Apa jadinya jika mantan Agen rahasia bertemu Mantan Mafia yang sama-sama menyelematkan anak mereka dari sindikat perdagangan manusia?
Mantan Mafia yang sudah lama menduda langsung terpikat pada pandangan pertama tanpa ia tahu jika wanita tangguh yang ia kagumi adalah mantan agen rahasia yang memilih pensiun dini sejak sang suami wafat.
Mantan agen rahasia yang selama ini hidup lurus-lurus saja menjadi terusik karena di kejar secara ugal-ugalan oleh pria yang tidak ia kenal. Terlebih lagi anak sang pria juga ikut ikutan mengejar dirinya agar ia mau menjadi ibu anak itu.
Akankah mantan agen rahasia itu luluh dengan serangan cinta ayah dan anak itu? Apa lagi sejak kejadian tersebut hidup mereka mulai terusik oleh orang-orang yang haus akan kekuasaan yang mulai membuat mereka terpaksa kembali angkat senjata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembicaraan dua pria beda usia
Mansion Maxime...
"Harry, Daddy ada perlu dengan Hiro secara pribadi! Bisakah kau temani teman-temanmu menikmati fasilitas Mansion kita untuk beberapa waktu ke depan?" ungkap Hades tanpa basa basi pada sang anak.
Harry yang sedang santai dengan Hiro dan teman-tamannya di ruang keluarga langsung merespon permintaan sang Daddy dengan kening berkerut.
"Memangnya tidak bisa disini saja?" tanya Harry dengan tatapan curiga.
"Ini bukan pembicaraan yang menyenangkan, Son! Dan pastinya Hiro juga tidak mau privasi keluarganya di dengar orang lain terutama pekerja di Mansion ini!" jawab Hades dengan dingin.
Mendengar nada bicara Daddy nya yang dingin dan tidak mau dibantah, Harry mengangguk pelan sambari membuang kasar napasnya. Hiro merasa sungkan dan tidak enak dengan pembicaraan kaku Harry dengan Daddy nya. Ia sungguh takut jika hubungan Harry dengan Daddy nya merenggang gara-gara dirinya.
Tidak hanya Hiro, ketiga temannya Lucas, Kevin dan Galaxy juga ikut merasa tidak enak berada diantara anak dan ayah yang sedikit berbeda pendapat meskipun bukan bertengkar.
"Guys, ayo ke lantai tiga! Ada bioskop mini dan juga kolam renang privat! Kita tunggu Hiro di sana!" ajak Harry seraya berdiri menuju arah lift.
"Ayo!" seru Galaxy dengan mata berbinar.
Hiro duduk dengan canggung di sofa setelah ditinggalkan teman-temannya yang memasuki lift menuju lantai tiga Mansion ini. Hades yang peka dan paham dengan sikap canggung Hiro pura-pura tidak tahu.
"Hiro, ikut Daddy ke ruang kerja! Darya, suruh Kepala pelayan mengantarkan kudapan dan minuman dingin ke ruang kerjaku!" ajak Hades sambil memberikan perintahnya pada Darya yang setia berdiri tidak jauh dari tempat itu.
Hiro ikut beranjak dari duduknya, ia berjalan dibelakang Hades dengan pikiran yang penuh tanda tanya. Sepanjang jalan menuju ruang kerja Hades, keduanya hanya diam dengan Hiro menatap kagum keindahan Mansion dengan pilar-pilar yang besar menghiasi lorong-lorong panjang menuju ruang kerja Hades.
Mereka berhenti di sebuah pintu yang tidak mempunyai gagang dan Hades menekan remote yang ia bawa sehingga pintu tersebut terbuka dengan sendirinya.
"Gila, keren banget! Sama kayak toko Mommy yang dibuka dengan pemindai retina, dan kalau ini menggunakan remote," batin Hiro berdecak kagum.
"Ayo, masuk! Kenapa bengong di situ?" tegur Hades yang melihat Hiro berdiri mematung didepan pintu.
Pria matang itu masuk dan kerena tidak mendengar suara langkah kaki dibelakangnya ia pun menoleh dan melihat Hiro diam mematung.
"Eh, iya Dad," sahut Hiro dengan pipi bersemu malu karena ketahuan melamun.
Remaja itu memasuki ruang kerja Hades dan kembali terpesona melihat ruang kerja Hades yang sangat luas. Beberapa rak buku seperti sebuah perpustakaan ada di ruangan itu, sofa yang lengkap dengan mejanya. Beberapa lemari dengan berbagai macam isinya mulai dari beberapa piala penghargaan dan banyak medali yang terpajang di dalamnya.
"Duduklah dimana kau nyaman!" perintah Hades sambil berjalan ke sebuah lemari dan mengambil sesuatu di dalamnya.
Hiro memilih duduk di sofa singel, Hades datang dengan membawa sebuah map berwarna biru dan duduk di sofa yang ada dihadapan Hiro. Terdengar suara bel yang berbunyi didalam ruangan itu, sehingga membuat Hiro menjadi bingung.
"Orang kaya mah emang gak main-main! Ruang kerja aja ada bel nya kalau yang di luar mau masuk! Bukan rumah aja ada bel nya, ruang kerja orang kaya juga ada!" batin Hiro dengan terkekeh geli.
"Ruangan ini kedap suara, jadi siapa yang mau masuk harus menekan bel dulu!" ucap Hades memberitahu Hiro karena melihat wajah bingung remaja itu.
"Daddy keren! Ruang kerjanya ada bel," celetuk Hiro memuji Hades.
Pria bermuka datar itu terkekeh kecil mendengar pujian Hiro, yang mana membuat Hiro terpana melihat ekspresi tawa kecil pria matang itu yang mana membuatnya bertambah tampan dan gagah.
"Daddy cakep banget kalau ketawa! Yah, walaupun setelan pabriknya datar dan dingin tidak mengurangi ketampanan Daddy! Mommy mau gak ya punya suami tampan kayak Daddy? Eh, keceplosan! Duh Hiro, jangan ngadi-ngadi deh! Ketinggian elu ngehalunya! Mana mungkin laki-laki keren, tampan, macho kayak Daddy Hades mau sama single parent kayak Mommy elu! Mana punya buntut satu lagi," batin Hiro berperang dengan perasaannya sendiri.
Hades membuka pintu dari dalam dan dua orang maid masuk membawakan nampan berisi kue dan toples berisi camilan kering dengan dua gelas minuman dingin berwarna oranye.
Kedua maid itu langsung keluar setelah memberikan hormat pada Hades.
"Daddy tahu kamu pasti merasa tidak enak dengan Harry dan teman-temanmu saat Daddy minta bicara berdua saja, Kan? Daddy hanya ingin memberitahu kamu sesuatu yang bersifat privasi karena ini menyangkut keluarga mu!" ucap Hades dengan nada tenang.
"Maksud Daddy?" tanya Hiro mendongak menatap dalam pria Bule yang ada dihadapannya.
"Lihatlah map yang Daddy ambil tadi! Itu semua informasi orang-orang yang mengawasi mu dan membuntuti mu selama ini!" jawab Hades dengan menunjuk map yang ada diatas meja dengan dagunya.
Hiro dengan cepat mengambil map tersebut dan membukanya. Awalnya ekspresi remaja itu biasa saja, tetapi dipertengahan ekspresi nya berubah menjadi kaget dan menatap Hades seakan-akan meminta kepastian.
"Itu semuanya benar, Hiro! Inilah alasan kenapa Daddy hanya ingin bicara berdua dengan mu! Kau bisa tanyakan pada Mommy mu tentang keluarga mendiang Daddy mu! Kemungkinan besar Mommy mu sedikit tahu siapa saja keluarga Daddy mu dan apa tujuan mereka mengawasi mu secara diam-diam!" tambah Hades lagi yang mana membuat Hiro kembali melihat informasi dalam map itu secara keseluruhan.
"Hiro gak tahu jika Daddy Kenji punya saudara, karena selama ini Hiro hanya hidup berdua dengan Mommy dan Oma Opa yang ada di Swiss! Mommy anak tunggal dan Hiro kira Daddy Kenji juga anak tunggal. Hiro gak nyangka aja jika Daddy Kenji masih punya saudara laki-laki," curhat Hiro dengan wajah sendu.
"Tidak usah sedih, mungkin saja Mommy mu juga tidak tahu jika Daddy mu punya saudara atau jikapun tahu mungkin hubungan mereka tidak begitu dekat. Yang jelas saat ini kau sudah tahu jika mereka orang-orang bayaran Uncle mu, Takeshi Yamamoto!" ucap Hades menghibur Hiro dengan kata-kata nya.
Mata Hiro berbinar mendengar ucapan menenangkan dari Hades.
"Terimakasih sudah mau membantuku, Daddy! Aku senang bisa mengenalmu!" ucap Hiro dengan tersenyum tulus.
"Sama-sama, Son!" sahut Hades dengan mengangguk.
Kedua pria beda usia itupun kembali mengobrol sambil menikmati kudapan yang ada diatas meja. Harry dan ketiga temannya sedang santai menonton film action di bioskop mini yang mana mereka menonton sambil makan camilan kayak di bioskop yang ada di Mall.
🌺🌺🌺
"Suki, aku punya tugas penting untukmu! Tangkap anaknya Kenji dan bawa ke hadapanku sebelum kita kembali ke Jepang! Aku harus tahu dimana anak haram itu menyimpan stempel milik Klan yang selama ini ia bawa kabur! Aku yakin anak itu pasti tahu dimana ayahnya menyimpan barang-barang penting!" titah Takeshi pada sang tangan kanan sambil mengisap cerutunya.
Bersambung...