Menceritakan seorang pemuda berasal dari kampung yang mencoba mengadu nasib ke kota, namun sampai di kota dia tidak sengaja melihat seorang gadis yang akan di culik orang berbaju serba hitam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
Pagi pun tiba.
Syahid tidur kembali setelah melaksanakan Sholat Subuhnya, karna badan dia terasa lemas karna kemarin dia kehabisan banyak D*rah akibat luka tusukan di pinggangnya.
Nayla yang bangun terlebih dulu melihat ke sofa dia kaget namun sedetik kemudian dia mengingat jika dia sudah menikah dengan orang yang sedang tertidur pulas di atas sofa.
Nayla membuka selimut dan dia bernafas lega setelah melihat jika pakaian yang dia kenakan masih utuh, dia pun turun dari tempat tidur untuk mendekati syahid yang masih tertidur.
" apa lukanya sudah baik ya." Gumam nayla sambil mencoba membuka baju yang menutupi luka syahid.
" mau apa kamu? Jangan mentang mentang ini rumah kamu ya, jadi kamu bisa seenaknya perlakukan aku." Ucap syahid tiba tiba, membuat nayla sontak menjauhkan dirinya.
" a-apa maksud kamu, aku cuma mau memastikan luka kamu baik baik saja, aku nggak mau sampai kamu kenapa kenapa di rumah ini." Jawab nayla sambil mencoba melepaskan tangannya yang di pegangi syahid.
" oh ternyata istri ku perhatian juga." Ucap syahid sambil menarik nayla sampai nayla terhuyung dan terjatuh menindihnya.
Brukk..
Cup..
Nayla jatuh di atas tubuh syahid dan bibinya menempel pada bibir syahid, sontak nayla langsung mencoba berdiri. Namun karna syahid masih kesal karna nayla menyuruhnya tidur di sofa yang sempit syahid menahan nayla.
" lepaskan.." Ucap nayla memberontak, syahid pun melepaskan nayla karna melihat nayla terlihat marah.
Plak..
Nayla menampar syahid yang sudah berani mencuri ciuman pertamanya. Ya walaupun nayla suka mabuk dan suka pergi ke club malam.
Namun dia tidak pernah memiliki pacar bahkan banyak laki laki yang mendekatinya dia tolak karna dia hanya menyukai satu laki laki yang dia suka dari dia jaman kuliah dulu.
" dasar c*bul." Ucap nayla dengan pipi yang sudah merah mali, dan nayla pun buru buru memasuki kamar mandi.
Sedangkan syahid tersenyum melihat nayla yang terlihat salah tingkah, dia tidak merasakan sakit akibat tamparan nayla sebelumnya.
" rasain, memang enak aku kerjain." Gumam syahid setelah melihat nayla menutup pintu kamar mandi.
" nay, jangan lama lama ya, aku juga mau mandi." ucap syahid mengeraskan suaranya agar nayla mendengarnya. namun bukannya menjawab nayla malah membuka pintu dan mengeluarkan kepalanya dari dalam kamar mandi.
" kamu mandi di kamar tamu, di rumah ini bukan hanya 1 saja kamar mandi." jawab nayla kepalanya saja yang keluar karna dia sudah membuka pakaiannya hanya mengenakan Bra dan celana dalam saat ini.
" nggak mau, aku mau di sini saja. Dan kamu kan gak usah keluar juga bisa jawabnya, tinggal bilang aku pasti denger kok." jawab syahid, dan dia merasa heran dengan kelakuan nayla.
" hemm.. Tolong ambilkan handuk di dalam lemari, atau kamu keluar dulu biar aku ambil sendiri." ucap nayla ragu, dan dia mencoba mengusir secara halus syahid.
" sebentar aku ambil, handuk sama apa lagi.?" jawab syahid menanyakan apa lagi yang nayla butuhkan.
" nggak ada, handuk aja, nanti yang lain aku ambil sendiri." jawab nayla, syahid pun hanya mengangguk tanpa menjawab lagi, dan dia segera menuju lemari nayla.
" cepetan dikit, lama banget sih cuma ambil handuk doang." ucap nayla kesal karna dia kedinginan menunggu.
Syahid yang sudah menemukan handuk nayla pun segera berjalan mendekat ke nayla.
" bawel banget sih jadi cewek, nih." jawab syahid sambil memberikan handuk pada nayla.
Nayla yang lupa hanya menggunakan Bra dan celana dalam membuka pintu, syahid yang melihat aset milik nayla yang besar hanya di tutup Bra melongo dan tidak kunjung melepaskan handuk yang sudah nayla tarik tarik.
" besar." gumam syahid dengan sendirinya, nayla yang baru mengingat pun kaget.
" aarrggghh.. Dasar c*bul, cepat lepaskan handuknya." ucap nayla mencoba menutupi gunung kembarnya dengan tangan, sedangkan syahid yang baru tersadar oleh teriakan nayla segera mengucap istighfar.
Nayla langsung menutup pintu dengan kencang karna kesal dengan syahid setelah syahid melepaskan handuk itu.
" Astaghfirullahal'adzim.. Ya Allah tadi halal apa haram ya, eh tapi kan aku sama nayla sudah menikah sah secara agama." gumam syahid dia pun duduk kembali di sofa tempat semalam dia tidur.
.
Sedangkan di meja makan, bu ningrum dan pak prabu sedang menunggu syahid dan nayla keluar dari kamar, begitu juga Alyssa yang sudah ada di sana.
" lama banget sih mereka." ucap Alyssa kesal menunggu syahid dan nayla keluar dari kamar.
" sabar sayang, wajar kalau mereka lama, kan mereka pengantin baru." ucap bu ningrum.
" cih, kak nayla mau aja melayani laki laki kampung itu di ranjang. Kalau aku sih jijik." ucap Alyssa.
Brak..
Pak prabu yang mendengar syahid di jelek jelekkan oleh putrinya dia marah, karna dia tidak pernah mengajarkan menjelekkan orang pada putri putrinya.
" Jangan pernah sekali sekali, kamu menghina syahid lagi, papah tidak akan segan mencabut semua fasilitas yang sudah papah berikan sama kamu, sampai papah mendengar kamu menghina atau merendahkan syahid lagi." ucap pak prabu menatap tajam Alyssa.
Alyssa yang melihat kemarahan pak prabu hanya karna di sebabkan dia menghina syahid pun mengernyit heran.
" kenapa papah, sepertinya sangat membela dia.?" ucap Alyssa, bu ningrum yang ada di sebelah Alyssa menyenggol lengannya agar tidak mengeluarkan sepatah kata lagi, karna bu ningrum melihat pak prabu sangat marah.
Sebenarnya bu ningrum juga ingin menegur Alyssa setelah mendengar Alyssa mengatakan syahid kampungan, namun di dahului oleh pak prabu.
" ma-maaf pah, jangan cabut fasilitas yang papah berikan, tapi kenapa papah sepertinya sangat marah, padahal aku cuma berkata begitu." ucap Alyssa yang mengerti senggolan dari bu ningrum sebelumnya dia langsung meminta maaf dengan nada sedikit takut dia juga memberanikan bertanya.
" anak manja seperti kamu tidak akan paham jika papah menjelaskan." jawab pak prabu, Alyssa yang mendengar menjadi kesal dan dia mengerucutkan bibirnya.
.
.
Kembali ke kamar syahid dan nayla.
Syahid yang sudah tidak sabar menunggu nayla yang lama mandi, syahid terus mengetuk pintu agar nayla cepat menyudahi ritualnya di dalam kamar mandi.
" apaan sih, berisik tau nggak." ucap nayla sambil membuka pintu.
Bukannya menjawab syahid malah melihat nayla yang hanya menggunakan handuk putih, dan rambut nayla yang masih basah membuat sesuatu di balik kolor syahid merespon.
" awas minggir aku mau lewat." ucap nayla lagi karna syahid hanya diam.
Saat ingin mendorong syahid, kaki nayla yang masih basah terpeleset dan.
Bruk..
Drama pun kembali terjadi, syahid yang belum siap tidak bisa mengimbangi tubuhnya hingga dia dan nayla terjatuh bertumpukan.
Dengan posisi nayla yang ada di atas syahid, namun nayla merasa ada sesuatu yang bergerak yang mengenai pahanya.
" cepat bangun, atau kamu mau nunggu aku khilaf dan." ucap syahid dan melihat ke arah gunung nayla yang tertutup handuk.
Dengan cepat nayla bangun, namun pikirannya masih pada apa yang dia rasakan sebelumnya hingga dia tida menyadari jika syahid sudah masuk ke dalam kamar mandi.
" apa itu tadi, berasa keras banget saat bergerak." gumam nayla sambil bergidik dengan pikiran kotornya.
Nayla pun buru buru ke lemari untuk memakai baju, sebelum syahid keluar dari kamar mandi.
Bersambung...