NovelToon NovelToon
Cincin Raja Tiga Dunia

Cincin Raja Tiga Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Kaya Raya / Anak Lelaki/Pria Miskin / Romansa / Pusaka Ajaib
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mardi Raharjo

Seorang pengangguran yang hobi memancing, Kevin Zeivin, menemukan cincin besi di dalam perut ikan yang tengah ia bersihkan.

"Apa ini?", gumam Kevin merasa aneh, karena bisa mendengar suara hewan, tumbuhan, dan angin, seolah mampu memahami cara mereka berbicara.

"Apakah aku halusinasi atau kelainan jiwa?", gumam Kevin. Namun perlahan ia bisa berbincang dengan mereka dan menerima manfaat dari dunia hewan, tumbuhan, dan angin, bahkan bisa menyuruh mereka.

Akankah ini berkah atau musibah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardi Raharjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jadi Buronan

Pria jangkung itu pun ikut tertawa dan menatap kedua tangannya yang nampak memerah.

"Hahahaha, kau lawan sepadan! Aku Brando, senang menghajarmu!", pria jangkung itu melesat menyerang Kevin dengan tinju dan kombinasi tendangan. Kevin nampak menyeringai senang.

"Kau adalah alat uji bagiku", Kevin berucap lirih sembari terus menghindar dan melatih ketebalan zirah saat bersentuhan dengan serangan lawan.

"Banci! Hadapi seranganku!", Brando marah dan menambah kecepatan serangannya.

"Dub dub brugh!"

Pukulan Brando beradu dengan siku Kevin. Serangan terakhir Brando berhasil menyarangkan satu pukulan ke dagu Kevin. Namun meski berhasil, itu tidak berefek apapun karena kerasnya otot Kevin setara otot gajah.

"Apa kau ini mutan dari kota Dorman?", Brando nampak heran. Bagaimana Kevin bisa bertahan setelah dagunya dihantam dengan kekuatan Brando yang ia kerahkan sebesar itu.

"Anggap asumsimu benar. Lalu apa?", Kevin sengaja menantang Brando agar emosi. Tidak penting bagi Kevin untuk mengumbar kekuatan, lebih baik tetap misterius.

Brando mengernyit namun segera melesatkan serangan.

"Dub dub sratt!"

Dua pukulan berhasil ditangkis. Satu serangan terakhir merobek baju Kevin. Nampak sedikit garis sayatan dangkal, terasa perih namun tidak mampu merobek jaringan otot perut Kevin.

"Wah wah wah. Sudah bosan bermain kau rupanya. Baik lah, mari selesaikan ini!", Kevin menggunakan pisau militernya untuk beradu dengan bilah Brando.

"Crik srat klang!"

Tiga tebasan, bilah Brando pun dibabat Kevin, membuat Brando melebarkan mata dan melompat mundur lantas melirik bilah yang tinggal gagangnya.

"Kau kuat juga!", Brando melempar gagang bilahnya dan melesat ke arah Kevin. Nampak tubuhnya berubah menjadi gelap.

"Brak brak brakk!"

Brando terus menyerang dengan brutal. Namun Kevin berhasil mengelak dan membuat tembok di belakang Kevin hancur.

"Srat srat sratt"

Kevin tidak mau main-main lagi dan melancarkan serangan kuku tajamnya setelah menyimpan kembali belatinya. Otot Brando nampak robek namun segera menutup kembali.

"Bagus!"

Kevin kembali menyerang. Power Brando memang bertambah, namun kecepatannya tidak mampu melawan Kevin sehingga badannya terus tercabik-cabik.

"Srak srak brakk!"

Kevin menambah energi ke kukunya dan mengoyak daging hingga mencederai tulang Brando. Serangan berikutnya, Kevin melesakkan tendangan ganda layaknya kuda, tepat di dada Brando. Nampak dada itu pun melesak.

"Bhuek!"

Brando memuntahkan darah hitam. Tubuhnya yang semula menggelap, kini normal kembali. Bersamaan dengan itu, tubuhnya pun ambruk.

"Kau, bahkan lebih kuat dari mode mutanku!", Brando menunjuk Kevin lantas pingsan.

"Hufh, jadi itu mode mutan? Tapi, apa itu mutan?", Kevin benar-benar polos. Juga, dalam ingatannya tidak ada yang dinamakan mutan. Hanya ada siluman, yakni jin yang menggauli manusia dan menghasilkan keturunan di alam manusia. Selain itu, hanya manusia yang mengalami evolusi brutal seperti ya'juj dan ma'juj.

"Haish, terserah lah", Kevin mengabaikan Brando dan kembali memasuki ruang pimpinan yang ternyata kosong.

"Jadi para begundal ini hanya dipimpin seorang pengecut", Kevin pun melesat pergi dengan memecahkan jendela lantai 7 dan menapaki angin seperti berlari di atas tanah. Kevin memilih lari lewat jalur yang berlawanan arah dengan pintu masuk agar tidak menimbulkan banyak keributan.

"Tunggu sampai semua tenang, aku akan kembali dan menghancurkan kasino sampah itu", batin Kevin yang terus berlari ke arah hutan.

Kevin yakin, meskipun ia bisa menguak adanya pabrik heroin di bawah tanah kasino, pasti polisi yang telah disuap itu akan tutup mata dan telinga terhadap fakta. Jadi ia tetap memilih menjadi buronan.

Hingga pagi pun tiba. Kevin semalaman memilih istirahat di atas pohon namun membungkus tubuhnya agar tidak mudah ditemukan penembak jitu yang mungkin berhasil melacak keberadaannya.

"Bagaimana caranya membasmi kutu busuk di kepolisian? Kalau begini terus, aku akan dimusuhi negara", gumam Kevin, merasa kesal. Jika pun dia berhasil memusnahkan kelompok mafia di kasino Bibcock, tidak ada jaminan kutu busuk di kepolisian akan melepaskannya begitu saja.

"Sebaiknya aku menyusup ke kantor polisi kota Bremlin", pikir Kevin seraya mengangguk. Dia berencana mengorek informasi dari para informan lokal di gedung kepolisian. Dari sana, ia berencana mengeksekusi para kutu busuk tanpa persidangan. Bar-bar memang, tapi semenjak remaja ia hidup dalam kerasnya sosial kota, Kevin tahu bagaimana hukum begitu tumpul kepada para penguasa.

"Kalian bisa memalsukan, aku pun bisa memalsukan", gumam Kevin lantas turun dari pohon dan sarapan buah-buahan yang ada di hutan. Ia pun melanjutkan langkah dan meniru wajah Brando meski posturnya lebih pendek.

"Begini kan aman untuk sementara", batin Kevin lantas melesat cepat ke resor kota Bremlin. Ia membeli beberapa setel baju karena miliknya robek terkena serangan Brando. Setelah itu Kevin pun menuju resor kota Bremlin.

"Ada perlu apa?", tanya seorang polisi di pos depan.

"Mau melapor pak. Aku kemarin sempat melihat orang yang mengacau di kasino Bibcock berjalan ke arah hutan sana", ujar Kevin. Ia menceritakan sekian ciri dirinya dan lokasi yang semalam ia pakai untuk sembunyi.

"Masuk dan buat lah laporan. Petugas kami akan membantumu dengan sketsa. Jika benar, anggota kami akan memeriksanya ke hutan yang kamu maksud", petugas itu menunjuk satu lokal. Kevin pun melangkah santai ke sana. Ia telah meninggalkan ranselnya di tempat lain yang tersembunyi, tidak jauh dari kantor polisi.

"Siapa namamu?", petugas bersiap mengetik.

"Namaku Brando. Tapi, demi keselamatanku, tolong rahasiakan identitasku pak", Kevin sekalian meminjam identitas lawannya.

Beberapa kali petugas mengernyit karena Kevin tidak mau membeberkan identitasnya selain nama. Meski ingin mempermasalahkan, petugas itu memilih prioritas menjalankan perintah atasan untuk mengusut kasus kekacauan di kasino Bibcock.

"Apa seperti ini wajahnya?", petugas telah membuat sketsa dan diangguki Kevin. Usai mencatat semua keterangan, Kevin dipersilahkan pergi namun ia meminta izin ke toilet dan meminta makanan sebagai upah atas informasi yang telah ia berikan.

"Hanya informasi remeh seperti ini pun kau minta upah? Untung saja aku baik hati. Kalau tidak, sudah kutendang pantatmu itu", sahut petugas itu. Kevin hanya tersenyum tanpa rasa bersalah atau rasa takut apapun.

Saat di toilet, Kevin mendapat semua informasi dari nyamuk dan semut.

"Jadi dia sedang ada pesta bersama para kroninya", Kevin berpikir dan mencoba mengulur waktu. Namun ia jenuh jika harus menunggu di kantor polisi dengan sia-sia.

Kevin pun menanyakan alamat Vico, si pentolan kutu busuk di kantor polisi kota Bremlin, kepada nyamuk. Sayangnya, nyamuk hanya paham bahasa manusia namun tak bisa membaca tulisan manusia.

"Jadi mereka biasa datang pagi dan menjelang pulang saja untuk formalitas", Kevin membatin dan berencana menunggu mereka di luar kantor polisi saja agar tidak mencurigakan. Kevin bahkan menghafal letak kamera pengawas dan mendapatkan area buta yang bisa ia pakai untuk memantau.

Siang itu, sebuah mobil dinas memasuki area resor. Kevin melihat sosok yang kemarin melepaskan dirinya dari ruang interogasi, kepala polisi berpangkat komisaris besar, keluar dari mobil bersama ajudannya.

"Sepertinya aku kenal dengan sorot mata itu", Kevin bergumam dan merunduk di puncak pohon tertutup dedaunan seperti kepompong. Namun ajudan itu bahkan melirik ke arah persembunyian Kevin meski tidak bisa menemukannya.

1
Swb Taro
lanjut thor
Swb Taro
oc lanjut thor
D'ken Nicko
semangat thor
D'ken Nicko
emang ga da bimbingan menjadi kultivator di ingatan mc ?
Swb Taro: yu d lanjut thor
Tabuut: Sayangnya bukan kultivator ini bang. Sejenis kisah pewaris kekuatan raja sulaiman
total 2 replies
D'ken Nicko
masih blm ktemu arah mau kemana alur cerita ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!