Lingga Sari tercipta sebagai makluk dalam dua wujud, bisa menjelma menjadi perempuan yang cantik jelita namun juga dalam wujud kera putih yang besar.
Lingga Sari jatuh hati pada Wanandi, pemuda desa manusia biasa, cinta terbalas, kebahagiaan mereka lengkap dengan hadirnya sang buah hati..
Akan tetapi kebahagiaan itu sirna saat Wanandi mulai tidak kerasan tinggal di kerajaan alam astral.
Kehancuran Lingga Sari semakin parah di saat dia dijadikan abdi oleh dukun sakti..
Suatu ketika Lingga Sari berhasil lepas dari dukun sakti dia lari sembunyi di hutan yang lebat dan bertemu dengan seseorang di hutan lebat itu, siapa dia akan mencelakakan atau membantu Lingga Sari?
Bagaimana perjuangan Lingga Sari untuk meraih lagi kebahagiaan nya, apakah dia bisa bersatu lagi dengan suami dan buah hatinya di alam astral atau di alam nyata????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 33.
Lingga Sari mengibaskan selendang sutra nya ke depan dan ke belakang, hingga ada hembusan angin.. hembusan angin itu menjadi besar tertuju ke arah kelelawar kelelawar yang beterbangan ke arah Lingga Sari. Hingga kelelawar kelelawar itu beterbangan kocar kacir tidak tentu arah..
“Pergi dan enyahlah kalian semua!” teriak Lingga Sari sambil terus mengibas kibaskan selendang sutra nya..
Sesaat kemudian kelelawar kelelawar itu hilang lenyap di langit dan muncul asap asap membumbung di langit yang tinggi.. akan tetapi tiba tiba telinga Lingga Sari mendengar suara orang tertawa.. bukan suara tawa laki laki berjubah putih, tetapi suara tawa seorang perempuan..
“Ha... ha... ha... ha.... jangan kamu bersenang senang dulu! Hadapi aku ha... ha... ha....ha....” Suara seorang perempuan yang tidak terlihat sosoknya.. Suara itu arahnya dari gedung istana..
“Hmmm siapa lagi.” Gumam Lingga Sari di dalam hati sambil berjaga jaga siap siaga..
Dan benar tiba tiba dari arah gedung istana ini muncul satu bola api yang terbang ke arah Lingga Sari..
Lingga Sari yang masih memegang ujung selendang sutra nya siap siap membentangkan tangannya akan mengibaskan selendang sutra nya agar tercipta angin yang bisa mengembalikan bola api kiriman itu.
Lingga Sari mengibas kibaskan selendang sutra nya, akan tetapi angin yang tercipta malah membuat bola api itu berkobar kobar dan semakin besar terus terbang ke arah dirinya..
“Ha.... ha.... ha... ha... mampus kamu ha.. ha....ha... !” suara tawa Perempuan dari dalam gedung istana.
“Ambil ranting yang kamu bawa Lingga Sari, pegang dan arahkan pada bola api itu.” Suara berwibawa laki laki berjubah putih.
Lingga Sari cepat cepat mengambil ranting kecil yang dia selipkan di kain batiknya yang membalut tubuhnya..
Dia percaya pada ucapan laki laki berjubah putih itu.. dengan cepat Lingga Sari mengarahkan ranting kecil itu pada bola api yang membara dan semakin dekat pada dirinya..
“Enyah kamu!” teriak Lingga Sari sangat keras..
Dan sesaat kemudian terdengar suara ledakan yang begitu keras
DUUEEERRRRRR
Lingga Sari sangat kaget, dan melangkah mundur.. bola api itu pecah dan meledak di udara tetapi tidak ada serpihan benda benda yang berjatuhan.. bola api itu hilang lenyap begitu saja..
Jantung Lingga Sari masih berdebar debar..
“Akan ada apa lagi yang harus aku hadapi.” Gumam Lingga Sari di dalam hati..
“Masih ada Lingga Sari, sekarang berjalan lah ke gedung istana itu.” Suara berwibawa laki laki berjubah putih terdengar lagi di telinga Lingga Sari.
“Baik Bapa...” ucap Lingga Sari lalu berjalan menuju ke gedung istana..
Lingga Sari menapak di halaman yang luas yang ditumbuhi oleh rumput rumput yang tinggi tinggi juga semak semak.. benar benar suatu tempat yang terbengkelai.. Serangga dan binatang melata pun juga berkeliaran di halaman itu..
Beberapa menit kemudian Lingga Sari sudah berada di anak tangga di depan pintu yang sudah terbuka.. tetapi banyak sarang laba laba di sana. Bahkan ada laba laba yang besar di tengah pintu itu. Daun pintu terbuat dari kayu jati tua sangat kokoh tinggi dan luas tampak berukir ukir indah meski pun tampak kusam dan berdebu tebal.
Lingga Sari menaiki anak tangga dengan sangat hati hati apalagi yang di bagian bawah tampak banyak lumut lumut tumbuh di batu anak tangga itu..
Sesampai di depan pintu, Lingga Sari membersihkan sarang laba laba dengan ranting kecil nya dengan hati hati.. Laba laba besar yang berada di tengah pintu pun menyingkir pergi..
“Hanya laba laba binatang biasa..” gumam Lingga Sari di dalam hati.
Kini Lingga Sari melangkah masuk ke dalam gedung istana itu, tampak sebuah ruangan yang luas dan tinggi bangunan kira kira tujuh meter.. Lingga Sari mengedarkan pandangan matanya pada ruangan yang luas itu. Tampak ornamen ornamen berkilauan berwarna emas meskipun tampak kusam karena debu dan sarang laba laba.. lampu gantungan indah.. lukisan lukisan alam dalam pigura yang besar besar. Ada cahaya masuk dari ventilasi yang ada di dinding dinding ruangan itu..
Di depan sana lantai tampak lebih tinggi dan ada kursi Singga sana Raja..
Sesaat telinga Lingga Sari suara langkah kaki bergema di dalam ruangan itu.. Suara langkah kaki itu semakin jelas dan semakin keras.. pandangan mata Lingga Sari menoleh ke arah suara.. Tampak di samping kanan ada tangga menuju ke lantai atas..
Jantung Lingga Sari berdebar debar, suara langkah kaki itu dari arah tangga.. sesaat mata Lingga Sari melihat sosok laki laki yang sangat tampan tubuh tegap tinggi besar, berkulit putih, berwajah etnis barat. Atau sering orang sebut bule. Sosok itu memakai pakaian rapi celana panjang lengkap dengan jas berwarna hitam. Rambut berwarna coklat.
Laki laki itu tersenyum ke arah Lingga Sari..
Dan tiba tiba..
KREETT
JEDEEEEERRRR
Lingga Sari menoleh ke arah suara yang sangat mengagetkan nya itu. Pintu gedung istana terbengkelai itu tertutup dengan rapat..
TAK
TAK
TAK
Suara langkah kaki semakin mendekati Lingga Sari..
“Ada perlu apa kamu mencari aku hmmm?” suara seorang laki laki dari arah suara sama seperti datangnya suara langkah kaki.
Lingga Sari menoleh ke arah suara itu, sosok laki laki bule yang terus melangkah ke arah dirinya dan bibirnya masih tersenyum pada nya..
“Sosok ini penguasa istana ini yang disebut Tuan Menit tadi?” gumam Lingga Sari di dalam hati..
“He... he... he... kamu akan menyerahkan diri pada ku manis?” suara laki laki itu sambil tertawa kecil, dan terus mendekati Lingga Sari.
“Kamu harus pergi dari tempat ini! Di sini bukan tempat kamu!” ucap Lingga Sari sambil menatap tajam sosok laki laki bule itu.
“Ha.... ha.... ha... ha... ini tempat ku manis.. dan sudah sangat lama aku menempati tempat ini.. jangan kamu mengusik aku yah...” ucap laki laki bule tampan itu dan dalam sekejap sudah berada di samping Lingga Sari..
Lingga Sari melangkah mundur dan geser ke kiri agar menjauh dari sosok yang tiba tiba sudah berada di dekat nya.. aroma tubuhnya sangat wangi aroma maskulin, menerbitkan gairah..
Namun tiba tiba tangan kekar laki laki bule tampan itu sudah memeluk tubuh Lingga Sari...
“Hmmmm kamu sangat manis aku suka ....” ucap laki laki bule tampan itu sambil menatap wajah Lingga Sari dengan sangat lekat.. sorot mata nya langsung tertuju ke dua manik manik mata Lingga Sari..
Sesaat Lingga Sari bagai terbius oleh pesona sosok laki laki bule tampan itu.. satu tangan kiri sosok laki laki bule tampan itu memeluk pundak Lingga Sari dan satu tangan kanan nya membelai anak anak rambut Lingga Sari..