Pesugihan Milik Istriku

Mila rasa nya bahagia sekali karena membayangkan wanita sombong itu nanti malam akan ketakutan, sekarang saja sudah pukul tujuh malam yang berarti kiriman nya sudah keluar dari dalam bungkusan. pasti nya sekarang sedang mengincar Purnama untuk di takuti, masih terbayang di ingatan Mila ketika mulut nya di sumpal dengan lumpur.

Bahkan sebagian lumpur juga ada yang tertelan kedalam perut, maka nya Mila sangat dendam pada Purnama. berharap dengan ini bisa membuat wanita itu jera, satu hal lagi yang membuat Mila sangat panas meradang, ternyata musuh nya sangat kaya dengan rumah besar dan mobil mewah terparkir di depan rumah nya tadi.

Bila orang nya sedang pergi saja masih ada mobil yang di parkir, maka berarti ada mobil lain yang di pakai. setidak nya dia punya dua mobil, menyala sekali rasa nya hati Mila karena sangat geram, pantas dia sangat angkuh karena ternyata Purnama adalah orang kaya di desa nya dan banyak yang kenal juga.

Mila yakin bahwa Purnama memang orang yang cukup terkenal, sebab Pak Lurah kemarin juga seolah menghormati dia, sama sekali tidak ada membela Mila saat pertengkaran sedang terjadi. hanya dengan kiriman dari dukun Wagio saja dia bisa berharap, semoga setan itu memang bisa memuaskan hati nya yang gundah akibat kekayaan serta kecantikan Purnama.

"Aku tidak boleh kalah, kalau saja aku kaya maka sudah pasti lebih cantik dari pada dia!" rutuk Mila sambil menatap cermin.

Tep, Tep.

"Kok main main sih lampu nya, apa mau putus bola lampu ini?" Mila kesal sekali bila sudah di permainkan oleh apa pun.

Blaaap.

Seketika lampu padam di rumah nya membuat Mila tidak bisa melihat apa pun lagi, dia berjalan agak takut karena bisa saja nanti malah menabrak meja atau apa pun, mana sekarang Mila juga sedang sendirian di rumah karena Reza sedang tahlilan untuk Teguh dan Mbok Samini di rumah nya Deva.

"Ihihiiiii.....

"Hah?!" Mila kaget bukan kepalang karena mendengar suara tawa.

Wusssh.

Bersamaan dengan itu juga ada angin yang menyambar punggung nya, dia menatap kesana kemari namun tidak bisa karena sangat gelap dan suram karena lampu yang mati. Mila cepat memepet kan tubuh pada dinding agar bisa berjaga jaga, takut sekali wanita ini sekarang.

"Aaaaaghhh!" Mila menjerit keras karena bagian kaki ada yang mencakar.

"Hahaaaaa, sakit kan rasa nya?" Nana tertawa puas.

"Kok langsung di cakar sih, takuti dulu." Maharani menepuk pundak Nana.

"Siapa kalian?! menjauh dari ku, pergi kalian." pekik Mila sangat ketakutan.

"Baru juga datang masa sudah di suruh pergi." rutuk Nilam.

"TOLOOOONG, ada yang mau mencelakai aku!" teriak Mila.

Pluuup.

"Heeempp!"

"Berisik sekali mulut mu!" kesal Maharani menyumpal nya dengan jeruk.

Mila sudah tidak bisa mau berteriak lagi karena mulut nya di sumpal dengan jeruk, namun tak lama lampu menyala terang benderang membuat Mila agak lega walau dia masih ketakutan juga. sosok yang barusan sibuk bicara dengan nya sudah tidak ada, entah kemana pergi nya mereka semua.

"Siapa mereka sebenar nya? kaki ku!" Mila melihat betis nya yang terluka seperti di cakar kucing.

"Aku harus keluar dari kamar ini." Mila cepat bangkit dan keluar dari kamar nya menuju lantai bawah.

"Aaaarghhhkk!"

Baru saja membuka pintu tapi sudah di kaget kan dengan sosok yang sangat mengerikan, Maharani berubah menjadi kuntilanak saat dia baru baru menjadi setan. tentu bentuk nya sangat lah mengerikan sekali, membuat nyawa Mila seakan mau lepas karena sangking takut dan juga kaget nya melihat setan ini.

Greeeep.

"Berani sekali kau mau mengusik adik ku!" Maharani sangat geram.

Bruuukkk.

Sangking takut nya pada Maharani, Mila jatuh pingsan di tempat karena nyali nya sudah tidak ada lagi, tidak sanggup bila berhadapan dengan setan sampai sedekat ini. apa lagi setan nya pun sangat seram dan juga ganas, siapa pun tak akan sanggup.

"Malah pingsan, enggak seru kalau cepat begini." keluh Nilam.

"Di bawah sana ada adik nya, dia juga judes dan suka julit." ajak Nana pada Nilam.

"Oke lah, sambil nunggu dia sadar." angguk Nilam setuju.

"Lah lagi hamil, Na!" kaget Nilam saat melihat Mia yang sedang rebahan sambil mengusap usap perut.

"Enggak masalah, kan kita bukan mau membunuh nya." Nana tetap ingin mengerjai Mia.

"Dari muka nya memang sangat tidak bagus, mari lah kita beri dia pelajaran! aku mau berubah dulu." Nilam juga menjadi kuntilanak yang buruk rupa.

Mia yang sama sekali tidak tau bahwa sebentar lagi akan di kerjai oleh para setan ini cuma santai saja, sebab dia tak tau dan tidak bisa merasakan kehadiran nya. asik makan camilan dengan menonton televisi juga, memang enak jadi beban.

Wuussssh.

"Ah apa itu?" kaget Mia menoleh cepat.

"Aku di sini, menemani mu menonton televisi." Nilam terbang kesana kemari.

"Aku juga di sini siap menggaruk mu, katakan saja mau bagian yang mana?" Nana mengedipkan mata.

Greeeep.

Nilam mencengkeram erat leher nya Mia yang tadi masih duduk, sekarang sudah melayang juga dengan leher tercengkam erat, Mia takut luar biasa karena dia melayang sampai setinggi ini mencapai lantai dua rumah Kakak nya.

"L-lepaskan aku! ku mohon lepaskan aku." rintih Mia yang tidak bisa bernafas.

"Yakin kau mau ku lepaskan, apa kau mau menabrak lantai itu sampai perut mu pecah?" seringai Nilam.

"Maafkan aku bila aku ada salah, tolooooong!" pekik Mia.

"Apa kau tau rasa nya perut pecah itu seperti apa? bagai mana bila kau merasakan nya saja!" Nilam menakuti Mia.

"Jangan! ku mohon jangan lakukan itu, aku tidak punya salah pada kalian." rintih Mia sangat takut.

Wuussssh.

"Sudah sadar dia, Ran?" Nana melihat Maharani juga membawa Mila terbang.

"Sudah, ku tusuk lobang pantat nya tadi supaya dia cepat sadar." jawab Maharani.

"Aaaaaahhhhh, ku mohon turun kan aku!" Mila berteriak karena di ajak muter muter sampai kepala nya pusing.

Braaak, Duaaaak.

"Ran!" Nana kaget karena Mila jatuh dan menghantam lantai.

"Astaga, aku tidak sengaja menjatuhkan nya!" Maharani juga panik.

"Dia masih hidup, orang jahat pasti hidup nya lama!" celetuk Nana melihat Mila bergerak.

"Terlepas tadi dari tangan ku, maka nya sampai jatuh." Rani memperhatikan Mila.

Tidak bisa Mila mau bangun karena bagian kaki sangat sakit luar biasa, Mia juga di turun kan oleh Nilam karena takut kecelakaan. tujuan mereka cuma menakuti saja agar mereka jera, tidak ada niat membunuh karena bisa di hukum nanti oleh Purnama.