Anyelir adalah salah satu nama apartemen mewah yang terletak di sudut kota metropolitan. Suatu hari terjadi pembunuhan pada seorang wanita muda yang tinggal di apartemen anyelir 01. Pembunuhnya hanya meninggalkan setangkai bunga anyelir putih di atas tubuh bersimbah darah itu.
Lisa Amelia Sitarus harus pergi kesana untuk menyelidiki tragedi yang terjadi karena sudah terlanjur terikat kontrak dengan wanita misterius yang ia ditemui di alun-alun kota. Tapi, pada kenyataan nya ia harus terjebak dalam permainan kematian yang diciptakan oleh sang dalang. Ia juga berkerjasama dengan pewaris kerajaan bisnis The farrow grup, Rafan syahdan Farrow.
Apa yang terjadi di apartemen tersebut? Dan permainan apakah yang harus mereka selesaikan? Yuk, ikutin kisahnya disini.
*
Cerita ini murni ide dari author mohon jangan melakukan plagiat. Yuk! sama-sama menghargai dalam berkarya.
follow juga ig aku : @aca_0325
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Setelah menyeduh dua cangkir kopi, Lisa kembali ke ruang tengah. Rafan masih sibuk dengan laptop, gadis itu pun meletakkan kopi yang ia bawa diatas meja kemudian duduk disebelah Rafan memperhatikan layar laptop.
"Masih belum ketemu?"
"Sebentar," jemari Rafan bergerak cepat mengetik berbagai macam kata kunci. Memang tidak mudah menemukan film laut biru, yang entah untuk sebuah alasan dilarang tayang sejak beberapa tahun lama.
"Akhirnya ketemu juga,"
Setelah menyelami begitu banyak situs elegal akhirnya Rafan menemukan film yang ia cari. Film bergenre aksi romantis itu menampilkan pemandangan kota dengan begitu epic, serta laut lepas yang berhasil di shoot dengan sangat indah.
Dalam diam mereka terus menonton film tersebut. Lisa sangat jarang menonton karena ia mudah bosan, tapi, film laut biru membuat nya betah menonton. Tidak ada satu adegan pun yang ia lewatkan.
Waktu terus berlalu, sudah di pertengahan film dan tidak lama kemudian sampai pada pertemuan terakhir kedua pemeran utama.
Kita sudah bersama sekian lama. Tapi, tidak terasa masa lalu yang indah perlahan akan berlalu, memudar bersama waktu dan kita tidak dapat melakukan apa-apa.
Apa maksudmu? pernikahan kita tinggal di depan mata,
Maafkan aku, maaf Jani. Negara memanggilku, walau bagaimanapun juga aku harus membela tanah air kita. Selamat tinggal.
Tangis Anjani pecah kala pelukan Samudera kian merenggang. Keduanya bertatapan lama dengan bahasa cinta masing-masing,
"Pasti ada sesuatu," Gumam lisa gelisah. Sejauh ini ia belum menangkap apapun yang dapat dijadikan petunjuk.
"Itu hanya Film," Rafan melirik Lisa sekilas, "mungkin memang tidak ada petunjuk disana. Si pembunuh pasti dengan sengaja mengirim kata-kata itu untuk membuat kita terkecoh. Dan dia berhasil, sekarang kita sedang menonton film seperti orang bodoh."
"Pasti ada sesuatu. Aku yakin," Kata Lisa, ia kembali mengulang film tersebut dari awal.
"Sudahlah. Aku akan kembali ke apartemen ku, silakan tonton sendiri." ujar Rafan berdiri.
"Jangan!" Lisa memegang tangan Rafan erat, melarang nya pergi, "temani aku menonton. Hanya sekali lagi, setelah itu selesai." bujuk Lisa, tidak sadar memasang wajah memelas yang selama ini tidak pernah ia perlihatkan.
"Saya mengantuk, Lisa." Kata Rafan dengan bahasa formal yang tiba-tiba saja keluar dari mulutnya. Tapi, sungguh, matanya sangat berat sekarang, barangkali karena tadi malam Rafan hanya tidur beberapa jam saja.
"Kamu tidur disini aja dulu." Lisa menepuk sofa, meminta Rafan untuk tidur di sofa sementara ia akan lanjutkan menonton.
"Ck, baiklah."kata Rafan enggan. Ia berbaring di sofa, lalu tanpa memperdulikan Lisa, ia pun memejamkan mata. Entah karena ia tidak sendirian sekarang, Rafan dengan cepat tertidur.
Lisa terus menonton, matanya begitu lihai mengawasi tiap-tiap tempat yang di jadikan tempat syuting.
Ini dia,
Akhirnya setelah terus-menerus mengamati, Lisa menemukan adegan yang janggal dan unik. Pada adegan sebelum Samudera meregang nyawa, dalam waktu yang hanya sepersekian detik sebuah lukisan rumah susun mengambang di laut, di hadapan tubuh Samudera yang jatuh ke laut terkena tembakan.
Lalu juga Villa yang mereka booking untuk acara pertunangan. Lisa mengambil ponselnya dan mulai mencari informasi tentang Villa tersebut. Bisa saja Clarissa dibawa kesana.
Harga Villa D'sun kian melonjak setelah sering digunakan untuk syuting film.
Adrian dinata selalu pemilik Villa mengaku tidak menaikan harga villa dengan sengaja,
Menarik.Ternyata Villa yang digunakan sebagai salah satu tempat syuting laut biru itu adalah milik Adrian dinata. Villa D'sun tidak kalah mewah dari Anyelir, bangunan itu sering di sewa untuk pesta kelas atas dan terkadang juga di sewakan sebagai tempat liburan oleh pasangan kelas atas.
"Apa pembunuhan ini ada kaitannya dengan Adrian dinata?" Monolog Lisa terus membaca artikel. Semakin lama ia membaca semakin menarik informasi yang ia dapatkan.
"Rafan!" Panggil Lisa sambil mengguncang keras tubuh Rafan hingga membuat pria itu membuka matanya sedikit.
"Ada apa?"Rafan ketus karena tidurnya yang terganggu.
"Lihat ini!" Lisa menarik Rafan yang hendak kembali tidur kemudian ia sodorkan layar ponselnya ke depan wajah Rafan, meminta pria itu membaca artikel yang baru saja ia baca.
"Terus kenapa? Semua orang juga tahu kalau Villa D'sun milik dia."kata Rafan, ia mengubah posisi menjadi duduk, ia menaikan sebelah alisnya meminta penjelasan.
" Nah itu dia, secara kebetulan-"
"Bukan kebetulan kali, paman Adrian memang sangat menyukai properti. Selain Villa dan apartemen, paman Adrian juga punya beberapa hotel dan kapal pesiar." potong Rafan setelahnya lanjut menjelaskan kepada Lisa bahwa tidak ada yang aneh dengan semua itu.
"Tapi, bisa jadi Clarissa dibawa kesana." Ucap Lisa tidak yakin.
"Tidak mungkin, Sa." Rafan menggeleng, "Villa itu selalu ramai. Setiap hari pasti ada saja yang menyewa villa itu."
" Bagaimana kalau salah satu dari orang yang menyewa adalah pembunuhnya. Bisa saja kan itu terjadi?"
" Orang itu bahkan bisa masuk sesuka hatinya ke dalam apartemen ini, Raf."Lisa mengeluarkan memo yang tadi ia dapatkan di dapur, "Dia meletakkan nya diatas meja makan. Siapapun dia pasti punya akses untuk masuk kesini, begitu juga ke villa itu. Dia seseorang yang dekat dengan kita tapi kita belum menyadari nya."
Rafan tersentak, ingatannya kembali pada paket-paket yang ia terima. Rumah keluarga nya memiliki keamanan tinggi, tapi, orang itu dengan mudah memasukkan paket kedalam kamarnya. Benar kata Lisa, orang yang melakukan semua ini pasti seseorang yang Rafan kenal dekat. Tapi siapa?
"Untuk memastikan kita harus mendatangi Villa itu."Kata Rafan setelah terdiam cukup lama.
Lisa mengangguk, itu yang ia inginkan memeriksa langsung Villa tersebut dan mempersempit pencarian mereka terhadap Clarissa.
...***...
Jangan lupa vote, komen dan subscribe