Tragedi Kenikmatan

Sebuah keluarga berkumpul di sebuah pemakaman elit dengan kawasan perbukitan yang cukup sejuk.

Keluarga Allison sendiri memiliki pemakaman khusus untuk keluarga Allison dengan luas setengah hektar di tambah sebuah pondoh mewah berdiri kokoh untuk beristirahat para keluarga yang ingin mengunjungi pemakaman leluhur keluarga Allison.

Mobil pertama di duduki oleh Tuan Dutro Wirelless Allison dan juga istrinya, Eveline Dutro.

Mobil ke dua di duduki oleh Tuan Domani Allison dan istrinya, Nutthana Domani.

Mobil ketiga di duduki oleh Zigga Wirelless Allison dan juga sekertaris Xenia, selanjutnya mobil ke empat di duduki oleh Prilliya Domani Allison.

Mobil berikutnya di duduki oleh para pendeta untuk menjadi pemimpin doa untuk memberi hormat kepada para leluhur.

Di sebuah pondoh besar terdapat ada 4 makam. Yaitu makan nenek dan kakeknya Zigga dan juga kakek buyut dan nenek buyutnya Zigga.

Zigga adalah generasi ke 4 untuk keluarga Allison dan Alga akan menjadi generasi ke 5 berikutnya.

Semua orang dengan khusyuk menyatukan kedua tangan mereka menghadap salib Tuhan Yesus dan mendengarkan doa-doa yang pendeta ucapkan.

Kak Jenni yang terlambat pun diam-diam masuk ke dalam barisan dan langsung mengikuti semua orang untuk berdoa dengan khusyuk.

Usai doa selesai, para keluarga besar memberikan bunga ke pada masing-masing makam.

Sebuah meja bundar besar sudah di siapkan untuk keluarga besar yang akan mengadakan musyawarah kekeluargaan.

Tuan Dutro sengaja kali ini akan lebih lama karena sebentar lagi akan ada peperangan yang cukup sengit. Di depan para leluhur Tuan Dutro ingin mengutarakan keputusan yang akan dia buat.

"Kita sudah berkumpul, saya sangat senang karena kali ini Jenni dapat mengikuti pemberkatan untuk para leluhur. Saya sebagai kakak tertua ingin menyampaikan jika grup ALLSO akan bersatu dengan kelompok Gumbler dan juga kelompok bawah tanah sesuai kontrak untuk mengambil alih lahan Takeceba. Pemerintah akan melepaskan lahan itu dan hanya grup xxx yang berani untuk melawan kita dengan kelompoknya sendiri. Kita pernah kalah dari grup xxx dan ini adalah kesempatan kita untuk kembali melawannya dan membawa kemenangan. Zigga, kamu memiliki saham sendiri tanpa ada kontrak dengan kelompok bawah tanah, tapi jika kamu ingin bergabung dengan kami, maka kami membuka tangan dengan senang hati."

Jelas tuan Dutro panjang lebar namun hanya mendapatkan tatapan hina dari Zigga.

"Aku akan ikut, tapi bukan untuk mendukung kalian namun aku akan melawan kalian. Aku tidak perduli siapa pemenangnya tapi yang jelas aku akan menjadi sniper utamanya." Zigga melawan ayahnya sendiri dengan tegas membuat jantung kak Jennifer seperti memburu, namun ia berusaha untuk tetap tenang.

"Kak, kelompok bawah tanah setuju jika Prilliya akan menjadi generasi ke empat untuk melanjutkan kontrak, namun mereka ingin Prilliya menikah dengan generasi ke lima kelompok bawah tanah. Apa kakak tahu siapa generasi ke lima dari kelompok bawah tanah?" tanya tuan Domani.

"Pah! Aku tidak mau menikah dengan kelompok bawah tanah! Papah tidak pernah merundingkan ini denganku!" tolak Prilliya mentah-mentah.

"Prilliya, Zigga dan juga Jennifer menolak untuk melanjutkan kontrak kelompok bawah tanah untuk mewakili Allison. Di sini hanya tinggal kamu yang memiliki status Allison yang tersisa!" Nyonya Nuttahana selaku ibunya dengan tegas ingin putrinya setuju.

"Pah, percuma jika aku menikah dengan kelompok bawah tanah karena kita hanya punya 20% grup ALLSO. Sedangkan Zigga memiliki 60% grup ALLSO dengan cara membelinya bukan mewarisi. Jika aku menikah dengan kelompok bawah tanah maka aku akan menjadi musuh Zigga seperti kalian sekarang yang terang-terangan ingin bersaing dengan Zigga!" Prilliya sangat tahu jika dia hanya akan di jadikan alat untuk menghancurkan keluarga sendiri.

"Dari pada bersaing, bagaimana jika kita semua bersatu untuk memutuskan kontrak dengan kelompok bawah tanah?" Jennifer membuka suara.

"Aku setuju!" seru Prilliya benar-benar tidak ingin menikah dengan kelompok bawah tanah yang terkenal dengan kekejamannya.

"Jika semudah itu maka kita semua sudah lepas dari kelompok bawah tanah sejak lama, tapi nyatanya sampai saat ini masih terbelenggu dengan mereka. Lagi pula ini bukan tentang uang, namun tentang komitmen dan harga diri Allison terhadap menepati kontrak yang ada. Kita bisa sampai di titik ini semua karena kaki mereka berjalan untuk kita."

Jelas Tuan Dutro membuat sidang kekeluargaan ini terasa percuma bagi Zigga.

Sekertaris Xenia berdiri dengan tegap di belakang Zigga dan juga dengan santai mendengarkan ayahnya berceloteh tidak ingat umur. Selalu berambisi namun dia sadar jika dia mati semua yang dia anggap harga diri tidak akan ia bawa sampai ke liang lahat.

"Zigga, Jennifer dan juga Prilliya, kalian harus tahu, jika keluarga kita sudah mendarah daging kelompok bawah tanah. Memutuskan kontrak sama halnya kita mengajak mereka untuk berperang. Kalian tahu bagaimana suami Jennifer meninggal? Itu karena suami Jennifer sudah membunuh keluarga dari kelompok bawah tanah, padahal anak dari kelompok bawah tanah yang sudah melecehkan Jennifer duluan dan suami Jennifer hanya berusaha untuk melindungi Jenni. Tapi apa, mereka tanpa ampun membakar hidup-hidup suami Jennifer."

Tuan Domani membuka luka lama bagi Jennifer.

"Semua tidak akan terjadi jika seseorang yang berambisi besar berusaha untuk melindungi keluarganya. Sayangnya, keluarga ini sangat menjunjung dirinya sendiri dan menganggap orang hanyalah sebuah sampah!"

Zigga melirik ayahnya dengan tatapan tajam.

Jennifer yang yang sudah mengetahui kebenarannya mencoba untuk menjelaskan namun di tahan oleh tuan Dutro.

"Aku tidak ingin membicarakan masa lalu Jennifer karena itu pasti akan menyakiti hatinya. Aku di sini hanya akan berpesan pada Zigga, jika kamu ingin selamat jangan ikut campur untuk urusan Takeceba. Tapi jika kamu tetap ingin ikut campur dan berusaha untuk memutuskan kontrak dengan kelompok bawah tanah, aku tidak dapat menjanjikan jika kamu akan selamat kali ini."

Tuan Dutro mengingatkan.

"Kenapa Zigga tidak akan selamat, aku akan berdiri di sampingnya dan aku akan menyerahkan saham grup ALLSO yang di wariskan padaku sebesar 20% untuk Zigga. Dengan kekuatan 80% Zigga pasti mampu melepaskan keluarga Allison dari kontrak dengan kelompok bawah tanah!"

Prilliya dengan berani terang-terangan jika dia akan membela Zigga.

"Meskipun aku tidak memiliki saham di grup ALLSO, namun aku memiliki saham di beberapa perusahaan besar Allison seperti saham di rumah sakit sebesar 30% dan salah satu hotel Allison yang sudah menjadi atas namaku aku sumbangkan untuk Zigga."

Kak Jennifer pun bersedia menguras habis hartanya untuk membiayai Zigga.

"Prilliya! Apa yang kamu katakan!" Nyonya Nuttahana mencoba menegur anaknya, sebab jika sampai Zigga kalah maka mereka tidak akan punya apa-apa lagi.

"Nutthana, ini adalah urusan Allison, kita hanyalah orang luar, kita tidak bisa ikut campur urusan mereka." Nyonya Eveline mencoba menegur batasan Nuttahana.

"Kak, kita ini ibu dari mereka, bagaimana bisa kita membiarkan anak-anak kita salah memilih jalan?" Nutthana nampak tidak terima.

"Lalu, apakah yang suami kita lakukan itu sudah berada di jalan yang benar?" Nyonya Eveline memperingati.

"Setidaknya kita selalu aman dan tidak kekurangan uang. Suami kita melakukan ini bukan karena keinginan mereka juga, tapi gara-gara orang di sana!" tunjuk makam. "Yang sudah membuat kontrak berbahaya sehingga suami kita tidak berdaya untuk melanjutkannya!" Nyonya Nuttahana terlihat marah dan kesal.

"Mah, apa mamah ingin aku menikah dengan kelompok bawah tanah? Apa menurut mama aku akan aman? Apa mama tidak pernah mendengar berapa kali para ketua kelompok bawah tanah Gonta-ganti istri, bahkan ada istri yang mati di tangan mereka? Apa mama ingin aku menjadi wanita yang sangat menyedihkan?" Prilliya merasa sangat sakit hati dengan keputusan ibunya yang sangat membela untuk melanjutkan kontrak dengan bawah tanah dengan dalih menjaga keamanan.

"Prilli, bukan begitu sayang, mamah hanya-"

"Aku tidak butuh semua harta kalian untuk mendukung ku. Aku berjanji, aku akan melepaskan kontrak dengan kelompok bawah tanah dan membebaskan Allison dari jerat ini dengan kekuatan ku sendiri."

"Zigga? Kamu tahu bagaimana caranya lepas dari kelompok bawah tanah sedangkan kontrak itu masih ada sisa 20 tahun lagi?" Tuan Domani memperingati Zigga. "Caranya adalah kamu harus membunuh ayahmu dan aku sebagai pemberontakan. Apa kamu ingin membunuh kami?"

"Jika begitu mari kalian bekerja sama denganku?" tawar Zigga.

"Jika begitu yang mati bukan hanya aku dan Domani, namun semua keluarga kita bisa mati, kamu sangat paham apa isi dari kontrak yang sudah aku dan Domani tanda tangani." Tuan Dutro kembali memberi peringatan.

"Baiklah, lagian kalian sudah cukup tua untuk menghabiskan waktu di bumi, lebih baik mati dengan cepat dari pada menyia-nyiakan usia dengan melakukan perbuatan dosa terus menerus!"

Zigga nampak sangat angkuh dan tidak peduli.

Zigga tidak tahan lagi berada di tempat itu karena semuanya akan sia-sia. Jika pada akhirnya dia berdiri sendiri, lebih baik pergi sesegera mungkin dari pada buang-buang waktu.

Prilliya pun berdiri dan meninggalkan tempat karena ia pun sangat kecewa karena namanya disebut-sebut untuk melakukan perpanjangan kontrak dengan kelompok bawah tanah.

Tuan Domani terlihat tidak percaya jika ponakannya yang gila dengan berani ingin membunuh dirinya dan ayahnya sendiri hanya demi untuk memutuskan kontrak.

Nyonya Nuttahana pun nampak geram hanya bisa diam. Sedangkan Nyonya Eveline hanya bisa menahan sesak di dadanya melihat keluarga yang sangat ia cintai kini akan berakhir seperti ini.

Sedangkan Jenni dia terus menatap ayahnya berharap ayahnya mau berkata jujur pada Zigga supaya Zigga tidak membunuhnya. Jenni benar-benar tidak bisa melihat ayahnya mati di tangan adiknya sendiri.

Namun tuan Dutro hanya diam dan wajah datarnya terlihat acuh tak acuh dengan ancaman sang putra. Namun, ia diam-diam setuju, usianya sudah tua, mungkin inilah akhir dari semua dosa-dosa yang ia lakukan selama ini..

.......