••Bijak lah dalam memilih bacaan ya guys. ••
Ini sebagian cerita dari that my baby
😾😈
Malam yang di penuhi oleh hujan lebat, hingga membuat suasana di jalan sangat dingin dan menyeramkan dengan diiringi petir yang tersambar kemana-mana. Begitu dingin suasana malam ini namun tidak bisa mendinginkan suasana panas yang sedang di lalu oleh gadis yang tengah menggeliat tidak karuan ini.
Sensasi yang tidak pernah ia rasakan kini menyeruak seakan mendorong tubuhnya untuk mencari rasa dingin yang ia inginkan.
Seorang pria masuk dengan tubuh tegap nan gagah. Membuatnya seketika terpaku dan terhipnotis.
"Sentuh aku, tolong.... " Ucapnya dengan mata sayu.
"Kau akan menyesali ini Tantri.... "
Kesalahan malam itu membuatnya kini semakin membenci pria yang sudah pernah merusak hidupnya. Namun bagaimana jika kehadiran seseorang yang tak seharusnya ada kini semakin menjerat keduanya dalam hubungan yang serius.
Jangan lupa terus dukung author ya guys, thankyou?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tr_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
...Happy Reading ✨...
Selesai dengan barbeque, mereka sempat bermain game sebentar dan bergurau. Tantri yang merasa mengantuk kini lebih dulu pamit untuk ke kamar. Ya, namanya juga ibu hamil pasti bawaannya ngantuk terus.
Kevin tidak mengantar istrinya karena tidak enak meninggalkan Arsenio dan keluarganya.
"Sudah susul saja istrimu, kami tidak apa Kevin. Kita adalah keluarga jadi biasakan dirimu." Ucap Tuan Brandon namun Kevin masih tetap diam disana menemani.
"Pergilah, jaga istrimu." Dan saat Arsenio mengatakan itu barulah Kevin mengangkat bokongnya dan pergi menyusul sang istri.
"Baiklah tuan."
Kevin berjalan menuju kamarnya untuk mengecek istrinya.
Ceklek
Tak ada siapapun di dalam kamar, Kevin mengedarkan pandangannya menatap seluruh kamar lalu membuka kamar mandi dengan kasar.
Brak!
"Astaga!" Pekik Tantri yang terkejut saat ia sedang membasuh wajahnya.
"Maaf_" ucapnya sembari memeluk Tantri yang mengelus perutnya. Sepertinya ia kontraksi palsu karena terkejut.
"Perutku sedikit sakit_" Ucap Tantri mengadu sembari mengelus perutnya. Kevin berjongkok lalu mengelus dan memeluk perut Tantri.
"Maaf kan papa ya sayang, papa tadi hanya khawatir tidak melihat mamamu di kamar." Ucap Kevin sembari mengecup perut besar itu.
"Akh!" Kini Tantri merintih bukan karena sakit lagi tapi tendangan dari bayinya yang ingin bermain dengan sang papa.
Kevin tersenyum dan merasakan betapa keras tendangan anaknya itu.
"Sudah tidak sabar untuk keluar ya sayang? Nanti sesuai waktu ya, agar mama tidak kesakitan." Pesan Kevin, semakin pria itu mengajak bicara. Semakin aktif bayi di dalam sana.
"Gendong, aku tidak bisa jalan." Sahut Tantri sembari memajukan bibirnya saat kevin hanya bicara dengan anaknya saja.
Suaminya itu terkekeh dan menggendong istrinya untuk dia bawa ke kasur.
"Butuh sesuatu?" Tanya Kevin saat sudah membaringkan istrinya dengan sangat pelan.
"Butuh kamu_" Sahutnya sembari mengedipkan matanya nakal.
"Kau yang menggodaku lebih dulu, jadi jangan salahkan aku jika kau tidak jadi tidur." Ucap Suaminya sembari mengecup bibir Tantri sebanyak-banyaknya.
Tantri terkekeh lalu menghentikan tangan Kevin yang sudah menyikap dressnya hendak membuka penutup bagian bawah.
Pria itu menatap istrinya dengan menaikan satu alisnya. Ia sudah tidak bisa menahan diri saat ini untuk menyentuh sang istri.
"Dia ingin bermain, lihat dia tak berhenti mendang." Tunjuk Tantri saat anaknya itu tak henti-hentinya bermain di dalam sana.
"Sayang, bantu papa sebentar ya? Papa ingin minta tagihan ke mama." Bisik Kevin dengan mencium perut besar itu. Tantri hanya terkekeh mendengar nya.
"Tagihan papa kan sudah di kasi pagi tadi." Ucap Tantri menirukan suara anak kecil.
"Tagihannya masih kurang satu!" Sahut Kevin sembari menurunkan sudut bibirnya. Tantri hanya gemas sendiri, karena pria itu selalu ada saja tingkahnya. Dan seperti mau di ajak kompromi, anak mereka tiba-tiba berhenti bergerak.
"Kamu menang, dia tertidur." Sahut Tantri sembari mengelus rahang suaminya yang tampan.
"Yes!"
Dan seperti malam-malam biasanya, Kevin mendapatkan tagihannya dan setelah itu barulah mereka bisa tertidur tenang.
...****************...
Pagi hari ini semua orang memutuskan untuk keluar bermain di pantai setelah sarapan. Semua orang sudah menaiki mobil mereka untuk sampai ke pantai yang hanya 5 menit dari villa mereka.
Awalnya mereka ingin berjalan saja namun mereka ingat bahwa ada dua wanita hamil yang sedang rawan. Jangan sampai salah satu dari mereka mendapat hal buruk.
Mobil yang di tumpangi boleh tantri masih ada di rumah sedangkan yang lain sudah berangkat lebih dulu. Di temani kevin wanita itu sedang menatap sekeliling kamar yang berantakan. Kenapa akhir-akhir ini malah dirinya seperti terus kemalingan. Baju yang ia siapkan semuanya menghilang. Dari baju renang dan banyak sekali baju seksi yang ia masukan kini menghilang tanpa jejak.
Tunggu! Tidak mungkin ada maling di villa ini kan? Begitu banyak penjaga yang ada di luar villa, bagaimana bisa bajunya yang ada di koper itu hilang dalam hitungan jam?
"Sudah ketemu?" Tanya Kevin sembari tangannya melingkar memeluk istrinya dari belakang. Mereka terlambat karena tantri yang masih sibuk mencari baju yang katanya sudah ia masukan kedalam koper.
"Tidak! Karena sepertinya seseorang sudah mengganti koper ku!" Ketus wanita itu dengan wajah datar, oh dia tau sekarang kalau pelakunya adalah pria yang ia sebut suami ini.
Siapa lagi yang bisa berbuat begini di bawah pengawasan Kevin selain dirinya sendiri si pelaku.
"Benarkah? Sepertinya ada orang yang sengaja." Sahut pria tersebut yang terkesan tidak peduli, sial bukan? Sudah sangat exited akan berlibur dengan pakaian yang ia suka kini malah tidak ada pakaiannya.
Seharunya tidak beri izin saja jika pakaiannya di sembunyikan oleh suaminya sendiri.
"Ayo berangkat! Biarkan pencuri itu memakai baju ku!" Ketus Tantri yang sudah terlanjur kesal, ia tidak bisa kenuduh karena tak ada bukti. Wanita itu berjalan dengan wajah marah.
"Tunggu sayang... " Pria itu menyusul dengan seringai jahat, ya... rencananya berhasil apa yang bisa menandingi kesenangannya itu.
Tantri berjalan sembari mengirim pesan pada seseorang. Lalu senyumnya terbit saat mendapat pesan itu. Bagus! Ini baru liburan! Batin wanita itu dengan tersenyum senang.
"Siapa yang kau kirimi pesan hingga tersenyum begitu? Apa Sandi?" Tanya Kevin yang sudah membukakan pintu dengan ekspresi datar. Wajahnya selalu saja menyeramkan kalau sudah berkaitan dengan Sandi.
"Tidak! Aku mengirimi Zara pesan untuk menanyakan tentang cuaca di pantai saat ini." Ucap sang istri dengan masuk kedalam mobil yang sudah dibukakan pintu.
Keduanya berangkat dengan sangat tenang, Kevin masih setia melirik saat sesekali wanitanya tersenyum dengan menatap ponsel. Dan lagi-lagi pertanyaan pasti, apa itu Sandi? Oh astaga! Dia sekarang tidak memiliki pertanyaan lain selain itu! Apa suaminya itu merindukan Sandi atau bagaimana?
"Tantri!! Kemari!" Teriak Zara melambai dari arah pinggir pantai, sahabat nya itu sedang duduk di pasir dengan menemani Axel membuat Kastil dari pasir.
Tantri ikut melambai, matanya menatap banyak orang yang ada di pantai itu.
"Ternyata ramai juga ya?" Katanya bermonolog sendiri, suaminya sudah menggenggam tangan Tantri dengan erat. Pria itu layaknya seperti bodyguard yang menjaganya dari banyak orang khusus nya pria.
"Mau aku temani di sana?" Tanya Kevin sebelum mereka sampai di tempat Zara dan Axel.
"Kau ingin membuat Kastil dari pasir juga?" Pertanyaan di balas pertanyaan yang mana akan berujung pertengkaran.
"Tentu jika kau ingin aku melakukannya!" Ucap Pria dengan kaca mata hitam yang bertengger di dihidungnya.
"Kau kenapa suamiku? Kenapa sedari kemarin wajahmu selalu gelisah dan sangat protektif dari biasanya? Apa ada yang terjadi?" Tanya Tantri kini menangkup wajah pria itu agar menatapnya.
"Tidak ada, aku hanya ingin menjaga istriku!" Ucap pria itu asal, Tantri membuka kaca mata suaminya agar bisa bersitatap dengannya langsung.
"Aku tau ada sesuatu bukan? Kau khawatir berlebih dan itu pasti ada alasannya bukan?" Tanya lembut wanita itu dengan menatap dalam mata biru laut yang selalu membuatnya terlena tanpa sadar. Ia ingin menyelami mata itu, mata yang selalu menunjukan ketajaman dan tegasnya.
"Kau mau kita bercinta disini?"
"Apa?!"
...****************...
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣 kalian ya para readers, dukung author dengan kisah 'gairah suami Lucifer ku ' 😍