Mencari cinta sejati tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pria bermata biru terus mencari cinta sejatinya yang telah lama menghilang. pengorbanan yang tulus tidak selalu membuahkan hasil yang memuaskan. Namun, Perjuangan untuk menemukan wanitanya akan terus ia lakukan walaupun rintangan datang menghadang.
"Aku kembali untuk mu, Tidak akan kubiarkan kau pergi dari kehidupan ku!"
Wanita cantik dan berkelas lahir dari anak konglomerat ternama di Jakarta. Sang Daddy memiliki banyak bisnis di berbagai Negara, Ia memilih berkarir dan meneruskan bisnis kelurga.
Akan kah Petualangan cinta si kembar akan berakhir di pelabuhan terakhir? bagaimana nasib Safira setelah memilih menikah dengan pria yang tidak pernah ia cinta?"
Yuk ikuti kelanjutannya hanya di karya Bunda enny76.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Halusinasi
Van ayo kita lompat! titah Sean saat sudah berada di pinggir
"Hey, kenapa kau diam? mereka sedang mencari kita." Sean menepuk bahu Vano.
"Safira! Vano mulai teringat akan sosok adik angkat nya
"Siapa Safira?!"
"Sean, kau pergilah! Aku tidak bisa meninggal kan adikku di sini!"
"Kau jangan bodoh Van, mereka akan membunuh mu bila masih bertahan di sini!" Sean menarik tangan Vano untuk segera melompat.
Vano menipis tangan kekar Sean "Adikku dalam bahaya, mereka akan menyakiti Safira!"
"Kita pikirkan nanti, yang terpenting selamatkan nyawa kita dulu!" seru Sean yang mulai terlihat kesal.
"Itu mereka, tembak! seru Matthew sambil berlari di ikuti anak buahnya.
"Ayo lompat!" titah Sean "Apa kau ingin mati sia-sia! karena kesal Sean mendorong tubuh Vano ke dalam lautan.
BYUUR..
BYUUR..
Mereka berdua masuk kedalam lautan. Tembakan terus di arahkan ke lautan dari atas kapal pesiar.
"Sial, mereka berhasil kabur!!! seru Matthew kesal.
Sean dan Vano terus berenang di dalam lautan yang luas, Tubuh Vano terus turun ke dasar lautan karena tidak ada keseimbangan. Beruntung Sean cepat menarik tangan Vano dan membawanya kepermukaan.
"Van, berpegang lah pada kayu ini."
Mereka berdua berpegangan pada kayu yang terapung di lautan. Tubuh keduanya terombang-ambing arus air yang begitu besar. Berhari-hari mereka mengarungi lautan lepas tanpa batas. Dari pagi, siang hingga menjelang malam
"Van, bertahan lah. Kita pasti sampai di pinggiran lautan." Sean terus menyemangati Vano yang terlihat lemah setelah berhari-hari tidak makan, masih ada darah berceceran di kakinya bekas tembakan Matthew. Vano bukan lah malaikat yang memiliki banyak nyawa, ia hanyalah manusia biasa yang kapan pun bisa meregang nyawa.
"Vano, maafkan aku terlambat menolong mu." sesal Sean
"Tidak sean, aku berhutang nyawa padamu." ucap Vano pelan, wajah Vano mulai pucat pasi seakan tidak bercahaya, bibirnya membiru bersamaan tubuh Vano bergemetar
"Vano, kau harus kuat!" teriak Sean seraya memeluk tubuh sahabatnya.
"Sial! jam tangan buatan ku tidak berfungsi lagi. Seharusnya arloji ini masih bisa berfungsi walaupun berada di kedalaman air."
Sean benar-benar bingung, apalagi melihat Vano yang sudah menggigil dengan tangan menopang kayu. "Bagaimana cara meminta tolong Ayahku, sedangkan jam canggih rancangan ku benar-benar tidak bisa berfungsi."
"Sean, bila ajal ku sudah dekat. Tolong makam kan jasad ku di samping istriku." ucap Vano terbata, suaranya nyaris putus dan tidak terdengar.
"Apa yang sedang kau bicarakan Van! kita akan selamat. Kau harus kuat! seru Sean dengan nafas tersengal.
"Ta-tapi aku sudah tak kuat." huk, huk, huk. Vano terbatuk karena banyak meminum air lautan
"Tidak! kau kuat, kau tidak boleh menyerah! anak macan Asia pasti bisa melewati ini semua! Sean menarik wajah Vano yang hampir tidak bernafas. ia tepuk-tepuk pipi Vano agar terus tersadar.
"Bangun Vano!
"Bangun!
Sean terus berteriak membangun kan kesadaran sahabatnya. "Ingat anak mu Arabella, ia masih membutuhkan mu! kau tidak mungkin pergi secepat ini Van!"
Sean masih terus berusaha berenang mencari tepian laut, hingga waktu menjelang malam.
"Vano..." terdengar bisikin lembut di telinga Vano. Suara lembut seorang wanita.
"Vano.. Bangun sayang, lihat lah aku."
Suara itu semakin lekat terdengar, mata Vano yang terpejam perlahan-lahan terbuka sedikit demi sedikit. ia melihat sosok wanita cantik di depannya sambil tersenyum.
"Bella.." Bibir Vano bergelar memanggil nama istrinya.
"Sayang.. ikutlah bersama ku, aku sangat kesepian tanpa dirimu."
"Bella..." nafas Vano yang melemah tiba-tiba berdegup kencang.
"Iya sayang.. ayolah ikut bersama ku!"
Sosok wanita cantik yang menyerupai Bella mengulurkan tangan kearah Vano. Vano yang berada di alam bawah sadar, menerima ukuran tangan berwujud Bella.
"Bella... aku ingin ikut bersama mu."
Melihat keanehan pada diri sahabatnya, membuat Sean bingung. Ia tidak melihat sosok wanita yang du sebutkan Vano
"Bella?! Sean melihat sekeliling lautan, hanya kegelapan yang nampak, di atas langit masih ada rembulan yang menerangi.
Vano terus menggapai-gapai tangan nya. Bibirnya terus meracau tak karuan.
"Vano sadarlah! tidak ada Bella di sini!
"Bella datang untuk menolong kita, lihat dia ada di depan ku! tunjuk Vano kearah sosok wanita yang berdiri di depan Vano.
"Kau hanya halusinasi, tidak ada Bella disini!" Sean terus menyadarkan Vano.
"Aku ingin ikut bersama istri ku Bella.."
"Sadar Van! yang kau lihat bukan Bella, tetapi makhluk air yang kasat mata!" seru Sean.
Vano mulai menyadari setelah Sean menampar pipinya. Akhirnya ia tersadar dan menoleh ke arah wanita tadi berdiri. Hening, tidak ada siapa pun disana.
"Ya Tuhan.. ternyata hanya halusinasi?!"
Sean menghela nafas lega "Syukurlah akhirnya kau sadar. Bertahan lah, kita pasti sampai ketepian."
Dalam keputusasaan, akhirnya mereka melihat cahaya remang dari kejauhan.
"Lihat, di sana ada cahaya. Kita hampir sampai ketepian." Sean bersorak kegirangan.
"Vano, kita sudah hampir sampai." Sean menoleh ke arah Vano, terapi ia menatap raut wajah pias tanpa merespon ucapan nya.
"Van!
"Van, ayo bangun! kita sudah mau sampai!"
Vano tidak merespon sedikit pun, matanya terpejam rapat. Sean di buat kalang kabut, ia terus berteriak memanggil nama Vano.
"Vanooooo!!!!
💜💜💜
Ayok terus dukung karya bunda. jangan lupa untuk like setelah membaca, kasih bintang 5 untuk karya ini, Beri gift atau vote agar Author semangat menulis. 🥰🥰🥰
cewek rambut panjang.... Safira kah...?
beruntung mereka, masih ada Markus yang bisa ngasih makan dan ramuan...
kok kayak nggak asing ya.... nama Markus ini....
ku beri kopi buat bunda biar gak ngantuk...
serta sekuntum mawar 🌹 merah tanda kasih sayang ku buat bunda Enny 😘....
love Nathan Alea dan zeevano 😍😘