"Daddy dan mommy menemukan wanita yang cocok untuk menjadi isterimu! Tepati janjimu! Kau akan menikah bila kami menjodohkanmu kan?"
"Baiklah. Dengan siapa?" tanya Xander
"Namanya Audrey Lee, puteri Christoper Lee dan Margareth Lee. Usianya sembilan belas tahun."
Xander langsung membelalakkan matanya, "Sembilan belas?!"
Bab 35
"Mommy benar - benar berharap kamu tetap sabar dengan sikap Xander. Xander itu sebenarnya baik Audrey. Dia sangat penyayang pada keluarga.
Tapi mommy mohon bersabar ya nak?" ucap Jemima tulus
Audrey tersenyum dan mengangguk. Dia tentu tak sanggup berbicara apapun, karena dirinya sendiri juga tak bisa menjanjikan apapun. Yang jelas iya, Audrey akan bersabar, paling tidak untuk empat tahun ini. Setelahnya Audrey akan pasrah dengan semua keputusan Xander. Dirinya akan bebas dan tak perlu lagi berhubungan dengan keluarga iblis seperti ayah dan ibu tirinya.
*
*
*
Malam harinya, Xander dan Audrey terpaksa tidur sekamar karena paksaan dari Jemima.Menurut Jemima toh mereka sudah tidur sekamar selama di Jepang lalu apa masalahnya jika di Singapura mereka juga tidur sekamar. Mereka sudah sah menikah juga. Akhirnya Xander mengalah dan menuruti kemauan ibunya. Tapi begitu masuk ke dalam kamar setelah dirinya berkutat dengan pekerjaannya bersama Kevin, dia melihat Audrey sudah bergelung di sofa panjang yang ada di kamarnya. Xander tak ingin mempermasalahkan akhirnya dirinya yang tidur di atas ranjangnya.
Keesokan pagınya Audrey bangun dan melihat ke arah ranjang dan sudah kosong. Meski begitu Audrey bisa melihat bahwa ranjang itu sedikit berantakan, artinya suaminya semalam tidur di kamar itu. Audrey tak ingin memikirkan kemana sang suami, dia langsung bangkit dan mulai menata ranjang suaminya baru kemudian masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.
Saat Audrey keluar dari kamar mandi, dia sedikit terkejut melihat Xander sudah berada di kamarnya dengan tubuh basah karena keringat. Artinya suaminya itu tadi keluar untuk berolah raga.
"Mommy memanggilmu!" ucap Xander
Audrey mengangguk, "Baiklah" ucapnya langsung berbalik dan pergi dari kamar mereka.
Audrey langsung turun ke bawah dan mencari ibu mertuanya. Dia menemukan ibu mertuanya sudah duduk di ruang keluarga dengan seorang wanita. Siapa yang bertamu sepagi ini? pikir Audrey. Dia mendekat ke ibu mertuanya.
"Mom?"
Jemima menoleh dan tersenyum ketika melihat menantunya sudah selesai mandi, "Kamu sudah mandi? Bagus! Ini adalah MUA yang akan membantumu bersiap" ucap Jemima
"MUA?! Untuk apa mom?" tanya Audrey
Jemima tersenyum, "Setidaknya wajahmu tidak sepolos itu Audrey. Tenang saja, mom sudah meminta untuk tidak tampak seperti make up. Hanya mom meminta kamu tampak segar dan flawless" ucap Jemima
Audrey mengangguk pasrah. Apa yang bisa dia lakukan selain pasrah. Hidupnya sudah dibeli oleh keluarga ini, lagipula niat mertuanya ini baik. Jadilah Audrey sudah berada di kamar yang dulu dia tempati dan berkutat dengan MUA itu.
Setelahnya dia dibantu mengenakan dress yang sudah dipesan khusus oleh Jemima untuk menantunya itu. Memang di hari kelulusan ini para siswa akan mengenakan pakaian bebas, dan Jemima sudah menyiapkan dress cantik berwarna peach untuk Audrey. Dress itu tampak sederhana tapi mampu membuat Audrey tampak begitu berkelas dan anggun.
Warna peach nya membuat Audrey tetap tampak muda seusianya, namun bentuknya yang sederhana tapi elegan itu membuat Audrey tampak begitu anggun dan mahal. Rambut Audrey di gerai lurus begitu saja dan dia hanya mengenakan bando permata di kepalanya juga make up yang tipis tapi membuat wajahnya tampak berkilau.
"Ini sepatunya" ucap MUA itu
Audrey menatap ngeri sepatu berhak runcing di depannva. Lalu dirinva menggeleng. "Aku akan memakai sneakers saja" ucapnya lalu berlalu dan membuka lemari baju yang ada di sana, karena memang beberapa barangnya masih tertata di sana. Audrey mengambil kotak sepatu dan memakai sepatu sneakers warna putih.
*
*
*
Audrey tiba di sekolah dan langsung di sambut oleh Vania yang sudah menunggunya di depan gerbang sekolah. Begitu Audrey turun dari mobil, Vania langsung mendekati sahabatnya itu. Sesungguhnya Vania sangat khawatir dengan keadaan Audrey, karena pasca ramainya akun media sosial Audrey dengan semua komentar itu, tak ada kabar apapun dari gadis itu sama sekali. Sehingga membuat Vania sangat khawatir.
"Kamu luar biasa Audrey! Cantik sekali!" pekik Vania
Audrey terkekeh mendengar itu, "Nggak usah berlebihan! Kita masuk?"
Vania mengangguk dan langsung melingkarkan tangannya di lengan Audrey lalu keduanya berjalan masuk ke dalam sekolah.
"Kamu benar baik - baik saja kan?" tanya Vania
Audrey mengangguk, "Hmm. Kamu lihat sendiri aku baik - baik saja! Hal seperti itu kan sudah biasa Van! nggak usah berlebihan, oke!" ucap Audrey tenang
Audrey dan Vania langsung menuju ke aula tempat acara kelulusan akan di selenggarakan. Audrey dan Vania langsung mengambil dudul di tempat yang memang sudah di sediakan. Mereka akan duduk sesuai dengan pengaturan dari sekolah berdasarkan kelas masing-masing.
Audrey dan Vania memilih tempat duduk paling ujung dan pinggir. Audrey dan Vania memang sedari awal memang memilih tidak menonjolkan diri mereka. Selain karena faktor malas meladeni segala pergaulan yang lebih banyak pamernya daripada manfaatnya, juga Audrey perlu menjaga kerahasiaan identitasnya. Itu saja Audrey dan Vania masih sering menjadi sasaran perundungan oleh mereka yang merasa superior.
Tak lama hall besar itu sudah dipenuhi oleh para siswa juga para keluarga yang akan menemani para siswa untuk menerima kelulusan mereka. Dan tempat duduk di sekitar Audrey dan Vania juga sudah mulai penuh oleh kehadiran para siswa dengan segala pakaian mahal dan aksesorisnya yang melekat di tubuh mereka.
"Tumben kamu makai gaun bagus?! Dibelikan sugar daddy?!" sindir salah seorang teman sekelas Audrey saat kepala sekolah mulai mengucapkan pidatonya
Audrey hanya diam dan tak ingin menanggapinya. Padahal Vania di sebelahnya sudah ingin menjambak rambut wanita itu. Tapi Audrey menahannya. Dia tak ingin menarik perhatian siapapun di saat seperti ini. Dia masih ingat perjanjiannya dengan sang suami, bahwa dirinya harus menjaga nama baik suaminya.
"Kenapa diam? Bener kan semua komentar yang ditulis di media sosial kamu itu?!" tanya temannya yang lain
"Ya iyalah, kalau enggak bener dia nggak mungkin mematikan kolom komentarnya kan!"
tambah teman yang lain
Audrey hanya diam di tempatnya. Dia tak ingin memperpanjang masalah ini.
"Aku ke toilet dulu Van" ucap Audrey yang ingin melipir sebentar untuk menenangkan dirinya
Audrey bangkit berdiri dan meninggalkan hall itu dan menuju ke kamar mandi. Audrey menghembuskan nafasnya berkali - kali untuk menenangkan dirinya. Dia sudah melihat ayah dan ibu mertuanya dan bahkan dia melihat Ellea disana. Dia tak ingin mempermalukan keluarga suaminya. Jadi lebih baik Audrey menenangkan dirinya.
Tapi sayangnya saat Audrey membuka pintu kamar mandi dan akan keluar, tubuhnya langsung diguyur oleh seseorang entah siapa. Audrey tentu saja tak sempat menghindar. Air kotor seperti bekas pel atau cuci piring itu langsung membasahi seluruh pakaiannya.