NovelToon NovelToon
Setelah Talak Tiga

Setelah Talak Tiga

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Cerai / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aina syifa

Setelah menjatuhkan talak pada Amira, Reifan menyesalinya. Reifan ingin merujuk Amira, setelah dia tahu kalau perceraian mereka terjadi hanya karena kesalahpahaman. Selama ini Amira hanya di fitnah oleh ibu mertuanya. Dan setelah Reifan mengetahui hal itu, Reifan menyesal dan ingin menebus kesalahannya dengan merujuk Amira. Namun tanpa sadar Reifan telah mentalak Amira sebanyak tiga kali, sehingga tidak bisa membuat mereka rujuk lagi kecuali Amira menikah lagi dengan lelaki lain dan bercerai dengan lelaki itu.
Apa yang akan Reifan lakukan untuk bisa kembali dengan Amira?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aina syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusan Amira

Pagi ini, Amira sudah berada di dapur. Dia akan menyiapkan sarapan dan menyiapkan bekal makan siang untuk anaknya. Seperti biasa, Amira membuat telur mata sapi makanan kesukaan Kayla.

Hari ini, Kayla akan kembali berangkat ke sekolah setelah satu minggu dia berada di rumah sakit. Seperti biasa, setiap hari Amira selalu membawakan Kayla bekal makan untuk dibawa ke sekolahnya.

"Bu Amira," ucap bik Atun.

Amira menoleh ke arah Bik Atun.

"Ada apa Bik?" tanya Amira.

"Ada Pak Aditya di depan," jawab Bik Atun.

"Oh, baik Bik. Aku akan temui dia. Tolong siapin bekal makan untuk Kayla bawa ke sekolah."

"Iya Bu."

Amira kemudian ke depan untuk menemui Aditya.

"Bu Amira, saya ke sini cuma mau membawa barang-barang Bu Amira yang tertinggal di kontrakan. Maaf ya Bu, karena saya telat membawakan barang-barang ibu," ucap Aditya.

"Nggak apa-apa. Terus di mana barang-barang saya?" tanya Amira menatap sekeliling.

"Masih ada di dalam dalam mobil Bu," jawab Aditya.

"Oh, ya sudahlah, barang-barangnya biar nanti saja ngambilnya. Ayo masuk dulu Dit. Aku lagi masak Dit. Kamu sudah sarapan belum?" tanya Amira sembari melangkah masuk ke dalam.

"Belum Bu," jawab Aditya singkat.

"Kebetulan kalau gitu. Kamu temani saya sarapan Dit. Kita sarapan sama Kayla juga. Karena hari ini Kayla sudah harus berangkat ke sekolah."

Aditya mengangguk tanpa menolak sedikit pun permintaan Amira untuk sarapan bareng.

Aditya dan Amira melangkah sampai ke ruang makan. Aditya menghentikan langkahnya dan menatap Amira. Aditya terkejut saat melihat mata Amira bengkak.

"Bu Amira kenapa, mata Bu Amira bengkak?"

"Aku nggak apa-apa Dit."

"Bu Amira habis nangis?"

"Nggak kok nggak. Cuma ada sedikit masalah saja tadi malam. Nggak ada yang perlu kamu khawatirkan."

Aditya manggut-manggut mengerti.

"Duduk Dit. Aku mau nyiapin makanannya dulu." Amira mempersilahkan Aditya duduk.

Aditya mengangguk dan duduk. Sementara Amira pergi ke dapur untuk menyiapkan makanannya.

Setelah selesai menyiapkan makanan di atas meja, Amira kemudian duduk di dekat Aditya.

"Mana Kayla?" tanya Aditya.

"Kayla ada di kamar sama bibik. Dia baru selesai mandi," jawab Amira.

"Oh."

"Kita makan dulu saja Dit."

"Iya Bu."

Amira tersenyum.

"Dit, aku kan sudah bilang sama kamu, panggil saja aku Amira. Ngga usah panggil ibu. Aku seperti sudah tua banget dipanggil ibu."

Aditya tersenyum.

"Kamu lebih suka dipanggil apa emang ? dipanggil Amira, sayang, darling, baby, atau calon istri."

"Hehe... apaan sih kamu. Pagi-pagi sudah bercanda."

Amira dan Aditya kemudian makan bersama. Di sela-sela mereka makan, Reifan tiba-tiba datang menghampiri mereka.

"Kebetulan banget kalian berdua ada di sini," ucap Reifan saat melihat Aditya dan Amira di ruang makan.

Amira diam. Sepertinya dia masih marah dengan kejadian tadi malam. Amira sama sekali tidak mau menyapa Aditya.

"Ngapain kamu ke sini Mas?" tanya Amira dengan tatapan dingin.

"Kenapa Amira? kamu masih marah sama aku karena kejadian semalam? aku kan udah minta maaf sama kamu. Aku ke sini, sebenarnya cuma mau jemput Kayla. Katanya hari ini dia mau sekolah. Aku akan mengantar Kayla ke sekolahnya," jelas Reifan.

Aditya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi semalam diantara Reifan dan Amira. Namun Aditya memilih diam tanpa bertanya pada mereka apa yang sudah terjadi.

Aditya bangkit dari duduknya.

"Maaf Pak Reifan, kalau saya sudah lancang ikut sarapan di rumah Bu Amira."

"Oh, nggak apa-apa Dit. Lanjutkan saja sarapannya. Lagian bagus juga kalau kalian melakukan pendekatan sebelum kalian menikah. Agar kalian tidak canggung satu sama lain."

Amira dan Aditya saling menatap.

"Maksud kamu apa sih Mas?" tanya Amira.

"Sebentar lagi kan kamu mau menikah sama Aditya. Jadi kamu harus lebih banyak melakukan pendekatan sama dia. Aku ke sini, nggak bermaksud untuk ganggu kalian. Aku ke sini, cuma mau jemput Kayla."

"Kay...! Kayla...!" seru Reifan.

Beberapa saat kemudian, Kayla muncul bersama Bik Atun.

"Papa...!"

"Kamu sudah siap?" tanya Reifan pada Kayla.

"Sudah Papa."

"Sudah makan dan bawa bekal makan?"

"Sudah Papa."

"Kamu mau berangkat sama Papa kan?"

"Iya Papa."

"Ya udah, kamu pamit dulu sama Om Adit dan Mama. Kita akan berangkat sekarang."

"Siap Papa."

Sebelum pergi, Kayla mencium tangan Amira dan Aditya. Dia juga berpamitan pada bibik barunya. Kayla melambaikan tangannya. Setelah itu dia pergi bersama Reifan ke sekolah.

"Mas Reifan kok nggak marah sama sekali ya aku dekat sama Aditya," gumam Amira.

"Kamu bicara apa Mir?" tanya Aditya yang tidak mendengar dengan jelas gumaman Amira.

"Nggak apa-apa kok. Ayo kita lanjut makan."

"Iya."

Di sela-sela kunyahannya, Aditya menatap Amira lekat.

"Amira, apa kamu sudah mengambil keputusan?" tanya Aditya.

"Keputusan apa?"

"Apa kamu mau menerima aku jadi muhalil kamu?"

Amira diam. Dia bingung harus menjawab apa. Sebenarnya Amira belum siap untuk menikah lagi, walaupun itu hanya menikah kontrak dengan Aditya. Amira lebih bebas hidup sendiri dengan Kayla dari pada harus bergantung hidup pada orang lain. Seperti saat ini, Amira hanya bisa mengandalkan rumah baru dan uang dari Reifan.

Aditya meraih tangan Amira.

"Amira, bagaimana dengan keputusan kamu?" tanya Aditya.

Amira masih diam.

"Amira, kenapa kamu tidak menerima saja aku jadi muhalil kamu? Pak Reifan sudah menyelamatkan ibu aku. Dia sudah memberikan aku uang untuk biaya ibu aku operasi dan biaya rumah sakit ibu aku. Sudah seharusnya aku membalas kebaikannya."

"Maksud kamu apa? kamu sudah menerima tawaran dari Reifan untuk menikah denganku?"

"Yah, sepertinya begitu Amira. Itu sih, kalau kamu juga setuju. Kalau kamu nggak setuju aku juga nggak akan maksa. Aku akan bilang sama Pak Reifan kalau kamu tidak setuju menikah denganku."

"Nggak usah bilang apa-apa sama Mas Reifan. Untuk saat ini, turuti saja apa keinginan Mas Reifan. Kayla masih sakit. Dia masih butuh banyak biaya. Kalau aku nggak rujuk dengan Mas Reifan, siapa yang akan membiayai pengobatan Kayla. Sampai sekarang aja aku nggak tahu nasib akau seperti apa jika aku jauh dari Mas Reifan. Sejahat-jahatnya Mas Reifan, dia masih punya sisi baik. Dia cuma mudah terhasut dan terprovokasi saja oleh ibu dan adiknya."

"Jadi kamu setuju menikah sama aku?"

Amira mengangguk.

"Iya. Aku setuju. Lagian, kita menikah juga hanya sementara. Paling lama juga tiga bulan kita bersama, setelah itu kita bisa bercerai dan aku bisa rujuk lagi dengan Mas Reifan."

Aditya tersenyum mendengar jawaban Amira.

"Tapi kita menikah juga nggak akan diam-diam saja kan Dit. Aku juga perlu waktu untuk memberi tahu ibu pantiku. Kamu juga perlu waktu untuk meminta restu pada ibu kamu. Dan aku juga punya Kayla. Aku harus minta izin dulu pada Kayla."

"Iya. Menikah itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Masih harus melalui proses-prosesnya dulu, aku akan tunggu kamu sampai kamu siap menikah sama aku," ucap Aditya

****.

1
Putri Chaniago
jgn bilang Aditya ada rasa dg Amira, jgn bilang pula Aditya yg d jadikan muhalil antara Amira n suaminya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!