seorang dokter yang terkesan cuek dan dingin di jodoh kan dengan calon dokter yang cantik dan ceria, bagai mana kiasah mereka selanjutnya????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aily sauri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 2
Di sebuah apartemen seorang laki laki tampan baru saja memasuki kamar nya ia merasa pusing saat mengingat apa yang telah terjadi beberapa saat lalu.
Laki laki tersebut adalah Attarazka Zayn Malik adalah seorang dokter muda yang sangat tampan manun juga dingin.
Beberapa jam sebelum nya....
Drrttt
Drrttt
Drrttt
Ponsear Attar berbunyi....
"Hallo assalamualaikum...." Jawab nya.
"Tar tolongin gue dong, gue lagi ada di club ni dan gue gak bisa pulang sendiri karan kebanyakan minum" ucap nya dengan tergesa-gesa.
"Jawab salam gue dulu"
"Iya iya walaikumsalam salam pak dokter"
"Lagian ngapain sih Lo selalu ke tempat haram itu, susah bener di bilangin kalau tempat itu gak baik Aldo" ucap Attar pada salah satu sahabat nya bernama Aldo.
"Stop.... Jangan dulu ceramah mending lo cepat ke sini deh, bantuin gue plis nanti gue ceritain bagai mana gue bisa ada di tempat inil" ucap nya memohon.
"Baiklah tunggu " jawab Attar mau bagai manapun Aldo adalah sahabat nya gak mungkin Attar abai kan begitu saja walaupun harus ia injakan kaki nya di tempat haram itu.
Attar pun langsung berganti baju karna ia baru saja pulang dari rumah sakit, setelah berganti baju Atar bergegas masuk ke dalam mobilnya untuk menuju club, apar tidak pergi sendiri tapi ia ditemani dua bodyguard-nya takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan.
Saat sampai di club Atar mendengar suara perempuan meminta tolong ia pun berniat menolong perempuan tersebut dan menyuruh dua bodyguardnya untuk mencari Aldo.
"Kalian berdua cari Aldo dan bawa dia pulang saya ada urusan sebentar" titah nya pada kedua bodyguard yang Atar bawa.
"Baik Tuhan"
Tanpa menunggu lama ataupun langsung menghampiri perempuan yang tengah meminta tolong tersebut dan wanita itu tak lain adalah kia.
***
Pagi pun tiba antar sudah bersiap untuk berangkat ke rumah sakit namun saat ia akan berangkat tiba-tiba ponselnya berbunyi.
"Halo assalamualaikum Bun"
"Walaikumsalam Atar, siang nanti kamu ada waktu nggak?? Bisa pulang dulu bunda mau bicara" pinta bunda Atar dengan lembut.
"Ada apa Bun antar kurang tahu soalnya jadwal antar lagi padat" jawab nya.
"Ya sudah tapi kalau ada waktu kamu pulang ya ke rumah"
"Iya Bun"
Panggilan pun berakhir dan atar cepat-cepat keluar dari apartemennya untuk berangkat ke rumah sakit.
***
Sore tiba kebetulan semua pekerjaan atar sudah selesai tak ada lagi jadwal operasi jadi ya bisa langsung pulang untuk menemui bundanya.
"Assalamualaikum bun" ucap Atar saat memasuki rumahnya dan melihat sang bunda Tengah menata makan malam di meja makan.
"Ehh nak akhirnya kamu pulang juga" ucapnya sambil memeluk sang anak.
"Iya Bun ya udah atar ke atas dulu ya mau bersih-bersih"
"Iya jangan lama-lama ya kita makan sama-sama"
"Siap Bun"
Beberapa menit berlalu sekarang di meja makan sudah ada ayah ,bunda dan juga Atar hanya tinggal menunggu adik perempuan Atar yaitu Sarah.
"Malam semua" ucap Sarah ketika baru saja turun dari kamarnya, Sarah adalah adik Atar satu-satunya yang masih duduk di bangku SMA.
"Tumben Abang ada Disni, biasa nya sibuk terus" sindir Sarah pada Atar.
"Sarah jangan gitu nak, kakakmu kan lagi nggak sibuk makanya dia pulang" tegur sang bunda.
"Ya tumben aja Bun biasanya kan sibuk nggak sibuk kakak selalu di apartemennya" ucapnya dengan sinis namun Atar tak peduli dengan sindiran yang terus dilontarkan oleh adiknya itu.
"Udah udah mending kita makan dulu jangan malah ribut" lerai ayah Atar.
"Antara setelah ini ayah sama bunda ingin bicara sesuatu kita bicara di ruang keluarga ya nak" pinta ayah Atar pada sang anak, ataupun hanya mengangguk mengiyakan ucapan ayahnya.
***
Selesai makan ayah, bunda dan Atar sudah berada di ruang keluarga.
"Ayah sama bunda ingin bicara apa ya??" Tanya atar to the points.
"Bunda hanya ingin tanya sama kamu Atar, apa kamu sudah punya pacar atau calon istri yang akan kamu nikahi?? Tanya bunda Atar dengan lembut.
"Bunda ini apa sih atar belum ada rencana untuk menikah jadi mana ada antar punya calon istri" jawab Atar dengan kesal.
"Dengerin ayah ya nak, ayah dan bunda hanya ingin yang terbaik untuk kamu makanya kami berencana ingin menjodohkan kamu dengan putri dari sahabat bunda, kamu itu sudah cukup umur untuk berumah tangga dan kamu juga sudah sukses bahkan kamu sudah menjadi dokter spesialis di umur yang masih dibilang cukup muda, walaupun sejujurnya ayah ingin kamu meneruskan perusahaan ayah karena siapa lagi selain kamu yang akan meneruskan perusahaan ayah oleh karena itu kamu butuh pendamping" ucap ayah antar dengan serius.
"Tapi sepertinya Atar belum siap jika harus ber rumah tangga ya, jujur saja Atar takut gagal" jawabnya dengan jujur.
"Ayah yakin kamu bisa nak karena iman dan akhlak kamu sudah cukup untuk membimbing istri kamu nantinya membangun keluarga yang sakinah mawadah warohmah"
"Kalau begitu izinkan dulu latar untuk salat istikharah, antar harus memikirkan semua ini dengan sebaik-baiknya karena ini menyangkut masa depan Atar sendiri dan juga calon istri atau nantinya"
"Baiklah nak jika itu mau mu, kami akan selalu mendukung apapun keputusan kamu tapi kami yakin jika ini adalah yang terbaik buat kamu nak" ucap ayah Atar.
Atar pun berpamitan untuk ke kamar nya ia akan memikir ini semua sungguh ini sangat tiba tiba dan membuat Atar terkejut.
***
Di sepertiga malam Atar melakukan solat istikharah sungguh hatia nya sangat bimbang saat ini namun ia juga ingin membahagiakan orang tua nya dengan menuruti apa yang mereka mau.
"Ya Allah ya robb hanya kepadamu lah hamba berserah bantu lah hamba untuk menghilangkan kersahan ini, ya Allah berilah hamba petunjuk untuk menyelesaikan semua nya hamba yakin jika apa yang ngaku takdir kan untuk hamba pasti itu yang terbaik"
Doa Atar di seperti malam nya, dia selalu melakukan solat istikharah agar mendapatkan petunjuk yang terbaik.
Pagi hari setalah melaksanakan solat subuh Atar bersiap untuk pergi kebetulan pagi ini ia ada seminar di luar kota.
"Udah mau berangkat nak" tanya sang bunda saat melihat Anka nya menuruni tangga.
"Iya Bun pagi ini Atar mau mengisi acara seminar di luar kota"
"Oh iya sarapan dulu ya nak"
"Iya Bun" Atar pun melangkah menuju meja makan di sana sudah ada sang ayah yang sedang menikmati secangkir teh.
"Gimana dengan keputusan kamu tar??" Ta ya nya.
"Atar udah sholat istikharah ya tapi Atar masih bimbang dengan kepuasan yang akan Atar ambil"
"Apapun keputusan kamu ayah dan bunda akan selalu mendukung mu, kamu pikir kan saja baik baik jangan sampai kamu salah mengambil keputusan" jawab nya sambil tersenyum ke arah sang putra.
"Iya yah makasih ya"
"Sama sama nak"
Selesai sarapan Atar pun berpamitan pada kedua orang tua nya.
"Jangan lupa berdoa dulu sebelum berangkat tar" ucap sang bunda.
"Iya Bun"
"Atar berangkat yah, Bun setelah pulang dari acara ini atas janji akan memberikan jawaban tentang keputusan yang akan Atar ambil" jawab nya sambil berpamitan kepada kedua orang tua nya.
***
Atas Samapi di bandara karan ia tidak menggunakan mobil tapi memilih untuk menggunakan pesawat.
Setelah beberapa jam Atar Samapi di kota tujuan, hari ini ia belum ada acara karan acara akan di mulai besok setalah istirahat sebentar atas memelih untuk berjalan jelana sebentar.
Atas sampai di pusat perbelanjaan di kota tersebut ia teringat akan adik nya nya Sarah dan ingin membelikan sesuatu untuk dia, saat selesai membelikan sesuatu untuk Sarah tatapan Atar tertu pada toko perhiasan ia melihat sepasang kalung dan cicin yang sangat cantik menurut nya natah apa yang ada di pikiran nya Atar langsung membeli barang tersebut.
"Cantik banget, seperti nya cocok buat calon istri ku nanti" gumam Atar.
Setalah selesai Atar segera kembali ke hotel nyankaran waktu juga hampir malam.
***
Empat hari sudah atar berada di luar kota dan sekarang saat ia untuk pulang, Atar pulang ke rumah orang tua nya, biasa nya ia kan Langsung ke apartemen namun kali ini tidak.
"Assalamualaikum..." Ucap Atar saat memasuki kediaman orang tua nya.
"Walaikumsalam" jawab bunda Atar.
"Atar ke atas dulu ya Bun, mau istirahat sebentar capek banget"
"Iya nak"
Atar malangkah menuju kamar nya dan ia langsung merbeh kan tubuh nya di atas tempat tidur.
Satu jam sudah Atar beristirahat hingga tak terasa magrib pun tiba, Atar bangun dan membersihkan tubuh nya lalu turun ke bawah untuk makan malam bersama keluarga nya.
"Ehh Abang udah pulang kata nya pergi luar kota kok gak bilang sih" ucap Sarah yang melihat Abang nya baru turun dari kamar.
"Kenapa harus bilang bilang" jawab Atar cuek.
"Ihh Abang mah" Sarah cemberut.
"Iya iya Abang tau apa maksud kamu, udah Abang beliin oleh oleh tuh dinkamar kamu ambil aja"
"Hah serius bang"
"Hmm"
"Makasih Abang pertian banget sih" ucap nya dengan senang.
"Udah kita mulai makan malam nya dulu " titah bunda Atar.
Mereka pun memulai makan malam nya, setalah makan malam Atar menemui ayah dan benda yang sedang bersama di ruang keluarga.
"Yah,Bun Atar sudah punya keputusan" ucap Atar.
"Jadi apa keputusan kamu nak" tanya sang ayah dengan serius.
Atar terdiam sejenak ia bener bener memikirkan keputusan yang akan dia ambil kali ini.
Atar menghela nafas panjang" bismilah Atar mau menerima perjodohan ini yah " jawab nya dengan yakin.
"Alhamdulillah " ucap kedua nya senang.
"Nanti bunda kabari teman bunda ya"
"Besok kita langsung kamar saja Bun" ucap papa Atar.
"Hah?? Secepat itu yah" tanya Atar yang terkejut.
"Bukan nya hal baik itu harus di segerakan jangan di tunda tunda" jawab ayah Atar, Atar hanya mengangguk pasrah.
Sedang kan bunda Atar lansung berlalu mengambil ponsel nya untuk memberikan kabar bahagia ini ada calon besan nya.