"Jadi, ini yang membuat sikapmu berubah padaku selama ini?" Ucap Wita lirih. Menahan rasa sakit di hatinya.
"Dengarkan aku dulu! Semua tak seperti yang kamu kira. Ini hanya sebuah kesalahpahaman saja. Aku mencintai kamu." Randy mencoba meyakinkan. Wajahnya terlihat gusar, dia terlihat menyesali perbuatannya.
Tepat di delapan tahun pernikahannya, Wita mengetahui perselingkuhan suaminya dengan mantan kekasih suaminya dulu. Aplikasi rahasia di ponsel suaminya, yang akhirnya membuat Wita tahu. Kalau suaminya bertahun-tahun telah mengkhianati cintanya. Padahal, selama ini dia banyak berkorban untuk Randy. Dia harus menjadi tulang punggung, menggantikan posisi Randy saat tak bekerja. Lukanya begitu dalam.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka, setelah Wita mengetahui perselingkuhan suaminya? Akankah Wita memaafkan Randy? Ataukah dia justru memiliki bercerai dari laki-laki pengkhianat itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Rasa Tak Suka Ibunya Adrian
"Kamu lihat sendiri 'kan kelakuan istri kamu sama ibu kamu? Gak ada hormatnya sama sekali. Heran mama sama kamu, masih saja mempertahankan wanita itu terus. Sejak awal kamu mengenalkan dia sama mama, mama sudah tak suka sama Sella. Apalagi, saat mama tahu status dia seorang janda. Kamu itu. Seperti gak ada wanita yang masih perawan saja. Mama jadi curiga, kalau Sella memang sengaja gak mau punya anak. Buktinya, anak dari suami pertamanya saja ikut sama bapaknya. Itu tandanya Sella memang gak beres jadi ibu. Di mana-mana, kalau saat bercerai usia anak masih di bawah umur. Pasti ibunya yang akan mendapatkan hak asuh anaknya. Kecuali, memang sang ibu tak mampu untuk mengurus anak itu. Atau mungkin, memang anak itu hak asuhnya jatuh ke bapaknya," ucap sang mama kepada Adrian.
Adrian terlihat hanya diam, menyimak semua perkataan mamanya. Sedikit demi sedikit pemikirannya jadi terbuka. Berpikir, mungkin ada benarnya juga ucapan mamanya. Dia pun bisa menilainya sendiri, melihat secara langsung sikap istrinya pada ibunya.
"Nanti Adrian coba nasehati ya, Ma! Kalau bisa mama juga jangan terlalu memojokkan dia. Mungkin ini juga alasan yang membuat dia jadi gak nyaman. Sella jadi memberontak. Do'akan saja! Semoga Sella bisa segera hamil. Kami bisa segera memberikan seorang cucu untuk mama," ucap Adrian kepada sang mama.
Dia pun memilih pamit pulang, karena dia harus kembali ke Jakarta. Besok pagi dia harus bekerja. Adrian juga tak bisa semudah itu memutuskan. Terlebih dirinya memang mencintai Sella. Adrian melajukan mobilnya menuju kosan tempat Sella tinggal. Sella terlihat cuek, saat Adrian datang. Dia menunjukkan, kalau saat ini dia sedang marah pada suaminya.
"Aku langsung siap-siap ya! Soalnya, biar gak terlalu malam sampai di Jakarta. Besok aku sudah mulai kerja," ucap Adrian dengan cueknya. Tak ada kata maaf yang terlontar dari bibirnya. Dia juga terlihat cuek, seakan tak menyadari kalau istrinya sedang merasa kesal padanya.
"Terus, mas kapan bisa bertemu Randy? Biar Randy bisa segera membuka usaha." Sella berkata. Dia tak peduli Adrian bersikap cuek padanya. Baginya yang terpenting Adrian bisa segera membantu Randy.
"Sabtu depan aja! Aku kalau hari biasa sibuk. Berangkat pagi pulang malam. Gak ada waktu," sahut Adrian dan Sella akhirnya mengiyakan. Dia mencoba mengerti, suaminya memang sibuk.
"Ya sudah, Mas. Nanti aku sampaikan sama Randy. Kebetulan minggu depan aku ada reuni sekolah. Randy akan datang juga. Sekalian aja ya, pulang dari sana langsung ketemuan." Sella sedikit merayu. Tak menunjukkan rasa kesalnya lagi. Agar suaminya tak berubah pikiran.
Untuk mempersingkat waktu, Adrian langsung pamit pulang kepada sang istri. Keduanya saling berpelukan. Sella tampak bermanja-manja kepada sang suami. Berpura-pura tak ingin berpisah.
"Ya sudah, kalau kamu merasa berat berpisah sama aku. Kamu tinggal di Jakarta saja, sama aku. Tapi, kamu harus sabar. Jika nanti merasa jenuh, karena lebih banyak diam di kosan. Soalnya, aku sibuk. Aku akan banyak meninggalkan kamu," ucap Adrian.
"Kalau aku tinggal di Jakarta. Lantas, nanti siapa yang akan mengurus Apartemen di sini, dan juga warung cuanki aku?" sahut Sella.
Adrian memang sudah menyerahkan sepenuhnya kepada sang istri, ingin tinggal di mana. Dia tak pernah memaksa keinginannya sendiri. Adrian selalu memberikan kebebasan. Namun, terkadang. Sikap cueknya, sering kali membuat Sella merasa kesal. Sella mengantarkan Adrian sampai mobil sang suami pergi meninggalkan kosannya. Setelah suaminya berangkat, Sella langsung menghubungi Randy untuk memberi tahu kabar terbaru dari Adrian.
"Aku perlu nyusul kamu gak ke Bandung?" Randy berniat merayu, karena Sella mengatakan dirinya merasa kesepian. Suaminya sudah kembali ke Jakarta. Dia pun tak dapat jatah dari suaminya. Meskipun suaminya pulang.
"Gak usah! Kita bertemu di Jakarta saja. Setelah Adrian memberikan uang kepada kamu. Baru kita merayakannya," ucap Sella.
"Iya, Sayang. Rasanya, aku sudah tak sabar. Semoga suami kamu tak berubah pikiran lagi. Semuanya berjalan lancar," ucap Randy dan Sella mengaminkan. Mereka berharap semuanya akan terwujud.