NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Menjadi Musuh Utama

Terlahir Kembali Menjadi Musuh Utama

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Masuk ke dalam novel / Elf / Fantasi Wanita
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

Setelah kematian yang tragis, dia membuka matanya dalam tubuh orang lain, seorang wanita yang namanya dibenci, wajahnya ditakuti, dan nasibnya dituliskan sebagai akhir yang mengerikan. Dia kini adalah antagonis utama dalam kisah yang dia kenal, wanita yang dihancurkan oleh sang protagonis.

Namun, berbeda dari kisah yang seharusnya terjadi, dia menolak menjadi sekadar boneka takdir. Dengan ingatan dari kehidupan lamanya, kecerdasan yang diasah oleh pengalaman, dan keberanian yang lebih tajam dari pedang, dia akan menulis ulang ceritanya sendiri.

Jika dunia menginginkannya sebagai musuh, maka dia akan menjadi musuh yang tidak bisa dihancurkan. Jika mereka ingin melihatnya jatuh, maka dia akan naik lebih tinggi dari yang pernah mereka bayangkan.

Dendam, kekuatan, dan misteri mulai terjalin dalam takdir barunya. Tapi saat kebenaran mulai terungkap, dia menyadari sesuatu yang lebih besar, apakah dia benar-benar musuh, atau justru korban dari permainan yang lebih kejam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28: Kebenaran yang Terkubur

Seraphina terbangun dengan napas memburu. Tubuhnya dingin, peluh membasahi dahinya. Pikirannya masih terperangkap dalam bayangan yang ia lihat barusan—sosok ibunya, berdiri di tengah kegelapan yang dikendalikan Xerath.

Tidak mungkin... Itu hanya ilusi, kan?

Tapi kenapa rasanya begitu nyata?

Ketika kesadarannya kembali sepenuhnya, ia melihat Lucian berjongkok di sampingnya dengan ekspresi cemas.

"Kau baik-baik saja?" tanyanya.

Seraphina mengerjap beberapa kali sebelum perlahan bangkit. "Aku..." Ia mengusap wajahnya, mencoba menenangkan detak jantungnya. "Aku melihat sesuatu. Atau seseorang."

Lucian mengernyit. "Xerath?"

Seraphina menggeleng. "Ya, dia ada di sana. Tapi bukan hanya dia. Aku juga melihat... ibuku."

Lucian terkejut. "Ibuku? Bukankah dia sudah lama meninggal?"

Seraphina menarik napas dalam. "Itu yang kupikirkan selama ini. Tapi... aku tidak tahu. Mungkin ini hanya permainan pikiran Xerath, atau mungkin..." Ia menggigit bibirnya, ragu-ragu untuk melanjutkan. "Mungkin dia masih hidup."

Lucian terdiam sejenak sebelum berkata, "Kalau begitu, kita harus mencari tahu lebih banyak."

Seraphina mengangguk. "Ya. Dan satu-satunya cara untuk melakukannya adalah dengan menyelidiki masa lalu keluargaku lebih dalam."

Lucian melipat tangan di dada. "Kau yakin ingin melakukannya? Jika ini jebakan Xerath, kau bisa saja malah terperangkap lebih jauh."

Seraphina menatapnya dalam-dalam. "Aku lebih memilih menghadapi jebakan daripada hidup dalam ketidaktahuan."

Lucian tersenyum kecil. "Baiklah. Lalu, dari mana kita mulai?"

Seraphina menatap kristal hitam di tangannya.

"Kuil Pengetahuan."

Kuil Pengetahuan adalah tempat yang menyimpan catatan sejarah, artefak kuno, dan segala informasi tentang dunia mereka. Jika ada satu tempat yang bisa memberikan jawaban tentang keluarga Seraphina, maka itu adalah tempat ini.

Namun, perjalanannya tidak mudah.

Terletak di puncak gunung yang diselimuti kabut abadi, Kuil Pengetahuan tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang. Para penjaga kuil terkenal keras dan tidak mudah percaya pada orang luar.

Seraphina dan Lucian harus menyusup ke dalamnya.

Saat mereka mendekati gerbang utama, mereka melihat dua penjaga berjubah emas berjaga di pintu masuk.

Lucian menoleh ke Seraphina. "Kita menerobos atau menyelinap?"

Seraphina menyeringai. "Aku bukan tipe orang yang suka menerobos tanpa alasan."

Lucian mengangguk. "Penyelinapan, kalau begitu."

Mereka berjalan mengitari kuil, mencari celah untuk masuk tanpa menarik perhatian. Setelah beberapa menit mengamati, Seraphina menemukan jalur tersembunyi di balik reruntuhan tembok tua.

Dengan cekatan, mereka melompat dan merayap masuk melalui celah sempit. Di dalam, suasana sunyi. Cahaya dari obor yang terpajang di dinding memberikan sedikit penerangan.

Mereka bergerak dengan hati-hati, menghindari setiap penjaga yang lewat.

"Kita harus menuju perpustakaan utama," bisik Seraphina.

Lucian mengangguk. "Dan cepat, sebelum mereka menyadari kehadiran kita."

Di dalam perpustakaan utama, Seraphina mulai mencari gulungan dan buku tua yang mencatat sejarah keluarga Duskbane. Setelah beberapa saat, ia menemukan sebuah buku yang tampak berbeda dari yang lain.

Judulnya: "Keturunan Terakhir Duskbane."

Jantungnya berdegup kencang.

Ia membuka halaman pertama dan mulai membaca.

"Keluarga Duskbane adalah keturunan dari garis darah kuno yang memiliki hubungan erat dengan dunia sihir. Namun, karena suatu peristiwa yang tidak diketahui, hampir semua anggota keluarga ini lenyap dalam satu malam. Hanya ada satu yang bertahan..."

Seraphina menelan ludah.

Ia membalik halaman berikutnya dan menemukan sesuatu yang membuatnya membeku.

Sebuah potret.

Seorang wanita berambut perak dengan mata tajam yang sangat familiar.

Ibunya.

Di bawah potret itu, tertulis:

"Lady Selene Duskbane – Menghilang, tidak diketahui apakah masih hidup atau telah mati."

Lucian, yang berdiri di sampingnya, membaca tulisan itu dengan ekspresi terkejut. "Ini... berarti dia bisa saja masih hidup."

Seraphina mengepalkan tangannya. "Aku harus menemukannya."

Tapi sebelum ia bisa berpikir lebih jauh—

BRAK!

Pintu perpustakaan terbuka dengan keras.

Para penjaga kuil berhamburan masuk, mata mereka menyala dengan amarah.

"Penyusup!"

Seraphina dan Lucian langsung mengambil posisi bertarung.

Tidak ada jalan keluar lain. Mereka harus bertarung untuk keluar dari sini.

---

Seraphina dan Lucian berdiri di tengah perpustakaan besar itu, dikelilingi oleh rak-rak kayu tua yang menjulang tinggi. Debu-debu beterbangan di udara saat mereka membolak-balik halaman buku kuno yang baru mereka temukan.

"Lady Selene Duskbane..." Seraphina menggumamkan nama itu dengan perasaan yang campur aduk.

Lucian menyentuh bahunya dengan ringan. "Jika dia masih hidup, ke mana dia pergi? Mengapa tidak ada informasi lain tentangnya?"

Seraphina menggigit bibirnya. "Itulah yang harus kita cari tahu."

Ia menelusuri lebih jauh halaman buku tersebut. Ada satu paragraf yang menarik perhatiannya:

"Sang Lady terakhir terlihat di sebuah tempat yang hanya diketahui oleh mereka yang memiliki darah Duskbane. Kuil yang tersembunyi di balik bayangan, yang tidak bisa ditemukan oleh sembarang orang."

Seraphina mengernyit. "Kuil tersembunyi... Apa maksudnya?"

Lucian ikut membaca tulisan itu dan berkata, "Mungkin ada semacam perlindungan sihir di sekitarnya. Jika hanya mereka yang memiliki darah Duskbane yang bisa menemukannya, maka kau..."

Seraphina menatap tangannya sendiri. Ia bisa merasakan sedikit getaran aneh di dalam tubuhnya. "Mungkin aku bisa menemukannya, jika aku cukup dekat."

Tiba-tiba, suara langkah kaki berat terdengar mendekat.

"Mereka datang," bisik Lucian.

Tanpa pikir panjang, ia meraih tangan Seraphina dan menariknya ke belakang salah satu rak buku besar.

Pintu perpustakaan terbanting terbuka, dan beberapa penjaga kuil masuk dengan tatapan tajam.

"Penyusup! Mereka ada di sini!" salah satu dari mereka berteriak.

Seraphina dan Lucian saling pandang. Tidak ada cara lain—mereka harus bertarung untuk keluar dari sini.

Lucian menghunus belati hitamnya, sementara Seraphina mengaktifkan sihirnya dalam diam, bersiap untuk melumpuhkan musuh tanpa menimbulkan keributan lebih besar.

Pertarungan di antara rak-rak buku tua ini akan menentukan apakah mereka bisa keluar hidup-hidup... atau terperangkap dalam misteri yang lebih dalam.

.

.

Seraphina menarik napas dalam-dalam saat suara langkah kaki semakin mendekat. Jantungnya berdetak cepat, tetapi wajahnya tetap tenang. Ia melirik Lucian yang sudah bersiap dengan belati hitamnya, matanya penuh kewaspadaan.

"Kita harus keluar tanpa menarik terlalu banyak perhatian," bisiknya pelan.

Lucian mengangguk. "Kau yang lebih mengenal sihir pengalih, lakukan sesuatu."

Seraphina menggerakkan jarinya dengan cepat, membisikkan mantra tanpa suara. Seketika, ilusi kabut hitam menyelimuti area perpustakaan, menciptakan bayangan yang bergerak sendiri—sebuah trik sederhana untuk membingungkan musuh mereka.

"Mereka bersembunyi di antara rak-rak!" teriak salah satu penjaga.

Tepat saat mereka berlari ke arah bayangan palsu, Lucian bergerak cepat. Dalam sekejap, ia meluncur keluar dari tempat persembunyian dan menekan satu penjaga ke tanah dengan cekatan, menutup mulutnya sebelum pria itu sempat berteriak.

Seraphina mengambil kesempatan itu untuk menggerakkan tangannya ke udara. Sihirnya bekerja dalam senyap, menghipnotis dua penjaga lainnya agar tetap diam seperti patung.

Lucian terkekeh pelan. "Kau selalu punya cara unik untuk menang."

Seraphina mendengus. "Dan kau selalu suka bertindak tanpa berpikir panjang."

Namun, sebelum mereka bisa bergerak lebih jauh, sebuah suara berat menggema dari ujung ruangan.

"Aku sudah menunggumu, Seraphina Duskbane."

Mereka berdua membeku di tempat. Dari balik bayangan rak buku, seorang pria bertubuh tegap muncul dengan jubah hitam panjang dan mata tajam berwarna merah gelap.

Seraphina mengenali aura itu seketika. "Kau..."

Lucian menyipitkan mata, mencengkeram belatinya lebih erat. "Siapa dia?"

Pria itu tersenyum tipis. "Namaku Azrael, dan aku telah lama menanti pertemuan ini."

Suasana di dalam perpustakaan yang sunyi kini dipenuhi ketegangan yang begitu pekat. Pertemuan yang seharusnya hanya untuk mencari informasi berubah menjadi sesuatu yang jauh lebih berbahaya.

Seraphina menatap pria itu dengan hati-hati. "Apa maumu?"

Azrael berjalan perlahan mendekati mereka, suaranya penuh ketenangan yang justru membuat bulu kuduk meremang. "Kau ingin mencari kebenaran, bukan? Tentang Lady Selene Duskbane? Tentang garis keturunanmu? Aku bisa memberimu jawabannya... dengan satu syarat."

Lucian bergumam pelan. "Aku tidak suka permainan ini."

Seraphina menahan napas, pikirannya berpacu dengan cepat. Ia tidak tahu apakah pria ini bisa dipercaya, tetapi dia jelas mengetahui sesuatu yang selama ini tersembunyi darinya.

"Apa syaratmu?" tanyanya akhirnya.

Azrael tersenyum lebar. "Bergabunglah denganku... atau hadapi konsekuensinya."

Suasana semakin mencekam. Seraphina dan Lucian saling bertukar pandang, menyadari bahwa apa pun keputusan mereka, tidak akan ada jalan kembali.

1
MissHalu🐌🐢
mereka yg bertempur Mak yg cape
MissHalu🐌🐢
makin di baca makin banyak hal yg tak terduga.. semua teka-teki nya penuh dengan misteri
MissHalu🐌🐢
waalaikumsalam..
Al-fatihah buat neng Alika beliau orang baik dan Allah menyayangi orang baik, beliau meninggal di hari Jumat bertepatan setelah malam nisfu syabaan setelah tutup buku amalan.. semoga beliau di terima iman Islamnya di ampuni segala dosanya dan di tempatkan di tempat terindah aamiin ya rabbal alamiin 🤲
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯𝒜ͬ𝓁ͧ𝒾ᷤ𝓀ͧ ͪ௸: aamin/Cry/
Sean71: amin🤲🏻
total 2 replies
MissHalu🐌🐢
kembali otak Mak di penuhi dengan pertanyaan yg masih menjadi misteri
MissHalu🐌🐢
bener kan Seraphina bisa
MissHalu🐌🐢
lanjutkan thor Mak betah kok, karna disini penuh teka-teki dan perjalanan nya sangat menegangkan /Determined//Determined//Determined/
MissHalu🐌🐢
semangat Seraphina aku yakin kamu bisa/Determined//Determined//Determined/
P®iπ©£ ®@πd0m§
keren,, lanjuuut
MissHalu🐌🐢
huaaa banyak teka tekinya ini mh,kaya TTS
MissHalu🐌🐢
keren.. mak ijin mampir ya,jangan marah kalo Mak betah/Facepalm/
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞Arlingga✿꙳❂͜͡✯࿐
keren,,, semangat say,,,
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯𝒜ͬ𝓁ͧ𝒾ᷤ𝓀ͧ ͪ௸: maksih say/Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!