mengindahkan Nyonya rumah , Alex segera menoleh kebelakang saat mendengar suara derap langkah.
"Selamat siang Om," sapa Naoki yang baru saja pulang dari kuliah.
Brugh.
Sebuah pukulan mendarat di wajah Naoki. Membuatnya sedikit terhuyung mundur.
"Naoki!" pekik Siska, wanita itu lalu melangkah menghampiri anaknya.
"Kamu nggak apa-apa Nak?"
"Naoki nggak apa-apa kok, Ma." Naoki mengusap sudut bibir yang berdarah.
Merasa tidak terima, Tama menarik baju Alex dari belakang lalu menghantamnya dengan bogem mentah. Alex yang sedang di kuasai emosi pun membalas pukulan Tama. Baku hantam kedua tidak terelakkan.
Tama yang belum tahu masalahnya merasa emosi karena Alex menghina dan memukuli anaknya tanpa sebab. Sedangkan Alex merasa Tama melindungi anaknya yang terbukti melakukan hal yang salah.
Siska panik, ia berusaha memisahkan kedua pria dewasa itu. Tapi Siska malah tanpa sengaja terdorong tubuh Alex dan terjatuh di lantai. Melihat itu Tama semakin geram. Naoki bukannya tidak perduli, dia hanya membiarkan keduanya kehabisan tenaga. Nanti juga capek sendiri dan akan berhenti, begitulah kira-kira pikirannya.
"STOP!"
Teriak Arie yang baru saja datang. kedua kepalan tangan itu terhenti di udara, Alex menoleh ke arah istrinya yang sudah berdiri dengan berkacak pinggang dan melotot padanya. Alex melepaskan tangannya yang mencengkram kerah baju Tama, menghempaskannya dengan kasar.
"Tante," sapa Cleo dengan canggung.
Siska tersenyum. Naoki melihat sekilas kearah Cleo tanpa berniat menyapa. Cleo melihat sudut bibir Naoki yang berdarah merasa sedikit khawatir. Sedikit lho ya nggak banyak. Hanya sebatas tenggang rasa aja sesama manusia.
"Duduk!" titah Arie pada kedua pria yang berdiri di hadapannya.
Seperti anak TK yang di marahin ibunya. Keduanya menurut walaupun masih terdengar mereka saling berbisik menyalahkan sambil menyenggol lengan masing-masing.
Mereka berdua duduk di sofa yang sama berhadapan dengan Arie. Arie menghela nafasnya sambil memijit pelipisnya.
"Cleo, Naoki kalian kemari. Duduk di sana. Mbak Siska tolong ambil kotak P3K." Semua orang mengerjakan apa yang di tugaskan oleh Arie.
Tak berapa lama Siska kembali dengan membawa kotak P3K. Ia meletakkan kotak itu di atas meja ruang tamu.
"Duduk sini Mbak," ucap Arie sambil menepuk sofa di sebelahnya. Siska pun mengangguk lalu duduk di sebelah Arie.
Tama dan Alex masih menunduk sambil saling menyenggol lengan.
"Ini semua gara-gara anak kamu," lirih Alex geram.
"Enak aja anakku, salah apa dia. Kamu aja yang nggak dewasa, naik pukul. Kalau ada apa-apa ngomong pake mulut jangan pake tangan," jawab Tama dengan tak kalah lirih.
"Kelamaan, emosi aku lihat anak kamu."
"Heh, dasar sipit aneh."
"Dokter gila!"
"Kau."
"Apa?"
"Diam!" tegas Arie lagi. Keduanya langsung merapatkan mulutnya dan kembali menunduk.
Kedua anak mereka yang duduk di sofa yang ada di sebelah kedua papa mereka, hanya bisa menutup muka dengan kedua tangan sambil menggelengkan kepalanya.
"Mbak Siska dan Mas Tama Sebelumnya saya minta maaf atas kekacauan yang di timbulkan oleh Alex."
"Sayang, kenapa kau minta maaf. Ini semua ka-
Alex tidak melanjutkan ucapannya saat Arie menatapnya dengan tajam dan mengarah telunjuk ke mulutnya sendiri. Alex pun kembali mengatupkan bibirnya.
"Naoki, apa kamu sudah tahu berita yang menyebar di internet?" tanya Arie.
"Sudah Tante, saya juga di panggil pihak kampus karena masalah ini," Naoki menjawabnya dengan santai dan tanpa beban karena ia tidak merasa melakukan hal seperti yang di beritakan.
Satu kerutan muncul di kening Siska, ia menatap Arie dan anaknya secara bergantian. Begitu pula Tama. Arie yang menyadari hal itupun menghela nafasnya.
"Naoki, orang tua kamu pasti belum tahu tentang hal ini. Tunjukkan beritanya pada mereka,"titah Arie
"Baik, Tante." Naoki pun mengeluarkan ponsel miliknya dan memutar video yang sedang hangat di bicarakan. Dengan caption yang memojokkan ia dan Cleo.
Naoki menyerahkan ponselnya kepada sang Mama, mata siska membulat melihat berita itu. Ia lalu menyerahkan ponsel itu pada Tama. Rahang Tama mengeras, tangannya mengepal erat.
"Berita apa sih, Ki. Aku keppo deh," ujar Cleo.
"Jadi kamu belum tahu?" Naoki melihat Cleo dengan heran. Tidak mungkin dia tidak melihat berita yang lagi viral dan itupun mengenai dirinya sendiri.
Cleo menggelengkan kepalanya.
"Aku ada ujian dadakan tadi, jadi ya gitu ponsel harus di matikan dan aku lupa nyalain lagi hehehe." Cleo menunjuk ponselnya yang dalam keadaan off. Naoki hanya bisa menepuk jidatnya, orang lagi rame sampai baku hantam. Cleo malah tidak tahu apa-apa.
Tama dan Siska pun sama, mereka sengaja tidak memegang ponsel karena ingin menghabiskan waktu bersama tanpa gangguan.
Setelah Cleo menyelesaikan ujiannya ia langsung pulang. Niatnya akan mengajak sang Mama belanja berhubungan ini weekend. Cleo dan Arie memang selalu menghabiskan weekend bersama. Hubungan mereka sangat baik, Cleo menganggap mamanya seperti sahabatnya. Namun, tidak menghilangkan rasa hormatnya sebagai anak pada orang tua.
"Saya harap Mbak Siska dan Mas Tama tidak emosi dulu. Kita dengarkan dulu penjelasan dari anak-anak kita. Aku yakin kok, Naoki sama Cleo anak yang baik. Mereka tidak mungkin sampai keluar batas," ucap Arie sambil menatap dalam pada kedua remaja di hadapannya.
Begitu pula Alex dan kedua orang tua Naoki. Mereka sangat menantikan penjelasan dari anak-anak mereka. Naoki mengambil nafas dalam sebelum memulai penjelasannya. Sementara Cleo hanya menatap bingung pada para orang tua yang melihat kearahnya.
"Itu semua tidak benar, saya dan Cleo hanya berciuman saja. Saya tidak melakukan hal lebih dari itu pada Cleo. Jadi dia tidak mungkin hamil," Naoki menjelaskan dengan tenang.
"Apa hamil!"
"Benar-benar, siapa yang bilang aku hamil, dasar kurang kerjaan. Tukang fitnah, aku sumpahin yang nyebarin berita ini nggak bisa kentut tujuh hari tujuh malam, Bisulan Segede bola pingpong di pantat!" umpat Cleo kesal ia berdiri sambil berkacak pinggang.
"Ehem," Arie berdehem keras.
"Siapa sih Ma, yang bilang aku hamil? di cium aja baru sekali masa iya bisa hamil. Kali main gigit gigitan kaya Mama, baru deh tuh bilang aku hamil," lanjut Cleo tanpa filter.
"Cleo duduk." Naoki menarik lengan Cleo agar gadis itu duduk kembali. Cleo pun terpaksa duduk dengan memanyunkan bibirnya.
Arie terlihat gugup sambil sedikit menarik leher dasternya agak ke atas. Berharap bisa menutupi bekas percintaannya dengan sang suami. Arie begitu panik tadi sampai lupa kalau ia punya bekas gigitan drakula cinta di lehernya. Siska dan Tama pun menhan tawa melihat kegugupan di wajah Arie. Sementara Alex ia terlihat biasa saj, malah cenderung bangga.
"Ehem," Arie berdehem lagi untuk menutupi ke gugupnya.
"Jadi bagaimana? Apa Mba Siska sama Mas Tama percaya dengan penjelasan anak-anak?" tanya Arie.
"Kami percaya," ucap kedua suami istri itu serempak.
"Naoki tidak akan melakukan sesuatu yang melewati batas iya kan, Nak."
"Iya Ma, terima kasih sudah percaya sama Naoki," ucap Naoki dengan menatap wajah mamanya dengan senyum.
"Papa udah jelas kan masalahnya sekarang, jadi ayo Papa baikkan sama Mas Tama," titah Arie.
"Maaf." Alex menyodorkan tangannya tanpa melihat kearah Tama.
"Iya." Tama menjabat tangan itu singkat.
"Pelukan dong," pinta Arie. Alex menghela nafasnya.
Ia memalingkan wajahnya menatap Tama.
Grepp.
Alex memeluk Tama dan menepuk punggung Tama dengan keras. Kemudian segera melerainya.
"Jadi, Naoki sama Cleo pacaran?" tanya Siska.
"Enggak!" Jawab kedua serempak.
"Terus kenapa ciuman?"
"Itu tidak sengaja," kilah Naoki. Di tambah anggukan dari Cleo.
"Oh ... nggak jadi besanan dong," bisik Siska pada wanita di sebelahnya.
"Pasti bisa, lihat saja nanti,"bisik Arie lagi. Keduanya pun tersenyum penuh arti.
"Karena semuanya sudah jelas, saya dan keluarga pamit undur diri. Sekali lagi maaf untuk hari ini." Arie bangkit dari duduknya.
"Iya Mbak, atas nama Naoki saya juga minta maaf atas kesalahan pahaman ini."
"Itu harus," sahut Alex.
Alex dan Cleo pun ikut bangkit. Cleo menyalami Tama dan Siska, berpamitan pada calon mertuanya. Eh ...
.
.
.
.
. Hay Mak 🤓
Cerita ini sengaja di campur karena akan bertemu di tengahnya. Maaf ya kalau sedikit membingungkan. Tapi tetep Karina sama Eldric yang jadi tokoh utama ya Mak 😅
Terima kasih sudah mampir, semoga tidak bisa sampai akhir cerita.🥰🥰🥰
Vote
.
like
.
komen
.
Happy reading