Brielle dibuang keluarganya saat masih bayi dan ditemukan kembali setelah bertahun-tahun, namun diperlakukan sangat buruk. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah rahasia besar dibalik alasan dia dibuang sejak bayi. Dia bahkan dibenci oleh orang tua dan saudara-saudaranya. Mereka lebih menyayangi anak angkat yang licik dan manipulatif.
Untuk meluapkan kebencian mereka, saudara laki-lakinya sengaja menyertakan Brielle dalam sebuah program televisi untuk menyingkirkannya. Dalam variety show yang disiarkan secara langsung, para tamu kehilangan kontak dengan tim program. Perla yang terkenal sebagai selebriti yang baik hati dan lemah lembut mencoba untuk mengisolasi Brielle Camelia.
Saat menghadapi pengganggu, Brielle menyerang semua orang tanpa pandang bulu. Ia melepaskan diri di dalam hutan, mengaum bak singa, mengguncang akar pohon yang merambat, merangkak, mencuri pisang dari monyet, memukuli setiap hewan yang ditemuinya. Namun dia tidak tahu bahwa hutan itu penuh dengan kamera tersembunyi. Segala sesuatu yang terjadi di hutan direkam oleh kamera dan disiarkan secara langsung.
Brielle membalas semua perlakuan buruk keluarganya dan bahkan menghancurkan mereka dengan cara yang luar biasa. Seorang pria tampan dan kaya, ternyata selalu mendukungnya di balik layar. Bagaimanakah kisah akhir Brielle? Rahasia apa yang ditemukannya? Akankah dia memiliki akhir yang indah dan menemukan cinta sejati setelah dendamnya terbalaskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meta Janush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4.
Kaiden semakin terkejut mendengar penjelasan gadis itu, rasa ketertarikannya semakin besar. “Kakekmu sangat baik padamu, dia memberikan 30% saham padamu. Tapi sayangnya kau ingin Galasti Group bangkrut. Apakah kau tidak takut kalau kakekmu tidak beristirahat dengan tenang dialam sana?”
Binar mata Brielle menunjukkan rasa jijik dan benci. “Aku mau keluarga Galasti merasakan penyesalan seumur hidup mereka!”
Semua orang mengira Galen Galasti memberikan 30% saham pada Brielle karena merasa bersalah padanya. Namun tidak ada seorangpun yang tahu bahwa Briella yang mengancam kakeknya untuk memberikan saham itu. Keluarga Galasti tidak sebaik yang terlihat, mereka adalah orang-orang jahat.
Semua anggota keluarga Galasti adalah orang-orang jahat dan serakah. Bahkan Galen Galasti adalah yang terburuk dan menjijikkan! Hanya Brielle yang mengetahui semua rahasia keluarga kandungnya. Dia tidak memiliki perasaan apapun pada sekumpulan orang-orang jahat dan tamak itu.
Kaiden tidak bicara ataupun bertanya lagi. Dia segera dan meminta pengacaranya untuk membuat kontrak perjanjian. Setelah kontrak selesai dibuat, Brielle menandatangani dua kontrak yaitu kontrak perjanjian dan juga perjanjian serah terima saham. Setelah semuanya selesai, Kaiden memerintahkan asistennya untuk memberikan uang tunai kepada Brielle.
Begitu urusan selesai, tiba-tiba saja Brielle teringat sesuatu hal yang sangat penting. “Tuan Faruch, bisakah aku membuat permintaan khusus?”
“Ya. Kau bisa mengajukan permintaan apapun kapan saja tetapi aku berhak untuk menolaknya! Kau paham, kan?” sahut Kaiden.
Brielle pun langsung terdiam seraya mengutuk didalam hatinya. ‘Dasar pebisnis! Perhitungan sekali dia?’ Merasa sedikit kesal pada sikap pria itu, transaksi sudah selesai, jadi dia tidak bisa meminta lagi untuk menambahkan beberapa persyaratan. “Hmmm baiklah…..selamat tinggal.” Brielle berdiri dan hendak pergi.
Namun Kaiden bicara lagi, “Nona Brielle, kenapa kau tidak mengatakan apa permintaanmu? Mungkin saja aku menyetujuinya.”
Brielle berhenti dan menatap Kaiden, “Aku bukan lagi anggota keluarga Galasti dan tidak punya hubungan apapun dengan mereka. Ehem….saat ini aku tidak punya tempat tinggal. Jika Tuan Faruch punya rumah atau apartemen yang tidak dipakai, bolehkah aku menyewa selama satu atau dua tahun? Tapi jangan mahal ya? Aku tidak punya banyak uang.”
“Aku suka lingkungan yang tenang dan sepi. Hanya ada beberapa tetangga saja dengan keamanan ketat. Orang biasa tidak bisa masuk ke wilayah seperti itu, aku adalah seorang publik figur. Kalau terlalu banyak tetangga akan ada banyak masalah.” ucap Brielle lagi menambahkan.
Sebenarnya, ketika Brielle kembali ke keluarga Galasti waktu itu Perla membawanya masuk ke dunia hiburan. Tujuan Perlu hanya untuk mempermalukannya, namun semuanya sudah direncanakan oleh Perla. Dia sengaja membuat Brielle memerankan tokoh jahat dan memakai riasan jelek.
Sekarang Perla mulai dikenal sebagai aktris pendatang baru yang disukai banyak orang sedangkan Brielle hanyalah seorang aktris yang dikenal memiliki reputasi buruk. Tidak mudah baginya jika harus menginap di hotel atau berada di tempat umum. Bukan hanya orang-orang diluaran sana, bahkan keluarga Galasti pasti akan mencari masalah dengannya setiap hari.
Brielle tak ingin membeli rumah atas namanya sendiri di kota ini, hal itu akan membuat orang-orang mudah menemukannya. Lagipula dia tidak terdaftar sebagai warga kota Otis, jadi dia hanya bisa meminta Kaiden untuk mencarikan tempat tinggal untuknya. Takkan ada seorangpun yang akan berani mengganggunya jika dia menempati properti milik Kaiden.
Kaiden pun berkata, “Villa no. 1 di Waterbay! Kau boleh tinggal disana, tempatnya tenang dan tidak banyak tetangga. Tambahkan nomor ponselku di whatsappmu, aku akan mengirimkan lokasi dan password untuk membuka pintu rumah. Kau perlu menggunakan password untuk keluar masuk tempat itu.”
Brielle segera mengeluarkan ponselnya dan menambahkan nomor telepon Kaiden. Kaiden pun mengirimkan alamat dan lokasi vila miliknya beserta password. Keduanya berpisah setelah segala urusan selesai. Kaiden tetap berada di kamar presidential suitenya sedangkan Brielle langsung menuju ke lantai bawah dan masuk ke kamarnya untuk beristirahat.
Keesokan harinya. Sebelum Brielle sempat bangun, pintu kamarnya sudah dibuka dengan paksa. Keluarga Galasti beserta beberapa pengawal masuk. “Brielle! Bangun pemalas!” teriak Jordan dengan marah sambil menarik selimut yang menutupi tubuhnya. Brielle pun terpaksa membuka matanya.
Dia menatap sekelompok orang yang menerobos masuk ke kamar dan selimut yang ditarik dari tubuhnya. Ekspresi wajahnya langsung berubah menatap Jordan, saudara laki-lakinya yang bodoh itu. Apa pria itu tidak berpikir dulu sebelum menarik selimutnya? Bagaimana jika dia tidak mengenakan pakaian?
“Cepat bangun dan tanda tangani kontrak ini!” ucap ayahnya, Bramasta Galasti. Dia melemparkan dokumen berisi penyerahan saham. Brielle bangkit lalu mengambil dokumen itu. Seperti dugaannya, keluarga Galasti ingin memaksanya untuk menyerahkan saham miliknya. Dokumen ini berisi perjanjian serah terima saham.
“Saham milikku diberikan kakek padaku. Aku tidak pernah berniat untuk menyerahkannya. Aku tidak mau tanda tangan!” Brielle menolak dengan tegas.
Bramasta pun langsung berteriak marah, “Itu adalah saham milik keluarga Galasti! Kau tidak menganggap kami ini keluargamu. Hak apa yang kau punya untuk mengambil saham milik keluarga Galasti kami?”
Devan ikut menatap Brielle dengan sinis dan jijik, “Tak kusangka kau begitu serakah! Kau memang menginginkan saham keluarga hanya untuk dirimu sendiri!”
“Kau harus belajar dari Perla! Lihatlah dia yang baik hati dan tidak serakah sepertimu! Dia hanya memiliki sedikit saham dan tidak pernah menginginkan lebih.” teriak Robin. Tatapan matanya seolah ingin mengoyak-ngoyak adik kandungnya itu. Brielle hanya mendengus sinis. Bukan Perla saja, tapi yang lainnya juga tidak memiliki saham sebanyak Brielle.
Perla ikut bicara dengan nada lembut, “Brielle, jangan membuat kakak dan kedua orangtua kita marah. Saham itu tidak ada artinya berada ditanganmu. Tanda tangani saja dokumen itu dan serahkan sahammu pada ayah. Aku akan memberimu 150 juta rupiah sebagai kompensasi.”
Mendengar perkataan Perla membuat ketiga saudara laki-lakinya menatapnya dengan bangga. Mereka merasa puas hati dengan keputusan Perla yang baik hati. Sejumlah uang itu sangat banyak untuk orang miskin seperti Brielle.
Brielle hanya tersenyum tanpa mengatakan apapun. 30% sahamnya hanya dihargai 150 juta rupiah saja sebagai kompensasi? Apa mereka pikir dia itu pengemis? Orang-orang dari keluarga Galasti ini benar-benar meremehkannya, mereka tidak tahu kalau Brielle memiliki kekayaan di luar negeri yang melebihi kekayaan keluarga Galasti.
“Bagaimana kalau aku tidak mau tanda tangan?” ucap Brielle sambil memainkan jemarinya.
“Kau pilih salah satu, saham atau hidupmu?” teriak Bramasta. Dia sama sekali tidak memiliki perasaan apapun pada putri kandungnya ini. “Meskipun kau tidak menginginkan hidupmu lagi, setelah kau mati maka saham milikmu akan menjadi milik kami!”
“Kuberi kau pilihan sebagai bukti kasih sayang keluarga. Jangan coba-coba mempermainkan kami! Pilih sekarang juga, hidupmu atau saham?”
Meskipun Brielle sudah tidak memiliki perasaan dan harapan apapun untuk mendapatkan kasih sayang dari keluarganya. Namun saat dia mendengar perkataan ayahnya, Brielle masih merasakan sakit di hatinya serasa disayat-sayat pisau. Ayah kandungnya sendiri ingin membunuhnya.